45. Bukan balikan

523 38 2
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Tunggu ... tunggu, dengerin aku dulu." Masih berusaha mengatur nafas, Rega kian memperpendek jarak diantara mereka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu ngapain ke sini?" Aurel gagal fokus dan balik bertanya. Rega di depannya berdiri. Membuat Aurel harus mendongak menatap cowok yang masih saja terlihat tampan sekalipun terlihat kelelahan itu.

"Kita ngomong ya, bentar aja." Rega terlihat memohon.

Aurel masih kebingungan dan hanya mengangguk. Ia menurut saja ketika cowok itu membimbingnya berdiri. Tidak menyangka jika Rega akan menggenggam kedua tangannya dan menatap Aurel lekat.

"Rel, aku... aku gak pernah nyalahin kamu buat semua yang udah terjadi. Aku sedikitpun gak pernah benci sama kamu. Waktu itu ... alasan kita putus emm- mungkin kamu udah tau. Aku bener-bener minta maaf, maaf udah nyakitin kamu. Maaf karena aku bodoh, terlalu pengecut sampai gak bisa lindungin hubungan kita. Aku sadar ... aku tau kamu tersiksa karena semua hal bodoh yang aku lakuin. Karena, karena aku juga sama. Aku juga ngerasain apa yang kamu rasain. Ngeliat kamu sakit, aku lebih sakit. Tiap liat kamu sedih, aku selalu maki diri aku sendiri." Rega terkekeh pahit, "Malu banget gak sih, aku yang selalu bikin janji buat jagain kamu dan gak pernah nyakitin kamu malah jadi orang yang bikin kamu kecewa?"

"Dan ... buat semua hal yang aku sembunyiin dari kamu, aku cuma gak mau kamu malah ngerasa bersalah. Aku takut setelah tau kamu ngerasa sedih." Rega berhenti. Kehilangan kata untuk diucapkan. Padahal rasanya masih banyak yang harus ia sampaikan pada Aurel. Setidaknya sebelum cewek itu benar-benar pergi, jika Rega memang sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Pokoknya ... maaf." Bisiknya diakhir. Tidak tau lagi harus berkata apa selain maaf.

"Rega bisa nggak sih gak usah minta maaf terus." Aurel berkata jengah dengan suara bergetar. Sungguh ia benci dirinya yang mudah menangis seperti ini. Lagian Rega kenapa sih? Nggak biasa-biasanya cerewet gini. Mending cuek kek, gak usah pake muka melas gitu. Jadi Aurel lebih mudah ngadepinnya.

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang