A Path World

974 151 7
                                    

Levi terbangun di atas pasir keperakan yang menghampar luas.

Pasir?

Segalanya gelap sebelum akhirnya dia bisa membuka mata. Udara yang berembus begitu sejuk, tidak panas namun juga tidak dingin. Di mana dia sekarang dan Eren? Levi ingat dia sedang bersama Eren di kabin. Seharusnya ...

Tempat ini merupakan padang pasir luas yang ajaibnya, semua bernuansa keperakan. Langit malam bertaburan bintang tanpa bulan dan pasir yang berpendar perak. Levi takjub dengan keindahan nan aneh itu namun dia teringat harus menemukan Eren.

"Sayang?"

Levi mengenali suara yang memanggil dengan sebutan familiar itu. Tubuhnya terasa ringan saat bangkit lalu dia mengedarkan pandangan mencari asal suara. Matanya terhenti pada sesuatu yang bersinar terang seperti air terjun cahaya dengan kabut perak di muaranya. Bagian atasnya menjulang tinggi menyerupai dahan-dahan pohon berkanopi besar.

Segalanya tampak bersinar di sini. Akan tetapi, bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Melainkan sosok yang berdiri tanpa bergeming di sana. Levi menyipitkan mata melihat lebih jelas. Kakinya bergerak mendekati pohon cahaya itu tanpa diperintah, sampai pada jarak beberapa meter dia baru menyadari itu adalah Eren.

"Eren!" panggil Levi.

Eren tetap membeku di sana. Levi ingin segera memeluknya namun anehnya dia malah tidak bisa mempercepat atau menghentikan langkahnya. Seakan dia berjalan dengan kecepatan konstan di luar kendali dirinya sendiri.

"Berhenti di sana, Sayang!"

Itu jelas sebuah perintah dan kaki Levi langsung mematuhi perintah itu.

"Eren?"

"Aku mencintaimu, Sayang."

"Eren?"

"Tetaplah di sini sebentar, aku akan menjemputmu setelah semua berakhir. Kita tidak punya tempat di dunia yang kejam itu, tolong menurutlah, aku akan segera kembali nanti."

"Apa yang kaubicarakan? Kau adalah tempatku pulang!"

"Levi-ku ... ingatlah aku selalu mencintaimu."

"Eren, tunggu! Jangan-"

"Sampai jumpa, Levi."

Kabut perak menebal di akar pohon, membumbung tinggi sampai naik melewati kepala Eren. Bagai ditelan cahaya, sosok Eren menghilang dalam sekedip mata. Levi gusar dan panik menyerang. Kepalanya seperti dihantam palu bertubi-tubi. Udara aneh mengempas bagian bawah gaunnya hingga berkibaran seperti bendera di atas lututnya ketika dia mencoba maju hendak meraih Eren.

Levi ingin berlari menuju pohon cahaya itu dan berharap akan menemukan Eren masih di sana. Tidak bisa! Kedua kakinya seperti terpancang di pasir. Levi memejamkan mata seraya menarik napas sedalam mungkin, seperti anak-anak ketika bermimpi buruk, dia berharap semua ini tidak nyata dan dia akan terbangun dengan Eren memeluknya di ranjang. Tetapi tidak! Dia masih berdiri di tempat aneh ini.

"Eren!" Levi memanggil lagi dan lagi namun tidak menuai jawaban barang satu pun.

Dadanya menyesak. Ke mana Eren-nya pergi? Levi tak ingin kehilangan Eren lagi seperti dulu. Kali ini saja Levi ingin bersikap egois untuk tidak akan pernah melepaskan Eren apa pun yang terjadi. Tetapi ... bagaimana caranya?

Levi jatuh bersimpuh di atas pasir dan menangis. Merintih menyebut nama kekasihnya. Dia resah, merasa sangat lemah sehingga tidak bisa melakukan apa-apa demi Eren.

The Coordinate : Perfect Sword and ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang