[8] Pencuri Tampan

33 2 0
                                    

Singkat cerita prince Samuel menggendong ku sampai ke ruang rawat sekolah bagi para putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singkat cerita prince Samuel menggendong ku sampai ke ruang rawat sekolah bagi para putri. Dia menaruh Ku di salah satu tempat tidur pasien berwarna pink itu. "Aduh.. duh, pelan pelan" ucap ku berlaga manja, "maaf, aku tak sengaja" ucap nya sambil melangkah pergi. "Eh? Kau mau kemana?" Ucap ku menahan tangannya. "Ah.. baiklah, aku akan menunggu mu" ucap nya duduk di samping ku dan para pelayan memeriksa ku.

Di luar sana, Aurora dan Aracelli sedang menahan Alice dan KAI untuk masuk. "Tunggu.. tunggu! Mereka akan baik-baik saja tanpa kalian" ucap Aurora berlari mengejar mereka. "Tapi aku kakaknya, minggir" ucap Alice tegas. "Benar itu, berani sekali kalian menghadang pangeran" jawab Kai dengan nada perintah. "Hm.. gimana nya? Tapi pasti prince Samuel bisa merawat Alycia! Iya kan, Aurora?" Ucap Aracelli agak terbata-bata. "I-iya itu! Pasti" ucap nya, dengan senyum canggung kedua gadis itu.

"Minggir.. minggir"
"Awas"
"Tidak boleh.."
"Jangan masuk"

Terjadi kegaduhan di luar ruang rawat, sampai mengganggu Samuel yang ada di dalamnya. "Ada apa di luar?" Ucap Samuel sambil membaca majalah. "Aduh!" Ucap seseorang tak sengaja membuka pintu. Terjatuh lah 2 wanita dan seorang laki-laki di sana, tentu kalian tau siapa mereka.

"Alycia, kamu tidak apa kan?" Ucap Alice berjalan memutar untuk menghindari mereka. Aku hanya memelototi Aurora dan Aracelli yang tak bisa berkerja sama. "Tidak kok" ucap ku dengan senyum canggung.

"Kalau bukan karena pangeran, sudah ku jambak wanita ini"

Singkat cerita aku kembali ke rumah setelah hari yang menyebalkan ini. Ketika kami di perjalanan pak kusir tak sengaja menabrak seseorang. Alice langsung turun, sedangkan aku menahannya. "Lanjut kan pak, tak usah pedulikan" ucap ku sambil membaca majalah itu. "Bagaimana jika dia butuh bantuan?" Ucap Alice membela, "ngapain sih perduli, dia hanya rakyat jelata" ucap Alycia yang masih menghalang pintu dengan kaki nya. "Alycia, kau tak punya rasa kasian?" Ucap Alice sedikit membentak, "enggak, pak Kenapa diam saja?" Ucap Alycia sambil membalikkan halaman majalah itu. "Baik, nona" ucap pak kusir melanjutkan perjalanan.

Alice yang menghadap ke depan masih marah terhadap sikap adik nya itu. Alycia yang duduknya menghadap kebelakang melihat penipu itu benar-benar marah. Alycia hanya tersenyum melihat kegagalan mereka.

"Gadis sialan!"
"Agh, sudah lah! Cari mangsa baru"
"Cerdik juga dia"

Para perampok itu mengumpati ku, dan seseorang malah tersenyum balik ke arah ku. Alycia masih menggoyangkan kakinya, dan Alice masih marah atas sikap ku. Sebenarnya ketika aku dan Samuel berada di ruang rawat, aku mendengar rumor tentang para bandit di hutan.

"Hei, jangan terlalu berekspektasi dia gadis bangsawan dan kita hanya sekolompok bandit kecil"
"Ah.. kau mengganggu khayalan ku saja, aku tau"

Alycia yang melihatnya dari jauh merasa heran. Laki-laki itu bahkan melambaikan tangan nya, dan kembali bersembunyi sampai kereta ku berbelok. "Laki-laki aneh" ucap ku sambil mengambil beberapa makanan, "ha? Kau bicara apa, Alycia? Sudah ku bilang jangan makan ketika di dalam kereta" ucap nya mengocehi ku. "Bla.. bla.. bla, sudah sampai kan" ucap ku yang langsung turun dari sana.

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang