5. Berteman

948 87 2
                                    















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Mobil tersebut menderu lembut memasuki parkiran SMA. Adriano's. Beberapa siswi serempak menoleh, terlanjur hafal dengan keluaran Honda berwarna ungu metalik tersebut. Sebagian dari mereka bahkan rela menghentikan kegiatan hanya agar bisa memanjakan mata dengan salah satu makhluk indah ciptaan Tuhan bernama Rega Ravello Alvaro. Si batu es.

Rega. Cowok itu baru saja keluar dari area parkir ketika kedua netra hitamnya menangkap sosok Aurel yang tengah tertawa bersama Cika tepat sepuluh meter di depannya. Ia terpana untuk beberapa saat, seolah menemukan sesuatu yang berharga. Rega, tidak ingin mengatakan ini, tidak meskipun ia mengakuinya dalam hati namun, Aurel barusan memang tampak begitu cantik ditengah tawanya yang terdengar samar-samar akibat jarak yang terbentang diantara mereka. Meski pemandangan itu cukup singkat karena Aurel yang sudah berpaling kelain arah tapi, Rega dapat merasakan hal lain dalam dirinya. Jantung cowok itu berdetak cepat. 'Sial!' Rega memukul kepalanya pelan.

Akhir-akhir ini Rega jadi sering memperhatikan Aurel semenjak dirinya yang tiba-tiba tergerak menolong gadis itu dari bully-an Dona dkk. Mulai dari kebiasaannya yang setiap pulang-pergi sekolah dengan taksi online, hingga hal terkecil seperti membayar makanan kantin dengan uang merah bergambar salah satu mantan presiden Indonesia setiap harinya.

Rega bukan orang yang suka kepo dan senang mencampuri urusan orang lain namun, dengan Aurel ia merasa berbeda. Rega benar-benar ingin tau segala hal tentang gadis itu. Mungkin, Rega hanya merasa penasaran karena menurutnya Aurel itu terlalu aneh. Banyak hal yang Rega temukan dan tak seirama dengan sosok Aurel yang ia lihat selama ini. Hingga akhirnya Rega berani menyimpulkan, Aurel punya rahasia.
Rega sebenarnya tidak sedingin yang semua orang kira. Menurutnya sendiri, sifat cueknya tersebut karena pada dasarnya Rega memang tidak pernah suka berbasa-basi dengan orang yang tidak ia kenal dengan baik. Di rumah, Rega tetaplah anak yang sayang keluarga.

Cowok itu juga mempunyai teman untuk sekedar berbagi cerita, bermain game dan berolahraga basket seperti layaknya cowok pada umumnya. Namanya Reza, adik kandung Rega yang masih kelas sepuluh SMA. Mereka terpisah karena memiliki pilihan sekolah yang berbeda. Sifat mereka sama. Terlalu asik dengan dunia mereka yang hitam-putih membuat nilai interaksi sosial dua cowok tampan itu berada di fase yang memprihatinkan.

Kembali lagi pada Rega. Pemuda yang kini berjalan menuju gedung sekolah itu masih memperhatikan sosok Aurel dari jauh sambil bertanya-tanya, mengapa ia begitu tertarik pada spesies macam itu sedangkan gadis-gadis cantik diluar sana pasti tidak akan menolak jika didekati cowok seperti dirinya.

Masih sibuk dengan pikirannya sendiri, Rega tanpa sengaja menoleh ke atas. Di koridor lantai dua gedung IPA matanya menangkap sosok Dona dan babu-babunya tengah memegangi sebuah ember yang entah apa isinya. Mereka tampak cekikikan mengamati sesuatu di bawah sana. Alis Rega terangkat heran sembari mengikuti arah pandang cewek-cewek itu. Aurel dan Cika. Mereka ingin mengerjai dua orang itu ternyata. Tapi, apa pedulinya? Tidak mungkin kan Rega harus menolong gadis nerd itu untuk yang kedua kalinya? Harusnya ia diam saja, harusnya Rega tidak peduli karena, ini bukan sama sekali urusannya. Tapi sial! Sesuatu didalam dirinya menuntut Rega untuk peduli. Cowok itu menyeringai kesal.

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang