27| Misi Untuk Baruna

29 9 36
                                    


-Bilang cinta sama orang itu gampang, yang bikin susah cuma satu. Gengsi.-

***

Saat Baruna susah lenyap diambang pintu, senyum di sudut bibir Metari terbit, raut kecewa tidak lagi terlihat di lekuk wajahnya. Gadis itu tersenyum begitu lebar meluapkan emosi yang sedari tadi ia tahan.

"Yes misi pertama berhasil," ucapnya penuh kemenangan.

Metari menarik cepat benda pipih yang terselip di saku rok. Membuka grup obolan yang baru saja di buat kemarin oleh Deffan.

-Misi Untuk Baruna-

Metari: Misi pertama berhasil;)

Carel: Bah mantap, udah gue bilang Baruna udah ada serbuk-serbuk cinta sama elo ta

Angkasa: Hari ini gue jamin dia bakal jujur sama elo, kalau dia cemburu

Deffan: Felling gue dia udah suka sama elo, dan Baruna keliatan cemburu kalau elo deket sama cowok lain, apa lagi Angkasa.

Angkasa: Gue rasa juga gitu.

Gladis: WOI BELAJAR, @DEFFAN BEJAR GAK, MATIIN PONSELNYA!!

Deffan: Iya sayang, iya.

Carel: WOI INI GRUP!! BUKAN ROOM CHAT, GAK TAU APA TEMEN" PADA JOMBLOHHH!!

Metari: Oh bener belajar dulu wkwkwk, but thanks guys;)


Metari langsung mengakhiri obrolan mereka.
Grup misi untuk Baruna dibuat kemarin malam oleh Deffan, pria yang peka saat membaca situasi. Awalnya Carel yang mengadu pada Angkasa dan Deffan tentang curhatan Baruna, saat itu lah Deffan memiliki ide untuk membantu Metari membuat Baruna jujur dengan perasaannya. Jika dilihat-lihat Baruna memang cemburu namun terlalu gengsi untuk mengakui, atau bahkan mungkin saja pria itu sudah menyukai Metari, namun terlambar untuk menyadari.

Sebuah perasaan yang dia sendiri sulit untuk bisa memahami.

***

"Fan, Fan bagi kecap dong," heboh Carel saat Deffan sudah duduk di samping Gladis. Padahal bisa saja Carel mengambil di meja yang lain.

Memang dasar pria itu tidak suka melihat Deffan bahagia barang sedetik. Jam istirat sudah berbunyi lima sepuluh menit yang lalu, dan untuk kali ini Gladis datang menemui Deffan mengajak pria itu makan bersama di kantin--jurusan IPA.

"Yaelah itu kan ada Rel," sela Baruna yang sudah menyantap bakso pesanannya. Deffan mendengus menyerahkan kecap pada Carel.

"Ye beda dong, kecap yang ini beda ama yang ono," kelakarnya semakin menjadi. Baruna geleng-geleng memilih mengabikan.

"Woi, bilang aja lo gak mau liat gue seneng," kesal Deffan menatap cengok ke arah Carel.

"Sayang boleh aku banting gak temen mu itu, banyak tingkah aku gak suka," cetus Gladis dingin, matanya menatap lekat tepat di manik Carel membuat bulu kuduk pria itu meremang. Carel hanya menatap Gladis dengan alis tertaut.

"Buset ganas banget pacar lo Fan," setus Carel langsung menuju mejanya, duduk di samping Baruna. Pria itu juga tengah menikmati bakso yang baru saja ia pesan.

Baruna tertawa geli melihat wajah Carel. "Banting aja Dis, gue ikhlas," kelakarnya tidak manusiawi.

"Jangan sayang kasihan, masih jomblo," seru Deffan dengan tawa geli. Gladis ikut tertawa. sesekali menyuapi Deffan nasi uduk yang ia pesan.

Happy Sunset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang