A Shotgun Sound

705 129 15
                                    

"Ren!"

Bunyi langkah kaki bergema dari arah lain. Rod Reiss muncul, penampilannya masih sama seperti ketika mereka berbincang di atap. Kaki pendeknya menuruni anak tangga melengkung dan menderapkan kesombongan atas perbuatannya yang berhasil menawan Eren dan putranya sekaligus.

"Selamat datang di Sanctuary, Alpha Coordinate!" sambutnya yang langsung dibalas Eren dengan hasrat membunuhnya.

Pria berkepala coklat gelap itu mengeluarkan raungan kemarahan yang berpusar di dalam perutnya. "Bedebah! Kau apakan anakku, hah?!"

Bagi orang biasa, raungan itu akan langsung membuat sekujur tubuh gemetar dan merinding. Namun Rod Reiss masih cukup tenang tanpa rasa bersalah alih-alih merasa takut menghadapi kemarahan Eren.

"Bocah itu sama keras kepala denganmu," Rod berkata, "dia terus memberontak sampai terpeleset dan kepalanya terbentur."

"Kau," desis Eren, "yang kau inginkan adalah aku, untuk apa melibatkan putraku juga?!"

Rod mengeluarkan dengusan kecil namun kemudian raut dingin penuh kelicikan itu kembali pekat dalam ekspresinya. Di belakangnya, Ren masih belum sadarkan diri dan itu cukup membuat Eren kalap di puncak kristal itu.

"Tidakkah ini sangat aneh?" Pertanyaan Rod terdengar lebih mirip pernyataan yang mengumandangkan rasa ingin tahu bercampur kekesalan, "Eren Jaeger, mengapa harus kau yang memegang Alpha Coordinate itu?

Kau tahu, selama ini Yang Sempurna terlahir dari garis keturunan raja. Mereka selalu memiliki darah Ibu Ymir dalam pembuluhnya. Tapi mengapa, aku bertanya, mengapa kau yang terpilih mewarisinya?"

Mata Rod yang gelap dan berkabut terpaku pada Eren selama beberapa detik. Ada dendam, rasa iri, frustrasi, dan kekecewaan yang kental di dalam pandangan matanya yang berkilat menyapu Eren.

Rod menegakan bahu dan maju beberapa langkah sehingga harus mendongak lebih tinggi agar bisa menatap Eren yang nyaris tak bergeming di puncak singgasananya dan terantai.

Ruangan kristal itu sunyi senyap sebelum Rod kembali mengoceh tentang bagaimana seharusnya kekuatan Alpha Coordinate digunakan, tentu saja itu menurut versinya. Rod mengulang sejarah Ymir bagaikan pendongeng yang sangat membosankan.

"Eren Jaeger!" Kedua lengan Rod terbentang, telapak tangannya menengadah ke atas seolah sedang menyapa, "jawab pertanyaanku! Mengapa kau yang menerima kekuatan sebesar itu?!"

Eren telah merengkuh kembali seluruh ketenangan yang sempat teredam oleh kemarahannya melihat Ren terluka. Mata hijaunya tetap menghunus tajam ke arah Rod yang menuntut jawaban kepadanya. Rahangnya mengeras sebelum bergerak untuk melontarkan sebuah jawaban.

"Aku tidak tahu."

Mata Rod menyipit lalu dia menggeram curiga. "Apa maksudmu?"

"Pikirmu aku mau terlahir seperti ini?" Eren berkata dengan suara dilantangkan, "memangnya siapa yang ingin hidup sebagai buronan, menjadi orang yang dibenci dan diburu?

Kau pikir aku senang dengan hidupku sebagai seorang manusia terkutuk?!"

"Terkutuk katamu?" geram Rod, "beraninya kau menghina kekuatan leluhur kami!"

"Aku tidak menghina, tapi inilah arti Alpha Coordinate bagiku-"

Rod langsung memotongnya, tubuhnya mengejang kaku dan matanya semakin tajam ke arah Eren. Matanya penuh dengan amarah dan rasa terhina. "Yang Sempurna adalah penyelamat dunia!"

"Penyelamat dunia?" Eren tersenyum dingin. "Apa maksudmu adalah alat mencapai kekuasaanmu sendiri?"

Sentakan marah Rod terlontar dari sela-sela giginya yang menggertak. Sol sepatunya mengentak lantai kristal menuju Ren yang mulai sadar dan merengek memanggil, "Papa?"

The Coordinate : Perfect Sword and ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang