38. Keluarga

441 37 0
                                        











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







38. Keluarga








"Maafin Rega, Pa!" Rega menundukkan kepala di hadapan sang ayah. Merasa dialah penyebab Tirta di penjara.

"Kamu gak salah. Papa gak pernah nyalahin kamu atas apa yang kamu lakuin selama hal itu gak salah, iya kan?".

Rega mengangguk. Ia tahu sejak dulu papanya tidak pernah menyalahkannya. Ketika ia berbuat satu keselahan, pria yang memiliki pengaruh besar dalam hidupnya itu akan menasehatinya dengan begitu sabar, hingga ia tak akan pernah tega jika sampai mengecewakan pria yang sudah mendidiknya itu sekecil apapun.

"Sekarang, Papa mau tanya. Jadi... gadis yang datang sama kamu hari itu adalah orang yang sama yang bikin Papa masuk sel?"

"Pa... Rega kan udah minta maaf."

"Haha... iya Papa bercanda." Tirta menepuk bahu putranya sambil tertawa melihat wajah murung cowok itu.

"Namanya Aurel, Pa."

"Ah, iya... Aurel. Dia cantik loh, Ga, dan kelihatannya baik. Mama kamu juga kelihatannya suka banget sama dia. Kamu... masih mertahanin dia kan?"

Rega terdiam lama.

"Kami... putus, Pa."

Tirta menggeleng mendengar penuturan anaknya.

"Aku gak tau.Waktu itu aku pikir keputusan aku udah tepat, supaya Papa cepet bebas dan Aurel gak dalam bahaya."

"Harusnya kamu gak perlu ngelakuin itu, Rega. Tapi Papa tetap hargai keputusan kamu. Kamu udah besar, bisa mempertimbangkan mana yang baik dan buruk." Kepala keluarga Alvaro itu menghela nafas.

"Rega gak tau. Rega bener-bener takut Aurel kenapa-napa kalo Rega gak cepet nurutin Morgan."

"Papa ngerti. Sekarang gimana? Kamu gak mau ngejar Aurel lagi? Papa tau kamu masih suka sama dia."

Cowok jangkung itu menggeleng dan terkekeh pahit, "Terlalu gak tau diri kalo Rega deketin Aurel lagi setelah nyakitin dia kek gini."






Di sisi lain, Mama Rega terlihat begitu bahagia seharian ini. Jelas sekali kebahagiaan itu hadir karna Tirta akhirnya bisa bebas dan terbukti tidak bersalah. Meski dia tidak tau persis sepertia apa kasus yang menimpa suaminya itu tapi setidaknya Rega sudah menyatakan bahwa itu hanya fitnah dan sudah di tangani. Ia tidak perlu cemas lagi. Apalagi suaminya juga berkata demikian.
Sore ini, perempuan itu tengah memasak untuk makan malam. Meski setiap harinya dia sudah menyuguhkan makanan yang enak. Namun kali ini berbeda. Desi berkata ingin memasak menu yang lebih istimewa untuk menyambut kedatangan sang suami. Jadilah sore ini dapur terlihat sedikit lebih sibuk dari biasa nya. Untung ada si bibi yang membantu.

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang