8. Jujur jangan?

914 80 2
                                        

  










  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  













Sabtu malam, didalam mobil Alvin.

"Kita mau kemana?" Cika membuka suara membuat sang pacar menoleh.

"Hm... kamu keberatan gak kalo malam ini kita di rumah aku aja? Kasian Aurel, tiap malam minggu dia ngomong sama guling." Pinta Alvin setengah bercanda. Cika tergelak.

"Gak papa lah. Aku gak keberatan kalo itu menyangkut Aurel."

Alvin tersenyum sembari mengacak puncak kepala gadisnya penuh perhatian.

"Ya udah, kita mampir supermarket dulu beli cemilan."

Cika mengangguk tersenyum.









🎭⏳🎭⏳









"Aurel, kamu gak jalan?" Sandra, wanita menginjak usia paruh baya itu bertanya ketika mereka berpapasan di tangga usai makan malam. Bibir Aurel mengerucut.

"Ah, mami ngeselin."

"Loh, mami cuma tanya, kamu gak jalan? Ini kan malam minggu. Ngeselin di bagian mananya coba?"

"Tau ah, gelap. Aurel mau bobo aja. Mami jahat." Aurel melengos dengan kaki di hentak seperti balita yang tak kebagian balon. Sang nyonya besar tampak berfikir heran.

"O, mami lupa," Wanita itu terkikik "Aurel gak punya cowok kan ya?" Tawanya kian keras memperhatikan raut kesal sang putri yang kini menggerutu tak jelas.

Masa bodoh dengan ejekan sang nyonya Adrian Aurel lebih memilih meneruskan langkah malasnya menuju kamar. Maminya itu terlalu tega menurut Aurel, sudah tau moodnya selalu buruk setiap malam minggu malah sekarang di perjelek dengan bully an kuno seperti itu.

Sampai di dalam kamar bungsu Adrian itu langsung bergelung di bawah bed cover hingga sebatas kepala. Pikirannya beralih pada kejadian akhir-akhir ini tentang kedekatannya dengan sosok Rega Ravello Alvaro.

Sejauh ini sebenarnya Aurel mulai berfikir bahwa Rega tak secuek yang orang-orang kira. Cowok itu hanya terlalu malas untuk bersosialisasi atau sekedar basa-basi dengan orang yang tidak terlalu dia kenal. Lalu, bagaimana dengan Aurel? Mereka awalnya juga tidak saling kenal kan? Untuk yang satu ini Aurel memang susah memahami. Kenapa Rega langsung bersedia ketika gadis itu menawarkan sebuah pertemanan pun masih sulit Aurel terima.

Namun hal lain juga mengganggu pikiran Aurel. Kedekatannya dengan Rega seperti yang sudah Cika peringatkan, berakibat pada mental gadis itu yang selalu sulit menerima hujanan perhatian dari lingkungannya. Mereka yang selalu memberinya tatapan seolah ingin menguliti sungguh membuat Aurel muak sampai gadis itu selalu berfikir, apakah memang sebesar itu obsesi mereka terhadap seorang Rega?

"Aureel!!"

Lamunannya buyar ketika pintu kamar gadis itu terbuka dan beberapa saat kemudian adalah kasurnya yang melesak karena bobot bertambah. Aurel mengernyit. Tau benar siapa orang yang sudah berani mengganggu konsentrasinya.

"Lo ngapain ke sini? Malming lo gagal?" Gadis itu menyingkap selimut dan langsung berhadapan dengan Cika yang sudah bertopang dagu memeluk salah satu gulingnya.

"Jadi dong tapi... malmingnya di sini, bareng lo." Sahabatnya itu melengkungkan senyum lebar membuat Aurel mengerjap tak percaya.

"Cika, lo serius?!" Bungsu Adrian itu langsung terduduk diiringi anggukan Cika yang masih dibarengi dengan senyum cerianya.

Aurel menyeringai senang seraya memeluk sang sahabat.

"Makasih banget tapi... harusnya kalian gak perlu ngelakuin ini. Gue jadi gak enak."

"Lo ngomong apa? Gue justru seneng bisa nemenin jomblo kesepian kayak lo."

"Woy!"

Cika tertawa ketika Aurel memukul lengannya dengan wajah kesal. Percakapan mereka terhenti ketika Alvin masuk dengan sekresek besar camilan dan sebuah DVD yang jika di pandang dari covernya pun sudah dapat di tebak isinya apa.

"Nonton di sini aja ya." Ucap Alvin dengan wajah sumringah. Aurel mengangguk antusias. Cika mengerutkan kening.

"Kamu gak bilang kita nontonnya kek gituan. Ish, Alvin, kamu sengaja kan ngerjain aku?!" Tuduh Cika dengan netra yang menyorot Alvin tajam. Cowok itu nyengir membuat sang pacar semakin murka seolah ingin mencakarnya seketika itu.

"Apanya yang sengaja? Enggak kok. Tadi kebetulan aku ditawarin Riko, ya udah aku ambil. Lagian kan kamu juga harus belajar berani, masa sama film kek ginian aja takut." Alvin membela diri. Film horor berjudul Danur 2 di tangannya kemudian ia bawa menuju DVD player di kamar sang adik.

"Kalo takut kan lo tinggal meluk kak Alvin. Lo booking deh buat lo sendiri." Aurel ikut perpartisipasi. Cika mendengus.

"Terus, lo meluk siapa?"

"Guling. Nih, ada dua." Aurel mendekap gulingnya sambil merangkak turun dari kasur dan duduk di bawah. Mau tak mau Cika yang awalnya kesal kini terikik geli.

"Makanya, gih lo cari cowok, biar kita bisa double date."

"Cowok lagi cowok teross. Bosen ah gue. Mereka itu nyusahin, Cik."

Alvin mencebikkan bibir sembari menekan tombol play. Dua gadis penting dihidupnya terlihat sudah siap dengan memangku bantal dan makanan masing-masing ditangan mereka.

"Hm, Rel, ngomong-ngomong soal cowok apa gak sebaiknya lo jujur tentang diri lo sama Rega? Kayaknya dia mulai nyaman gitu sama lo. Kan gak lucu kalo nanti dia tau dari orang lain." Usul Cika dengan mulut penuh terisi Pota Bee. Aurel diam, tampak berfikir.

"Engh... iya juga sih. Menurut lo dia bakal marah gak, Cik?"

"Kalo lo jujur sekarang kayaknya resiko dia marah masih kecil, deh. Dia masih bisa ngerti tuh, kan kalian baru kenal. Gak bakal kenapa-napa deh, kita jamin." Cika meyakinkan dengan Alvin yang mendukung pendapatnya lewat anggukan kecil.

"Hm... jujur jangan?" Aurel bergumam pada diri sendiri. Tapi... ah, ia belum siap.

"Jujur!" Pasangan di depannya tampak begitu kompak. Aurel mengangkat alis, menatap mereka aneh. Tak lama berselang gadis itu akhirnya menghela nafas.

"Gak sekarang deh. Gue belum siap. Nunggu waktu yang tepat." Putusnya di akhir.

Alvin dan Cika saling berpandangan lalu mengangkat bahu tanda menyerah. Mereka yakin tak kan mampu mempengaruhi pendirian gadis keras kepala bernama Aurelin Caezilia Adrian.















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Pencet bintangnya yaa 💗











It's me!

Sabila🍜

Regaurel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang