Acara penyerahan takhta telah selesai, Alycia tak lagi menuntut Samuel. Bahkan orang-orang ku hadir lengkap. Serta para tetua yang terlihat tunduk, termasuk mereka yang awalnya menentang ku di persidangan. Kini seperti domba yang memohon ampun pada serigala. Permainan ini amat menakjubkan, tapi bukan berarti tak ada yang merasa aneh.
Alycia merasa di ikuti oleh seseorang setiap waktu nya. Ketika sudah di berikan Dekrit Ratu Utama padahal banyak penjaga yang menjaganya. Beberapa hari setelah penyerahan Ratu Utama gadis itu sedang melakukan tugasnya. "Ayolah, apakah aku bisa membatalkan nya sekarang?" Ucap Alycia, bertanya pada kakaknya.
Hanya Alice yang bisa membantu nya selama, hampir 24 jam. Tak ada satupun penasihat kerajaan yang mau bekerjasama dengan ku. Karena memandang aku bukan pemimpin yang tepat. Apa Masalah mereka? padahal mereka yang memilih ku pada awalnya. "Tidak mungkin, makanya kalo ambil keputusan yang matang" ucap Alice, sambil membantu ku menandatangani surat-surat perintah. "Oh ya, bagaimana dengan Ibunda Ratu? Apakah dia masih hidup?" Ucap Alycia, gamblang.
"Jaga cara bicaramu, bagaimana jika ada yang mendengar nya?" ucap Alice, kaget. Kakaknya langsung memeriksa pintu, dan melihat tak ada seorangpun. "Baiklah, mari kita ganti topik. Apakah dia telah beraksi kak?" Tanya Alycia. Kakaknya hanya mengangguk, dan terus menulis. "Aku fikir, orang-orang telah menyusup di antara prajurit" jawab Alice, dengan tenang. "Mungkin saja sudah menaruh bom dimana-mana" ucap Alycia, antusias.
"Hei, jika seperti itu bagaimana kita kabur?" Ucap Alice, gadis itu kembali berfikir. "Ah~ aku ingin permainan ini segera berakhir, ini sangat melelahkan" ucap Alycia. Tiba-tiba sebuah pot jatuh dari arah taman, kedua saudari itu langsung membuka jendela panik. "Siapa disana?" Ucap Alycia, memeriksa nya. Kakaknya langsung keluar untuk memeriksa lebih lanjut, sedangkan Alycia hanya lompat dari jendela.
"Aku tak menemukan siapapun" Ucap Alice, yang sudah berkeliling. "Aku juga, aneh kenapa vas bunga ini bisa jatuh?" Ucap Alycia, curiga. "Gawat, jika ada yang mengetahui rencana kita bisa gagal" ucap Alice, pusing. Ternyata sedari tadi ada yang mendengarkan percakapan kedua gadis itu. Dia adalah Kai, merasa tak percaya akan hal ini dia sempat berpikir. Harus memberitahu Raja, atau Samuel. Tapi tiba-tiba dia tak sengaja bertemu kakak nya ketika bersembunyi.
Ini adalah tempat belajar khusus pangeran, kakaknya langsung kaget. Melihat adiknya berlumuran keringat, dan terlihat ketakutan. "Ada apa? Apa yang sedang terjadi?" Ucap Samuel, langsung menaruh buku nya dan berlari ke arah adiknya. Samuel menyuruh KAI untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu, dan duduk. "Tadi aku mendengar percakapan Alice, dan Alycia" ucap Kai, dan langsung menjelaskan segala situasi tadi.
Samuel yang sudah mendengarnya langsung mengetahui rencana kedua gadis itu. "Aku tak tau, kedua gadis desa seperti kalian bisa mendapatkan ide yang amat besar seperti ini" ucap Samuel, dengan nada kesal. "Kak, sesuatu yang buruk tak akan terjadikan?" ucap Kai, kebingungan. "Tak akan, kita akan mencegahnya" ucap Samuel, dan langsung melangkah pergi. "Kau mau kemana?" Ucap Kai, mengikuti kakak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Romance[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...