40. The hidden

466 36 0
                                        











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














40. The hidden





Siang ini Aurel benar-benar dibuat penasaran tentang perkataan Reza. Semalam ia bahkan hampir tidak bisa tidur memikirkan hal itu. Setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya Aurel memutuskan untuk menjemput sendiri cowok itu ke sekolahnya. Lagian Bunga Bangsa tidak terlalu jauh dari Adriano’s.

Merasa mobilnya sudah mendapat lokasi yang strategis dan tidak terlalu dekat dengan gerbang agar tidak terlalu menarik banyak perhatian, gadis itu keluar. Memastikan saja takut Reza tidak bisa melihatnya. Barusan ia juga sudah mengirim pesan, namun sepertinya Reza belum keluar dari kelas. Gerbang pun masih tertutup meski beberapa kendaraan pribadi sudah terparkir di sekitar sana untuk menjemput para murid. Mungkin tidak lama lagi.

Dan benar saja dugaan Aurel. Belum ada lima menit, ia melihat siswa-siswa berseragam keluar dari sana. Walau berusaha untuk tidak terlihat mencolok nyatanya beberapa siswa kini mulai memperhatikan eksistensi Aurel. Ia akhirnya diam. Pura-pura sibuk dengan hp di tangan, padahal dia hanya scroll instagram.

“Anak mana? Bening banget woi.”

“Adriano’s. Tuh liat seragamnya.”

“Emang di Adriano’s boleh ngecat rambut? Keren sih anjir.”

“Kek gak asing gitu wajahnya, iya gak sih?”

“Gue juga mikirnya gitu. Tapi gak mungkin kita kenal…”

“Tau gitu gue sekolah di Adriano’s aja. Delapan kali rambut gue disalonin guru BK gegara ngombre doang.”

“Kita samperin aja gimana?”

“Ck, ayolah, man. Cewek secantik itu mustahil dianggurin.”

“Gaslah. Bakal nyesel seumur hidup gue kalo belum nyoba yang ginian.”

“B*ngsat. Buruan jangan bacot doang, anjir. Ntar keburu pergi.”

“Siapa nih yang duluan? Gue aja gimana?”

“Enak aje. Barengan lah bego.”

Aurel menyesal keluar dari mobil. ‘Gue telfon aja kali ya?’ Ia membatin ketika melihat beberapa siswa seolah ingin mendatanginya. Baru akan menekan tombol call pada kontak Reza suara klakson motor yang terasa mendekat menghentikan pergerakannya. Aurel menoleh lantas tersenyum melihat orang yang ia tunggu.






Reza berhenti tepat di depan gadis itu hingga cowok-cowok yang tadi hendak mendatanginya langsung menghentikan langkah.





“Sial. Itu cowoknya?”

“Dia Reza, lo pada gak tau? Cewek kelas kita suka ngomongin dia.”

“Ah, gue sering banget denger namanya. Ampe muak anjir.”

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang