[50] The End

70 3 0
                                    

"Berhentilah sekarang! jika kau ingin bertobat" Ucap Samuel, sebelum memulai perang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhentilah sekarang! jika kau ingin bertobat" Ucap Samuel, sebelum memulai perang.

"Kalianlah yang berdosa! Berani nya menyuruhku tobat!" Teriak linyi, kesal.

"Kak, apakah kau tak cukup puas dengan memanfaatkan beliau?" Ucap Wave, dengan hati yang berasalah.

Sebenarnya pada hari itu tak bisa dari mereka yang di salahkan. Keserakahan linyi membangkitkan Efialtis sepenuhnya. Setiap manusia memiliki aura yang kotor, membuat mereka tak bisa mengendalikan nya. Pada saat itu pula, linyi melumuri seluruh tubuhnya dengan darah Chengyi. Bahkan ia juga mendapatkan beberapa dari yang lainnya.

"Kau bahkan tak seperti manusia" ucap Eunwoo.

Entah dapat fikiran dari mana, linyi untuk meminum darah Chengyi. Memang benar adanya kalau darah penyihir membangkitkan kekuatan, tapi jika kau bukan manusia biasa. Jadi nya itu hanyalah keserakahan yang bodoh saja.

"Hentikan perbincangan bodoh ini, aku sudah muak! Serang!" Perintah linyi.

Peperangan penuh darah pun terjadi, sepertinya istana emas ku sudah menjadi lautan darah. Sampai akhirnya di tengah peperangan, si pemeran utama wanita pun datang.

"Hwa!" Teriak ku, membuat pusat perhatian.

"Kejutan, aku telah kembali" ucap Alycia, dengan senyum nya.

Semua mata menuju ke arah ku, sepertinya kecantikan gadis itu sampai membuat peperangan membeku seketika. Segerombolan kecil dari mereka adalah perempuan. Mereka mengepung jalanku satu persatu.

Tanpa ekspresi, Alycia hanya melewati mereka dengan pedang yang terus menyayat. Leher-leher itu terus mengucur kan jalannya. Sampai wajah cantik ku berlumuran darah.

"Ah.. manusia satu ini mengotori wajahku" ucapnya, dengan rengekan gadis kecil.

Semua menatap ku kebingungan, tapi wave, eunwoo, dan Sea hanya tertawa kecil mendengar gurauan ku.

"Kenapa kalian diam saja!" Perintah linyi, dan peperangan di belakang ku kembali terjadi.

"Berhenti!"

"Ayolah Alycia, bukankah kau tau semua ini akan terjadi?" Ucap linyi.

"Jika kalian masih ingin hidup berhentilah, karena aku tak akan mengampuni pihak manapun" ucap Alycia, tak menghiraukan perkataan linyi.

"Apa maksudmu? Kalian!" Ucapan, linyi pun tak di gubris oleh mereka.

"Baiklah, jika kalian ingin berhenti letakkan pedang kalian karena aku akan memakan yang tak menuruti ku" ucap Alycia, seperti anak-anak.

Beberapa prajurit ku menuruti ku, secara perlahan satu persatu. Tapi tetap ada yang menatap ku remeh, bahkan beberapa warga yang tak bersalah juga mengetahui tabiatku dalam memimpin.

"Hm.. baiklah, beberapa tetua yang berada di pihak ku? Kemarilah!" Teriak ku, dan mereka mendekati ku.

Lalu mereka semua bersujud menghormati kedatangan ku. "Ratu Utama, salam hormat kami" ucap mereka. "Cih! kenapa kalian sangat hormat kepada seorang wanita?" Ucap salah satu prajurit linyi. "Apa yang sedang kalian lakukan? Serang!" Teriak linyi.

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang