Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ. Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum. See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.
Singkat cerita Alycia sampai di sekolah, dengan kereta kuda berisikan empat orang, Yaitu Alycia, Alice, Kai, dan Samuel. Betapa hening perjalanan itu, tanpa tingkah Alycia yang periang, Alice yang selalu memarahinya, Samuel yang bertarung dengan Alycia, ataupun Kai yang menunjukkan kecemburuan nya. Di tempat yang sama dengan suasana yang berbeda.
"Aku turun duluan" ucap Alycia, yang langsung melompat dan pergi dari sana. "Eh.. Alycia, tunggu dulu" ucap Alice yang tak di hiraukan nya. Gadis itu bertemu dengan teman-teman nya, mereka terlihat bingung dengan Alycia yang memakai topeng rubah itu. "Ada apa dengan mu? Bermain Cosplay" ucap anak tunggal Edlynne itu. "Ah.. kau cantik sekali dengan topeng itu, Alycia" puji Aracelli.
"Tidak bisakah kau seperti Aracelli, dia saja tak bertanya dan hanya memuji ku" ucap Alycia, sambil tersenyum seperti biasanya. "Alycia tunggu aku" ucap Alice, dia terlihat terengah-engah mengejarku. "Tidak bisakah kau pergi, kau mengganggu ku" ucap Alycia, sambil menatap kesal ke arah tanah. "Syukurlah kau kembali tersenyum ku fi-" ucapan itu di potong oleh Alycia yang kesal. "Apakah kau tak punya teman? Berhentilah bergaul dengan ku dimana pun itu" ucap Alycia, kesal. Ia melangkahkan kaki pergi dari sana tanpa sepatah katapun.
Teman-teman ku hanya menatap remeh gadis itu dan pergi begitu saja. Gadis itu hanya termenung sepanjang perjalanan, dan Aurora angkat bicara. "Kau pasti punya cerita untuk kami, iyakan?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Aurora. "iyakah? Ceritakan padaku.. aku ingin mendengarkan!" Ucap Aracelli, girang. "Jika Alice di bentak dan di sakiti, pasti ia akan diam saja dan memaklumi nya" ucap ku.
"Tentu, terus kenapa?" Tanya nya lagi, "jika ia yang tersakiti pasti semua akan berpihak padanya" ucapku, sambil menundukkan kepala. "Tentu, ah.. apakah kau cemburu dengan Alice yang terus bersama Samuel dan KAI?" Ucapan itu keluar dari Aracelli. "Ih.. bukan, bayangkan jika Alice terluka dan dia dimarahi oleh Kai sejadinya padahal ia yang berjasa tapi ia yang di hina" ucap ku. "Jika itu adalah Alice, maka ia akan diam saja memaklumi nya ketika Kai meminta maaf karena kai adalah laki-laki yang paling ia cintai" ucap Aurora, memahami situasi.
"Nah itu kau tau" ucap ku, "tapi jika itu kau Alycia itu jelas jauh berbeda, kau tak mencintai siapapun kau tak sabaran terus kenapa kau harus seperti Alice? Tak ada yang membantu mu jika kau diam saja" ucapan itu cukup menyakiti hati ku. "Agh.. kenapa kisah hidup ku terlalu menyebalkan sih?" Ucap Alycia. Seketika bell tanda pelajaran akan segera dimulai, ketiga gadis itu langsung berlari menuju kelas mereka.
Singkat cerita jam pulang pun tiba, Alycia yang tak mau pulang satu kereta pun bersembunyi. Ia pergi tanpa arah yang pasti tak ada orang di sana, terkecuali ia. Ia terus berjalan ketebing yang ia temui ketika hari pacuan kuda itu. Hanya tempat itu yang terfikir olehku, tanpa arah seperti gelandangan. Alycia duduk di ujung tebing itu, tanpa takut apakah itu akan roboh atau ia yang akan terjatuh.
"Aku hanya mengandalkan wajah cantik ku untuk memikat laki-laki, kenapa sekarang malah hancur sih?" Ucap ku berbicara sendiri. "Alycia kau sedang apa?!" Teriak seseorang, yang membuat gadis itu hampir jatuh. "Kau gila nya, aku hampir jatuh tau" ucap nya yang langsung berdiri, dan berbalik mencari sumber suara. Seperti dugaan ku, itu suara si laki-laki bajingan. "Kau mau apa duduk disana, kemari! Apakah kau tak ingin pulang? Yang lainnya menunggu mu" ucap samuel.
"Tidak bisakah kalian pergi saja? Aku akan pulang dengan kereta lain" ucap Alycia, kesal. "Tapi-" ucapan itu aku potong, "tolong pergilah tanpa berkata apapun". Alycia kembali duduk di sana tanpa berkata apapun. Gadis itu hampir saja terpleset, tapi akhirnya ia berhasil menyeimbangkan badannya sendiri. Tapi malah di buat masalah dengan laki-laki bodoh itu. Ia berniat menyelamatkan ku tapi malah ia yang jatuh. Alycia langsung menarik kembali tubuh itu sekuat tenaga, dan membiarkan tubuhnya yang terjatuh kedalam jurang.
"Alycia!" "Selamat tinggal"
Gadis itu masih sempat tersenyum, sebelum ajal nya menjemput. Kai dan Alice yang baru sampai langsung di suguhkan adegan gila itu. "Kenapa kau melepaskan nya?!" Teriak Kai. Alice hanya menangis tanpa kata apapun yang keluar dari bibirnya. Para pengawal yang melihat langsung menarik mereka bertiga. "Maaf, disana terlalu berbahaya tuan. Kami pasti akan mencari Nona Alycia" ucap seorang pengawal.
"Sepertinya aku tak perlu mencari nya, kematian itu sendiri yang mencari ku. Benar-benar seperti kisah seorang antagonis dalam sebuah cerita."
Tubuh ku seperti sebuah daun yang tak tau kapan akan mendarat di tanah. Rasanya dingin dan sedikit sesak, karena mungkin aku jatuh dengan kecepatan tinggi. Ingatan terakhir ku adalah wajah Samuel yang merasa amat bersalah. Sepertinya itu adalah kisah akhir yang cukup bagus bagi ku.
Samuel hanya mematung melihat istrinya jatuh mengorbankan dirinya. Laki-laki itu hanya duduk di kereta kuda yang terus bergerak tanpa ekspresi apapun. Seperti orang linglung yang hilang arah. Alice hanya menangis di pelukan Kai, gadis itu tak bisa menghentikan air matanya yang terus berjatuhan. Ia merasa sakit sampai membuat dada nya sesak. Kai tak bisa berkata apapun, hanya melihat Samuel dengan tatapan benci.
"Kok aku belum jatuh-jatuh sih? Apa emang rasanya mati kayak gini?" Ucap gadis itu dengan mata yang masih tertutup rapat. "Tunggu sebentar lagi kali nya? Mungkin karena terlalu tinggi" ucap nya yang masih bingung akan situasi. "Eh sabar? Sepertinya aku berada di dalam sesuatu?" Ucap gadis itu. Ia membuka matanya lebar-lebar, sekarang gadis itu berada di dalam sebuah gelembung seukuran tubuh nya.
Gadis itu langsung kaget dan berteriak, akhirnya tubuh nya terjatuh di atas pinggir pantai. "Apa aku sudah mati? Memangnya begini nya rasanya mati?" Ucap gadis itu. Alycia masih bingung mencerna situasi ini. "Bodoh, kau masih hidup" ucap seseorang di belakang ku. Aku langsung mencari sumber suara, dan ternyata itu dari dalam air.
"Bagaimana mungkin? Aku saja mendengar suara tanpa wujud, kalo begitu pasti kau yang hantu? H-hantu!" Teriak gadis itu. "Apakah manusia jaman sekarang sangat bodoh seperti mu?" Tanya nya sekali lagi. "Siapa yang kau bilang bodoh? Jika berani tunjukkan wujud mu!" Teriak Alycia tanpa arah. "Kau janji tidak akan terkejut, atau pingsan kan?" Ucap nya meremehkan ku. "Selama kau bukan binatang buas, sepertinya tak apa" ucap gadis itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.