Kata-kata itu terdengar jelas sampai ke hadirin paling belakang, karena tempatnya yang terlalu bergema. Suara ku membuat semua mata menatap ku dan membicarakan ku.
"Alycia, jaga ucapan mu" ucap Alice kesal, dan menghembuskan nafas kecewa nya.
"Aku tidak salah kan" ucap ku yang membela diri.
"Apa maksud mu? Alycia, jangan membuat ku malu" ucap Samuel yang mendekati ku lalu berbisik dengan nada kesal.
"Apa sih yang kalian bahas? Aku kan bertanya apa yang selamat?" Ucap ku lalu mulai membuat satu Aula mulai ricuh.Aku yang menyadari sepertinya akan membuat situasi yang rumit akhirnya berkata, "maksud ku kau yang seharusnya ku beri selamat, kau gadis yang amat pintar" ucap ku sambil tersenyum dan tertawa di ikuti para hadirin. Samuel masih menatap sinis atas tingkah laku ku tadi.
Akhirnya kami turun mimbar dan laki-laki itu langsung menarik ku pergi dari sana untuk berbicara empat mata. "Apa maksud perkataan mu tadi?" Ucap laki-laki itu dengan masih menarik tangan ku kasar. "Ha? Yang mana?" Ucap ku sambil berusaha untuk melepaskan pegangan yang lumayan sakit itu. "Bukankah awalnya kau yang menginginkannya? Kenapa sekarang kau yang menolaknya?" Ucap nya kesal. "Iyaa memang aku.. yang awalnya menginginkannya tapi kan itu hanya omongan bodoh anak kecil.. aku tidak tau akan berdampak di masa ini" ucap ku yang terus berusaha melepaskannya tapi malah semakin di pererat.
Tak lama Alice datang, dan melihat tangan adik nya yang kesakitan,
"Mohon maaf pangeran, anda terlalu kasar dengan adik saya" ucap Alice yang langsung melepaskan pegangan erat itu. Alycia hanya meratapi tangan nya yang memerah. "Maaf, jika saya terlalu lancang" ucap samuel kepada Alice. "Hei, bukankah kau seharusnya meminta maaf pada ku? Laki-laki gila" ucap ku sambil melangkah pergi."Nona Alycia, kau belum menjawab pertanyaan ku tadi" ucap nya yang berusaha memegang pergelangan tangan ku lagi. Aku yang kesal menariknya, dan tak sengaja membuat nya berlutut di hadapan ku. Gadis itu memegang dagu manis laki-laki itu dan berbisik, "pangeran jangan seperti ini, kan bisa membuat orang lain salah sangka" ucap ku sambil membunyikan gigi ku di akhir. Laki-laki itu hanya menelan ludah, dan terdiam seperti terpana akan godaan nya Alycia.
Sebelum pangeran benar-benar berdiri aku hanya melangkah pergi, dangan suara sepatu heels ku yang terdengar kencang di telinga nya. Sedangkan Alice pergi mengikuti ku, dan hanya melihat Samuel mematung di sana. Kai yang tiba-tiba masuk sudah melihat kakaknya mematung pun merasa kebingungan. "Kau kenapa?" Ucap laki-laki itu sambil menggoyangkan tubuh kakak nya itu. "Tak apa" ucap yang masih setengah sadar dan langsung berjalan pergi dari sana.
"Seharusnya aku yang menjadi anak pertama" ucap nya dengan nada remeh, lalu mengikuti kakaknya. Di sisi lain Alice terus mengocehi gadis itu, karena sikapnya yang keterlaluan. "Alycia, berhenti! Dengarkan kakak yang sedang berbicara" ucap nya yang membuat ku kesal, dan berhenti seketika. "Alice Kingsleigh, umur kita tak jauh beda! Jadi jangan berlagak seperti kakak" ucap ku kesal, dan di balas gelengan kesal.
"Kau seharusnya tidak seperti itu terhadap pangeran, apa lagi ketika di atas panggung! Sikap mu keterlaluan" ucap nya tang terus mengocehi ku tanpa hentinya. "Alice! Urusi saja urusan mu sendiri, jangan kau ganggu hidupku.. apakah kau tak punya teman?" Ucap ku pergi menemui Aurora dan Aracelli di depan sana.
Ternyata kejadian waktu itu terdengar sampai orang kerajaan, akhirnya sang raja dan ratu pun mengetahuinya. "Oh? Sudah ku duga gadis itu akan melakukan ini" ucap sang raja sambil tersenyum. "Kenapa kau tersenyum? Bukankah ini masalah penting? Walaupun aku tau Helen adalah wanita yang cukup nakal dulu" ucap ratu yang agak cemas.
"Ayolah, bukan aku yang mengabaikannya tapi gadis ini bisa menjadi batu loncatan bagi para pangeran kita" ucap nya menenangkan sang ratu. "Tapi aku tetap cemas, bagaimana jika gadis itu suatu waktu ingin membatalkan nya?" Ucap sang ratu bertanya. "Baiklah, kita panggil saja kedua anak Helen, mudah kan?" Ucap sang raja sambil merangkul istrinya itu, ratu hanya memberikan hembusan nafas dan tersenyum.
Hari libur pun datang Alycia masih tertidur di tempat tidur nya. Seperti biasa gadis ini bangun jam 9 dan hanya berada di atas kasur seharian tanpa melakukan apapun. Bahkan untuk mengambil makanan pun ia malas, biasanya ia sampai lupa akan makan karena memainkan handphone nya seharian. Seketika handphone nya mendapatkan pesan dari Aurora dan Aracelli dari group mereka.
CHATWATTP
Aurora: bagaimana kalau kita minum teh bersama?
Sudah ku bilang, aku bukan gadis bangsawan.
Aracelli: bagaimana jika bermain diluar, seperti pergi ke suatu tempat?
Aurora: sepertinya itu juga ide yang bagus, bagaimana dengan kau, Alycia?
Jujur,aku malas(ب_ب)
Aurora: ayolah Alycia, apakah kau tak bosan terus berada di atas kasur
Pesan itu membuat Alycia meloncat dari atas kasur nya, dan menatap keluar jendela. Benar saja ada kedua wanita yang tak di kenal di sana.
Kalian tak mengirim seseorang untuk mengintai keseharian ku kan?
Aurora: itu kami bodoh, cepat buka aku bisa termakan sinar matahari
Aracelli: aku bahkan sudah mengira kau akan mengira kami sebagai pembunuh bayaran
Tadi nya aku juga fikir begitu
Aurora: cepat buka!
Off"Gadis ini" ucap Aurora menahan diri untuk mengumpati ku. Ketika aku hendak membuka pintu, seseorang dengan kuda nya juga datang lantas aku langsung memanggil ibu ku. "Bu, ada seseorang di depan" ucap ku berteriak sampai terdengar ke seluruh rumah. "Wah suara mu kencang sekali" ucap Aracelli malah memuji. "Kan bisa memanggil dengan baik-baik" ucap Alice berjalan di tangga sambil membenarkan rambutnya yang habis membersihkan rumah.
"Dimana ibu?" Ucap ku bertanya, "dia sedang pergi kepasar, menjual hasil panen kita" jawab Alice. "Yeah.. aku akan mendapatkan uang jajan" ucap ku sambil kegirangan, dangan tenang. "Bukankah itu kereta kerajaan" ucap Aurora membuat ku melihat lambangnya, benar saja itu lambang kerajaan raja Arthur. "Perintah Raja" ucap sang antek raja, aku yang tak mengerti hanya melihatnya lalu di tarik oleh Alice untuk memberikan salam.
"Dengan ini kami menyampaikan putri Alice dan Alycia di undang ke istana untuk ikut acara perjamuan makan malam keluarga kerajaan, titah selesai" ucap nya berjalan mundur dan memberikan salam juga. "Baiklah kita pergi ke pantai sekarang" ucap ku untuk menghindari perjamuan itu. "Eh.." ucap mereka bersamaan, "mana bisa Alycia" ucap Alice berbisik. "Tak bisakah hari libur ku, tak bertemu laki-laki itu" ucap ku mengerutkan dahi, dengan wajah memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Romance[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...