13. Morning War

718 58 2
                                    














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















13. Morning War



Cowok itu tinggal selama lima belas menit yang bagai lima belas tahun bagi Aurel, di ruangan penuh aroma parfum ini hanya untuk berbincang dengan sang pemilik gym yang ternyata adalah om nya sendiri. Rega sialan.

Aurel malah seperti orang bodoh yang mengintili cowok bermarga Alvaro itu kemanapun.

"Jadi, lo kesini cuma buat tanya om apa kabar doang?"

"Lo pikir?"

"Ya nge gym gitu masa nyalon." Otak cowok ini dimana sih?

"Trus lo mau ngapain kalo gue nge-gym? Mantengin ampe mata lo copot?"

Ah, benar juga. Membayangkan Rega yang hanya mengenakan kaos dan sibuk dengan berbagai peralatan fitness sedang Aurel yang sejak tadi enggan meninggalkan sisi cowok itu karena merasa terancam nyawa, masa iya ia juga mengintilinya saat 'bermain' dengan treadmill, dumbbell, barbell dan pectoral machine-nya? Memang Aurel buntut apa?

"Gue... pusing kalo ngomong sama lo." Aurel berdecih mengasihani diri sendiri. Bisa-bisa nya ia tertarik pada sosok disampingnya ini.

"Habis ini gue anter pulang." Rega memarkirkan Civic nya didepan sebuah cafe bergaya klasik. Aurel melotot.

"Gak perlu!" Ia mengatupkan mulut spontan ketika mendapatkan lirikan maut lewat ekor mata putra tertua Alvaro,

"Maksudnya lo gak perlu repot gini." Aurel blank, bingung harus beralasan apa, "lain kali aja, Ga."

"Alasan lo?" Rega masih bersikukuh. Mereka tidak jadi keluar dan tetap duduk di mobil.

"Karena... engh... lo kan capek, rumah kita gak searah jadi---"

"Dari mana lo tau rumah kita gak searah?"
Mampus, gan! Tadi Aurel kan memang asal ceplos. Aish, harus berkelit bagaimana lagi ini?

"Duh, Ga, please dong." Ngapain juga sih harus memperdebatkan hal tidak penting seperti ini?

"Dan kenapa gue harus nurutin lo?"

Rega semprul! Sudah tak terhitung berapa kali ia menyerapahi Rega dalam sehari ini. Cowok itu menghabiskan banyak tenaga Aurel hanya untuk bersabar menghadapi tingkah menyebalkannya yang sungguh diluar batas kekampretan.

"Rega, gue gak mau debat. Gue lapar jadi... ayo makan." Aurel tau ia cukup tak tau diri, sudah untung ada orang yang sudi berteman dan mengajaknya jalan tanpa gengsi tapi dirinya masih sok jual mahal saja. Namun, kalian yang mengerti tolonglah beri Aurel dukungan karena dirinya masih belum bisa mengungkapkan kebenaran itu pada Rega.

Rega beranjak tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Ia benar-benar hanya ingin tau sedikit tentang cewek itu, sedikit saja apakah Rega salah? Kenapa Aurel masih terus menutup diri seperti ini?


















Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang