A Shield Omega

867 128 26
                                    

Rivaille baru saja terlelap dalam tidur siangnya ketika Carla mendatangi kamar dan berkata, "ada tamu untukmu."

"Siapa?" Suara Levi begitu lirih.

"Historia Reiss."

Di ruang tamu, wanita pirang itu duduk dengan mantel yang diikat erat di pinggang dan ada sisa-sisa salju yang bersarang di rambutnya. Raut wajahnya sudah cukup menjelaskan alasannya datang menemui Levi. Entah apa pun itu, yang pasti bukan sesuatu yang bagus atau setidaknya, tak terlalu bagus.

"Levi, Levi saja," ucapnya menyergah Historia yang baru membuka mulut untuk memanggil marganya.

"Ada hal penting yang harus kusampaikan," suara Historia bergetar. Tampaknya dia sangat terburu-buru dalam perjalanan ke sini, "ini tentang Ren."

Di antara semua orang yang terkejut mendengarnya, Levi-lah yang paling tersentak. Dia membeku lalu menyapu Historia dengan pandangan seperti baru bertemu dengan wanita itu pertama kali. Ada harapan yang memancar dari kegelapan matanya.

"Kau tahu di mana Ren?"

Historia mengangguk dan Levi bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa wanita itu tahu? Tetapi prioritasnya sekarang adalah memastikan keberadaan Ren lalu pergi menyelamatkannya.

"Di mana?" Levi menuntut, tidak sabar, "kumohon beri tahu di mana putraku?"

"Sanctuary."

Levi merasakan tubuhnya dingin sewaktu mendengar jawaban Historia. Satu kata itu sangat asing di telinga Levi namun dia tahu itu pasti nama sebuah tempat.

"Itu adalah ruang bawah tanah di manor Reiss. Tempat yang hanya boleh dimasuki anggota keluarga kami," kata Historia menjelaskan seolah-olah dia bisa mendengar seluruh pertanyaan di kepala Levi, "waktu itu aku tidak sengaja melihat ayahku menelepon seseorang dan mendengar hampir seluruh percakapannya.

Dia menyuruh orang itu membawa seseorang ke manor dan menempatkannya di Sanctuary agar bertemu ayahnya. Awalnya aku tidak tahu siapa yang dimaksud, namun ketika dia menyebut 'bocah Jaeger', aku langsung mengerti.

Aku ingin masuk saat Paman Uri tiba-tiba menarikku menjauh. Rupanya dia sudah tahu rencana itu kemudian menyuruhku pergi menemui kalian dan memberitahukan hal ini."

"Lalu di mana Uri?" Kenny bertanya dari dekat pintu sambil menegakan badan.

"Paman Uri sedang menuju manor, memastikan Eren dan Ren tetap aman sampai kita menyusul ke sana."

Suasana senyap hingga Zeke angkat bicara, "lalu di mana manor itu?"

"Aku bisa menunjukannya."

Levi merasakan sepercik kelegaan, hanya sedikit karena dia belum melihat keadaan mereka dengan mata kepalanya sendiri. Sampai dia merebut kembali orang-orang yang dicintainya itu, napasnya akan terus tercekat dan sesak. Lalu dia bangkit dan berucap dengan tulus, "terima kasih, Nona Reiss. Kami tak akan melibatkanmu seandainya kami punya pilihan."

Historia tersenyum lembut, "aku akan membantu sebisaku dan mana Rivaille? Aku tidak melihatnya sejak tadi."

"Dia sedang tidur di kamar."

Zeke bergerak dari sisi Carla dan berhenti di dekat Levi. "Sekarang kita sudah tahu lokasi mereka, aku akan pergi bersama Reiner, Erwin, dan lainnya."

"Aku ikut!"

"Tidak, Levi," bantah Zeke, "terlalu berbahaya bagimu."

Levi mengernyit protes, "kau meragukanku, ya?"

"Bukan begitu, kau harus menjaga Rivaille di sini."

"Tetapi, Zeke," tatapan Levi mengeras padanya, "Eren sangat membutuhkanku."

The Coordinate : Perfect Sword and ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang