A Longer Lullaby

1.6K 235 21
                                    

"Itu adalah milik omega sempurna."

Empat pasang mata yang ada di ruangan itu kini terikat pada satu titik, kalung di tangan Levi. Benda itu seakan berpendar bagaikan lampu neon bernyala mencolok yang menjeritkan, lihat aku! Eren mengambilnya dari tangan halus Levi, lantas memasangkan di lehernya, membiarkan benda berkilau itu jatuh dengan anggun di antara tulang selangka Levi. Warnanya sangat kontras namun serasi dengan kulit pucat Levi.

"Leluhurku secara khusus membuatnya untuk omega sempurna yang ketiga." Angel menatap dengan sendu ke arah permata yang tampak berkilauan di leher Levi. "Ini kisah yang menggelikan untukku, tetapi aku akan menceritakannya nanti, juga sebelum itu, apa tidak sebaiknya kita menunjukan arsip lama yang berdebu di ruang bawah tanah, Kenny?"

Kenny Ackerman yang baru saja membakar ujung rokok ketiganya langsung memberengut. "Menurutmu itu perlu?"

"Mereka harus mengetahui sejarah pendahulu mereka, setidaknya, kita bisa sedikit berharap ada cara mencegah sejarah kelam terulang kembali."

"Apa yang kalian bicarakan?" Levi menyela, tidak tahan dengan rasa penasarannya.

Tanpa mengatakan apa-apa, Kenny berdiri begitu saja meninggalkan mereka. Angel memberi isyarat agar mereka mengikutinya. Levi dan Eren saling berpandangan sejenak kemudian beranjak menyusul Kenny dan Angel yang mengarah ke lorong remang-remang lalu berhenti di depan sebuah jalan buntu. Eren melongok ke depan tanpa melepaskan tangannya dari pinggul Levi. Seketika itu juga dia menangkap sebentuk benda persegi yang menempel di lantai. Tidak. Itu adalah sebuah pintu bawah tanah.

Kenny berjongkok seraya mengeluarkan sebuah kunci dari saku mantelnya. Singkat waktu, pintu itu pun terbuka dan Kenny memimpin jalan menuruni undakan di balik pintu. Di sana benar-benar gelap karena tak ada sumber cahaya. Tetapi cukup mudah untuk menemukan pintu lain yang juga menyembunyikan ruangan lain di bawah tanah. Melangkah perlahan, Levi merapatkan diri ke Eren. Ada bau yang menyerbunya begitu melewati pintu kayu tersebut, bau yang seperti campuran kayu manis dan pepermint. Levi mencoba memandang jauh ke depan, dia menemukan Kenny yang menyalakan lampu minyak lalu mengarahkannya pada sesuatu. Sebuah laci.

Cahaya redup lampu minyak menimpa permukaan meja yang terbuat dari kayu cedar. Terdengar bunyi kayu yang berderit. Seseorang baru saja membuka laci itu dan itu adalah Kenny yang kini tengah mengeluarkan sebuah buku dengan sampul hijau lumut dan lusuh. Angel segera mengambil alih lampu minyak dari tangan Kenny agar pria Ackerman itu lebih leluasa membawa buku itu. Diletakannya di atas meja persis di bawah dagu Levi.

"Itu apa?" Eren membuka suara.

"Ini adalah salah satu catatan tua Klan Ackerman, aku mewarisinya dari kakekku," Kenny berdeham sebelum melanjutkan, "seharusnya Keluarga Aaltonen dan Tybur punya lebih banyak yang tersisa."

Ujung alis Levi bertautan tanda ketidakpahamannya. "Aaltonen ... Tybur? Tunggu, bukankah Tybur adalah-"

"Keluarga bangsawan tua itu," Eren mendesis dan mengernyit di dalam keremangan, "apa hubungan kalian sebenarnya ... dan Levi?"

Baik Kenny maupun Angel terlihat semuram lukisan wanita di salah satu dinding ruangan. "Kalung itu milik Anda, sebaiknya jangan pernah melepaskannya," kata Angel.

"Persetan dengan benda itu, katakan apa arti semua ini!" Eren membentak karena kedua orang itu masih saja bicara berputar-putar.

Menyadari emosi Eren yang hampir meledak, dengan cepat Levi menjulurkan lengan mendekap Eren dari belakang. Levi menahannya yang seperti ingin melempar Kenny dan Angel ke jurang.

"Alpha sempurna, seharusnya kau sudah tahu apa artinya status itu," Kenny berkata perlahan, "ada baiknya kau bersikap tenang selagi membaca isi catatan itu.

The Coordinate : Perfect Sword and ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang