36. Broken

510 37 4
                                    





















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













36. Broken









Akhir-akhir ini Rega jadi lebih pendiam. Kadang ketika jam sekolah masih berlangsung cowok itu sudah pergi entah kemana, hanya mengirim pesan untuk meminta maaf karena tidak bisa mengantar Aurel pulang. Meski begitu bungsu Adrian tidak mempermasalahkannya sama sekali. Aurel tahu Rega disibukkan dengan problem keluarganya. Sebenarnya bukan tidak peduli dan tidak memperhatikan keadaan Rega, Aurel hanya menunggu cowok itu sampai siap menceritakan segalanya dan menjadikan bahu Aurel sebagai sandaran dikala lelah.
Setelah satu minggu kejadian di rumah Rega, pemuda itu akhirnya kembali mengantar Aurel pulang. Keadaan di dalam mobil cukup hening sebelum Rega bersuara,
"Rel..."

"Ya?" Cewek yang tengah memangku bantal leher doraemon itu menoleh.

"Ada yang mau aku omongin nanti malem." Sambil masih memfokuskan pandangan ke jalan di depan sana Rega mengutarakan maksudnya. Raut cowok tersebut datar, namun Aurel melihat dia resah dan banyak pikiran.
Bungsu Adrian tercenung. Ada apa dengan Rega? Pemuda itu memang sedang memiliki masalah keluarga tapi, kenapa Aurel merasa seolah hubungan mereka juga berada dalam problem yang ia sendiri tidak mengerti? Sikap Rega yang terlalu tertutup membuat Aurel takut jika semuanya tidak sesederhana yamg terlihat.

"Eum, oke. Jam berapa?"

"Jam delapan."














⏳🎭⏳🎭














Malamnya, Aurel bersiap dengan semangat empat lima. Mengenyahkan segala pikiran buruknya siang tadi. Yang ia ingat, seminggu yang lalu Rega sempat berjanji untuk membawanya ke Senayan. Yah, meskipun Aurel menolak tapi ia tahu Rega tidak mudah mengalah. Kebetulan ini adalah malam minggu, pas sekali dengan janji Rega sebelumnya.

Belum jarum jam menunjuk angka delapan mobil Rega sudah bertengger manis di depan gerbang istana keluarga Adrian. Untungnya Aurel sudah selesai dengan acara prepare-nya. Gadis itu memamerkan senyum terbaiknya pada sang pacar, Rega membalas. Namun ada yang aneh dari senyum cowok itu. Wajahnya terlihat tegang, bahkan lebih dari tadi siang. Senyumnya tidak sampai ke mata seolah hal itu berat ia lakukan.

Lima belas menit mobil dalam keadaan hening. Rega yang sibuk dengan pikirannya yang berkecamuk. Sedang Aurel memilih untuk menatap jalan lewat kaca samping. Namun, ternyata jalan yang mereka lalui berbeda dengan perkiraan Aurel.

"Ga, kita mau ke mana sih?" Cewek itu tidak tahan untuk bertanya. Rega diam, hanya meraih jemari Aurel dan menelusupkan miliknya di tangan lembut tersebut.
Beberapa saat kemudian pertanyaan Aurel terjawab ketika mobil berhenti di sisi jembatan gantung yang lumayan sepi. Hanya satu-dua kendaraan yang lewat.

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang