43. Rega itu bego!

482 34 4
                                    



















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















39. Rega itu bego!












Hari ini Aurel merasa jauh lebih baik meski dengan hidung tersumbat. Untungnya semalam panasnya juga tidak kambuh lagi. Jadi dengan sedikit membujuk, gadis itu akhirnya diperbolehkan pulang oleh Desi dengan syarat yang membuat Aurel kembali pusing. Wanita setengah baya itu tidak memperbolehkan Aurel menyetir dan malah meminta Rega yang mengantarnya pulang.

"Ma..." Aurel merengek. Namun Desi hanya menggeleng tegas.

"Dia jagain kamu loh semaleman. Bilang makasih dong."

Aurel cemberut. Sedikit tidak percaya dengan apa yang dikatakan Desi. Benarkah Rega segabut itu sampai menunggui Aurel sepanjang malam? Lagian nih kalau di pikir-pikir, mungkin saja Rega bersikap lembut hanya berniat simpati sebagai seorang mantan.

"Ma, Aurel dianter Reza aja deh, gak pa-pa."

"Kamu gak inget? Reza kan sekolah."

Aurel menepuk jidat, "Mama aja deh yang nganter, ato sopir gitu, Ma." Ya, siapa saja asal bukan Rega. Sungguh, Aurel bisa membayangkan secanggung apa ia jika sampai berdua saja dengan Rega.

"Enggak bisa, sayang. Mama ada arisan bentar lagi, gak keburu. Mang Tarjo sopir satu-satunya tapi udah Mama minta buat anter Mama." Desi beralasan. Padahal intinya dia hanya mau Aurel pulang dengan Rega. Mereka memang harus diberi ruang berdua agar bisa memperbaiki semuanya. Padahal masih sayang, cuma mereka sama-sama penakut saja.

Endingnya, Aurel tetap harus pasrah saja. Apalagi saat Rega sudah terlihat menuruni tangga dengan kunci mobil di tangan. Senyum cerah Desi mengantar kepergian dua anak muda tersebut seolah mereka akan pergi bulan madu saja.

Sedang Aurel rasanya ingin kabur ketika sadar mereka sudah di dalam mobil dan kaki jenjang Rega sudah menginjak pedal gas. Dan lagi, apakah hanya perasaan Aurel atau saat ini aura di sekitar Rega memang terasa berat? Rautnya dingin sekali dengan alis yang menukik tajam seolah tengah berfikir keras. Aurel menggigit bagian dalam bibirnya tanpa sadar. Sikap ini jelas berbeda dengan yang ia lihat kemaren. Bukankah saat itu Rega sudah bersikap lembut dan perhatian? Atau mungkinkah kemaren Aurel hanya berhalusinasi karena efek demam? Hell no, bahkan bekas kecupan Rega di puncak kepalanya masih bisa ia rasakan sampai saat ini. Sialan Rega Alvaro. Apa dia mencoba untuk mempermainkan perasaan Aurel?
Sekalipun Rega sudah tidak menaruh perasaan padanya, Aurel tetap harus bicara dengan cowok itu. Aurel sadar karena dirinyalah Rega mengalami masa-masa sulit. Ia tidak tahan untuk tidak merasa bersalah dengan apa yang menimpa keluarga cowok itu. Setiap malam Aurel sering didatangi mimpi buruk tentang bayangan saat Rega menghadapi masalah itu sendiri, tentang betapa kalutnya cowok itu namun Aurel malah meninggalkannya sendiri dan sibuk menyalahkan Rega atas patah hatinya.

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang