Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apakah ini akhir hidup ku?" "Kenapa rasanya tenang nya?" "Ternyata kematian tak semenyakitkan itu"
Tubuh ku terasa lemas, tak dapat di gerakan. Fikiran ku juga jadi kosong, serta aku tak bisa mendengarkan perkataan kotor orang lain. Apakah akhirnya aku selamat dari dunia yang menyebalkan ini?
"Aku ingin berbicara dengan mu, cepatlah" "Mohon maaf pangeran, mohon tunggu sebentar" "Kenapa wanita ini lama sekali?" "Iyaa, bukankah sudah terlalu lama? Bahkan aku tak mendengar suara apapun termasuk gemercik air sekalipun" "Kalian gila? Kenapa tidak bilang dari tadi!"
Di saat Alycia mulai kehilangan kesadarannya, Samuel menerobos masuk. Ia melihat istrinya sudah terendam di dalam air penuh bunga itu. Tanpa fikir panjang ia langsung mengangkat nya dari air. "Alycia bangun, kau gila?" Ucap nya panik.
Tubuhnya amat dingin, dan Samuel bahkan melihat bekas luka di pipinya. "Ada apa dengan bekas luka di sekujur tubuh mu ini?" Tanya Samuel, yang bahkan meneteskan air matanya. Ia langsung menggendong Alycia dan membalut nya dengan jubah lelaki itu. Semua pelayan yang melihatnya tercengang, bukan hanya karena aksi heroik nya. Tapi juga dengan wajah Alycia, mereka kaget dengan bekas luka di wajah gadis itu.
Samuel menggendong nya menuju kamar, serta memanggil para tabib kerajaan. Mereka kembali memeriksa tubuh Alycia, yang bahkan belum pulih total. "Apa yang terjadi?! Bukankah gadis ini pergi liburan sebelumnya? Kenapa seperti habis berperang" ucap Samuel, marah. "M-mohon maaf pangeran, Putri Alycia bukan pergi berlibur melainkan menyelesaikan kasus" ucap salah seorang tabib.
"Apa?!" Ucap nya kaget, laki-laki itu mematung melihat luka di sekujur tubuh gadis itu. Bahkan luka yang ia remas tadi, bukankah itu amat sakit. Kenapa gadis itu hanya diam saja. Setelah mengobati ku semuanya keluar, terkecuali laki-laki sialan itu. Ia terus berada di samping ku semalaman, menatap dalam bekas luka itu.
"Alycia yang membantu, bukan aku"
Perkataan itu keluar dari mulut Alice, setelah kejadian besar tadi. Samuel hanya bisa menyesali tingkah nya itu. Di sisi lain, Alycia yang sedang bermimpi. Ia memimpikan sang ayahanda yang telah tiada. "Ayah?" Ucap nya memanggil, laki-laki itu menengok ke belakang.
"Anak ayah, kau sudah cukup besar nya" ucap nya memeluk ku. "Hm.. kau sudah pergi cukup lama dari hidup ku, kenapa baru datang sih" ucap nya mengomel. "Bukankah kau bertemu dengan ku sekarang, ada apa? Apakah kau mempunyai masalah?" Tanya lelaki paruh baya itu. "Tidak- oh.. iya, aku lupa setiap aku punya masalah aku akan menghampiri mu" ucap gadis itu yang tiba-tiba menangis.
"Cup.. jangan menangis putri ku sayang, ada apa sini cerita dengan ayah" ucapan itu, membuat tangis Alycia semakin menjadi. "Aku tak ingin pergi dari ayah lagi, aku lelah.." ucap nya merengek di pelukan ayah dari gadis itu. "Jangan seperti itu, ayah akan selalu berada di samping mu" ucap nya mengelap air mata sang gadis. "Aku benci hidup ku, aku tak menginginkan nya lagi.. tolong aku ayah" ucap nya terus merengek. "Percayalah padaku, jalur hidup apapun yang kau ambil aku akan tetap mendukung mu nak" ucap sang ayah sambil memeluk ku erat.
Di sisi lain, Samuel melihat tubuh ku terus menangis dan bergumam memanggil nama ayah. "Ada apa dengan mu?" Ucap nya bingung, ia memeriksa suhu tubuh ku sekali lagi. Panas tubuh ku memuncak, dengan panik ia berteriak memanggil seorang tabib kembali. Tak lama tabib pun datang memberi obat penurun panas. "Maaf pangeran, tubuh Putri Alycia sekarat" ucap seorang tabib.
"Bagaimana bisa?" Ucap Samuel panik, "tubuh Alycia pada dasarnya lemah, ia terluka parah ketika berada di desa Sheen dan kembali mendapatkan panas yang cukup tinggi" ucap seorang tabib. "Lalu lakukan sesuatu! Kenapa hanya diam saja!" Ucap nya murka. "Mohon maaf, hamba undur diri" ucap nya yang langsung pergi dari sana setelah memberi hormat.
"Ayah.. ayah.." gumaman itu terus keluar dari tubuh ku yang terus berkeringat. Laki-laki itu terus berada di samping ku, sampai tubuh ku bisa tenang. Ia memelukku erat, dan terus berucap "tak apa aku di sini". Ia menepuk pelan punggung ku, dan mengelus rambut ku dengan lembut. Ada apa dengan Samuel hari ini ia terlihat berbeda.
Pagi pun tiba, terlihat matahari telah terbit. Panas tubuh ku pun sudah turun, siapa bilang tubuh ku lemah. Tabib sialan bilang saja ia tak bisa mengobati tubuh ku semalam. Gadis itu melihat Samuel tidur di sampingnya. Laki-laki itu tertidur lelap, tanpa kata apapun. "Ternyata ketika kau tidur cukup tampan" ucapan itu keluar dari mulut ku.
"Aku memang pada dasarnya tampan, kau tak tau" ucap nya yang masih memejam. Alycia mendengus tertawa, "maksud ku jika kau tak pernah bangun itu lebih baik". Alycia langsung bangun dan pergi dari sana, tangan itu kembali meraih tangan ku. Tapi kali ini ia memegang nya pelan. "Kenapa? Kau mau meremas tangan ku lagi, sampai darah nya menetes" ucap Alycia. "Bukan, kau baru sembuh kenapa sudah mau pergi" ucap Samuel.
Ucapan itu tak di hiraukan Alycia, ia mencari baju seragam nya untuk pergi ke sekolah. Ketika ia bercermin ia baru menyadari, bahwa keberadaan topengnya tidak ada. "Dimana topengku?" Tanya Alycia, panik. "Ah.. aku lupa, mungkin di kamar mandi" ucap nya yang masih setengah sadar. "Keluar" ucap Alycia, "ha? Biarkan aku-" ucapan itu terpotong. "Ku bilang keluar! Nya keluar! Kenapa kau masih di sini" ucap Alycia berteriak.
"Ada apa denganmu? Baik, aku keluar" ucap Samuel. Ketika ia sudah berada di luar, Alycia langsung membanting pintu tanpa sepatah katapun. "Apa lagi salah ku?" Tanya nya bingung. Ia mencari topeng itu di kamar mandi, tapi tak menemukan sesuatu. "Bukankah aku melihat nya di sini kemarin, kemana perginya?" Ucap laki-laki itu bingung.
Tubuh gadis itu kembali bergetar di balik pintu, sambil memegang bekas luka di wajahnya. Ia duduk, dengan meringkuk disana seperti orang yang terkena depresi. Wave yang baru datang untuk mengembalikan topeng semalam terkejut dengan tingkah Alycia. "Alycia, kau tak apa?" Tanya nya bingung.
Gadis itu langsung berdiri seperti tak terjadi hal apapun. "Ada apa kau kemari?" Ucap nya, sambil berbalik tak ingin menampakkan wajahnya. "Aku hanya ingin mengembalikan topeng mu semalam" ucap Wave. Laki-laki itu berusaha meraih pundaknya, tapi gadis itu menghindari nya. "Taruh saja di sana" ucap nya singkat. Wave hanya menaruh topeng itu tanpa kata apapun dan pergi dari sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenapa ketika aku sudah tak menginginkan mu, kau terus menarik ku? _Alycia Kingsleigh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ. Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum. See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.