Bercanda tidak lagi lucu jika sampai melukai hati orang lain.
***
Dengan langkah gontai Baruna memasuki rumah, samar-samar ia bisa mendengar tawa nyaring Carel yang berhasil menusuk gendang telinganya. Pria itu baru saja pulang setelah mengantar Metari pulang lebih dulu. Ibunya yang sibuk menonton drama di ruang tv sampai mendongak mendengar tawa nyaring Carel, kemudian beralih, sadar Baruna baru saja pulang.
"Bar, udah selesai latihan gitarnya?" tanya Reta-Ibunya. Kalimat Reta berhasil membuat Baruna mengerjap sesaat.
"Udah Ma," balasnya cepat.
"Beneran latihan gitar kan?" tanyanya tidak percaya. Baruna menyengir lebar, memperlihatkan lesung pipinya. Kalau sampai Reta marah, nama Angkasa harus dia seret juga.
"Bener Mama sayang, Baruna naik dulu Ma," balasnya cepat.
Pria itu langsung berlari kecil menaiki tangga. Dengan langkah panjang Baruna membuka pintu kamar. Matanya mendelik mendapati sudara dan juga kedua temannya tengah asik bercengkrama diatas kasur empuknya. Lantas saja Baruna melempar asal tas memilih duduk di atas sofa.
"Anggep aja kamar sendiri," cercanya sewot. Carel yang mendengar mengabaikan, sementara Angkasa menaruh gitarnya menatap Baruna dengan alis tertaut.
"Kemana aja dari tadi?" heran Angkasa namun tidak Baruna indahkan, pria itu malah sibuk bersandar di sandaran sofa.
"Gila mukanya Gladis lucu-lucu banget," kelakar Carel masih betah mentertawai Deffan.
"Diem lo kutu, gara-gara elo ni Gladis jadi ngambek kan sama gue," sewot Deffan yang masih sibuk menghubungi Gladis.
"Kenapa lagi cewek lo Fan?" tanya Baruna tiba-tiba, dari tadi ia tidak mengerti apa yang tengah mereka bicarakan.
"Ini si kutu masak pap-an Gladis dijadiin meme, kan ngambek anaknya sama gue" kesal Deffan namun Carel sama sekali tidak ada rasa bersalahnya.
Baruna yang mendengar mengerjap, heran dengan kelakuan Carel, seolah-olah semua tingkahnya tidak akan membuat orang lain kesal.
"Elo tu Rel enggak boleh kaya gitu, si Gladis pasti kesel lah mukaknya elo jadiin meme," sela Angkasa menimpali. Dari tadi meski ia ikut tertawa melihat wajah Gladis yang terlihat lucu, namun tetap saja ia jadi tidak enak pada Deffan, wajah pria itu semakin pias menyadari pesannya tidak kunjung check list dua.
"Idih tadi elo ikutan ketawa Fan, elo juga Sa," bela Carel seolah mengingatkan Angkasa dan juga Deffan.
"Emang gimana sih mukaknya sampai dia marah kaya gitu?" cerca Baruna yang semakin penasaran. Carel tertawa lagi, menunjukan ponselnya pada Baruna.
Baruna terkejut, sesaat ia menutup mulut menahan tawa yang memaksa mengudara. Nyatanya tawanya nyaris meledak melihat wajah aneh Gladis dengan mata menyipit, ditambah bibirnya yang tertarik menirukan gaya seperti monyet. Lengkap dengan tulisan. "Belai aku bang,"
Tidak hanya satu tapi hampir sepuluh meme. Ada juga saat gadis itu tengah menggunakan masker wajah, atau saat wajahnya sengaja dibuat jelek.
Ah Carel bercandanya tidak lucu.
"Lucu kan Bar hasil karya gue,"
"Enggak!" sewot Baruna cepat.
"Terus gimana sama Gladis Fan?" Deffan menoleh dengan wajah lemas.
"Diblok gue," balasnya.
"Seriusan?" sela Angkasa. Carel yang mendengar memasang wajah terkejut, ia bahkan menutup mulut mendramatis ekspresinya, menahan tawa yang semakin memaksa mengudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Sunset
Teen Fiction#Follow dulu ya Luplup💜 Update tiap hari selasa, kamis dan sabtu. Ps: kalau gak update hari itu berarti update di hari besoknya:)# *** -Kisah cinta ini seperti mactha late, punya rasa pahit yang khas- Metari bukan gadis yang pantang menyerah, sela...