30. PMS

623 37 5
                                    











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














30. PMS









"Cika," Untuk yang kesekian kalinya Aurel memanggil, namun sahabatnya itu masih tak beralih dari cermin di tangannya. Padahal Aurel ingin pamer handphone barunya---hasil dari ngisengin Rega tadi pagi.

"Udah. Yuk ke kantin." Keterlaluan. Aurel mencebik ketika Cika malah langsung beranjak pergi alih-alih menanggapi panggilannya.

"Rel, cepet dong. Tadi keburu, gimana sih?"

"Terserah lo deh, Cik." Aurel mengentakkan kaki kemudian berlalu mendahului Cika. Masa bodoh dengan cewek itu yang mengomel di belakang sana. Apa Cika lupa sehancur apa mood Aurel jika sedang PMS?

"Lo main ninggal aja sih. Itu muka juga, udah kek jemuran gak di setrika, ew."

Aurel diam saja. Cika ngomong dari A sampai Z pun tidak ia tanggapi. Hingga mereka sampai di kantin dan pandangan Aurel jatuh pada meja agak tengah yang yang sudah terisi oleh Alvin, Tito, Riko ditambah Rega.

"Assalamualaikum!"

"Wa'alaikum salam, astaghfirullah innalillahi!"

"Ngagetin aja lo, Rel. Untung gue gak punya riwayat jantung."

"Lebay lo, kak. Cowok gue biasa aja."

"Aelah, Rega udah terbiasa kali. Aslinya mah dia depresi punya pacar hiperaktif kek lo."

"Ya Allah, kak Riko..." Mulut Aurel menyebut nama Riko namun matanya memandang Rega dengan berkaca-kaca. Bibirnya mencebik ke bawah macam bocah tersesat di tengah hutan. Gadis tersebut menarik pelan lengan seragam Rega membuat sang empu menahan nafas. Kapan Aurel akan berhenti bertingkah menggemaskan seperti ini?

"Rega..."

"Hm?"

"Kak Riko masa... jahat."

"Mau aku apain?"

"Patahin kakinya."

"Hoi!" Riko bergidik hanya membayangkannya, "Lo abis nonton film thiller apa gimana? Muka lo kek psikopat, Rel, sumpah."

"Kak Alvin..."

"Mending lo diem deh, Ko." Alvin berucap sambil menendang kaki Riko di sebelahnya sampai berbunyi.

"Gila! Vin, sakit bego."

Alvin memberi isyarat mata agar Riko tidak lagi protes. Masalahnya Aurel sedang dalam mode senggol dikit bacok. Gadis tersebut tengah datang bulan, dan Alvin sudah sering menjadi korban kekesalan tak beralasan sang adik ketika hal itu terjadi.

"Sumpah, lo pada kenapa sih? Aurel tuh gak boleh dimanjain nih gue kasih tau. Lo berdua malah nurut aja disuruh ini itu. Heran gue. Most wanted mental babu emang adanya di Adriano's doang. Satu abangnya, yang satu pacarnya. Rel, lo kasih makan apa sih ampe nurut gini? Mereka---"

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang