[34] Deep Ocean

22 2 0
                                    

Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

"Wanita itu meninggal""Apa? Kasian sekali""Iyaa, gadis itu sangat muda"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wanita itu meninggal"
"Apa? Kasian sekali"
"Iyaa, gadis itu sangat muda"

Segerombolan orang mengerubungi seorang wanita yang terbaring lemah di tengahnya. Warna kulit nya putih pucat, dan memiliki topeng yang sama persis seperti Alycia. Mereka telah menutup wajahnya dengan kain putih, pertanda kematian. Samuel hanya menatap lemas ke arah sana, begitu juga dengan Kai yang menyusul nya.

"Di sebelah sana, pangeran" ucap seorang penjaga, sambil menunjukkan jalan. Kaki nya berjalan dengan rasa tak kuat, seperti memegang beban yang amat berat. Kaki nya sampai di depan kerumunan, para penjaga menyuruh mereka minggir. Tubuh Mayat itu mirip sekali dengan Alycia, dengan kulit putih pucat dan warna rambutnya. Termasuk topeng kucing yang ia pakai 5 tahun lalu.

Samuel hanya bisa jatuh lemas, kaki nya tak bisa menopang beban lagi. Kai yang masih merasa tak percaya membuka kain tersebut. "Astaga! Mayat ini bukan Alycia" ucap Kai. Samuel yang mendengarnya langsung berdiri dan segera pergi dari sana. Adegan yang memalukan seorang pangeran menangis di mayat yang tak dikenal. Mau jadi apa rumor ini, lebih baik kita mencari gadis nakal itu lagi. "Dimana kaki lemas dan wajah syok mu, pangeran?" Ucap jenderal, bercanda. "Cepat cari, sebelum kepalamu yang ku bawa pulang" ucap Samuel, sambil mengelap hidungnya.

Disisi lain, masih ada seorang gadis yang tetap berada di dalam air. Tanpa suara tanpa gerakan air, seperti tak ada seseorang di dalamnya. Seketika Alycia membuka mata, perlahan ia melihat ekor. Sepertinya ia pernah melihat nya, warna biru laut yang menderang. Perlahan aku mengenali siluet itu, sosok laki-laki setengah ikan lima tahun lalu.

"Ah~ ternyata kau mahluk brengsek yang meninggalkan ku sendiri 5 tahun lalu" ucap Alycia, mengejek. "Aku tak bermaksud begitu, aku terlalu ketakutan dan lari dari sana" ucap nya, meminta maaf. "Kenapa kau tak memberitahu ku?" Jawab ku. "Aku sempat menarikmu kok! Tapi ternyata yang ku tarik adalah ranting kayu" ucap nya, dengan tawa canggung itu.

"Dasar manusia jadi-jadian" ucap Alycia, "aku nih bukan manusia tau, Merman!" Ucap nya tegas. "Aku tak perduli" ucap Alycia, sambil berenang pergi. "kau mau kemana?" Tanya nya, sambil mengikuti ku. "Kembali, bukankah sama dengan bunuh diri tetap disini" ucap ku. "Memang nya kau punya rumah?" Ucap nya. "Trus aku harus tetap tinggal di dalam air, sampai mengkerut?" Jawab ku, kesal.

"Aku punya tempat tinggal di laut ini, jika kau mau-" ucap nya. "Aku tak mau mengkerut, lebih baik aku mengambang di atas air" ucap ku. Mahluk itu tak bisa menyakinkan nya, dan memilih untuk mengikuti nya. "Kita akan berenang kemana lagi kali ini?" Tanya nya. "Kembali, bertemu laki-laki waktu itu" ucap nya.

Samuel telah menggeledah pulau itu dengan sejadi-jadinya. Tapi tak mendapatkan tanda-tanda keberadaan Alycia. Dia kembali dengan amarah yang membara. "Dimana Alycia! Aku tau dia tinggal disini selama ini" ucap Samuel, sambil menarik kerah Chengyi. "Apakah kau sudah puas mencarinya?" Tanya Alice, dengan secangkir teh nya.

"Kau, kenapa kau sangat tenang, Alice? Adikmu masih belum ketemu" ucap Samuel. "Iyaa, bukankah kau yang pertama ingin mengetahui Alycia masih hidup atau tidak" ucap Kai. Gadis itu hanya tersenyum sambil mengaduk teh nya. Ia berdiri dan melepas paksa tangan itu dari kerah Chengyi. "Aku hanya memastikan ia masih hidup atau tidak, kalau mencarinya untuk memaksa nya itu bukan niat ku" ucap Alice, dengan tatapan remeh nya.

"Kau, terus sekarang kau mau bagaimana?" Tanya Kai, dengan lembut. Sepertinya kepergian ku selama lima tahun melewatkan banyak hal. "Kembali lah, kalian tak akan bisa menemukan nya" ucap Alice, sambil memberi hormat ke Chengyi. "Baiklah, nona dan tuan sekalian aku menunggu kedatangan kalian kembali" jawab Chengyi. Mereka pun melangkah pergi dari sana.

Terlihat Samuel masih tak rela untuk pergi dan kembali menengok kebelakang. Terlihat Chengyi tersenyum remeh kepadanya, Samuel pun naik pitam. Kai yang melihatnya, berusaha menahan sebisa mungkin. Kini Alice telah berada di dalam kereta, dan Samuel menghentakan kuda nya kencang. Mereka pun telah meninggalkan tempat itu seutuhnya.

"Sepertinya Alycia di paksa menikah, gadis kecil yang malang" ucap Chengyi. Laki-laki itu kembali masuk dan menunggu kepulangan ku. Tapi sampai malam berganti pagi, gadis itu tak kunjung pulang. "Kemana Alycia? Kenapa dia belum kunjung pulang" ucap Chengyi. "Mungkinkah dia telah kembali mengarungi samudera, hahaha" ucap si kucing bercanda, tapi logika Chengyi berkata iya.

Laki-laki itu langsung berlari kehutan, dan mencari keberadaan ku. Sampai ketika ia menginjakkan kaki di tepi pantai. Perlahan ia melihat sesuatu di atas laut, dan gelombang membawa nya ke tepi. Warna mewah itu cukup membuat mata tertarik, ternyata itu adalah sepatu berwarna merah keemasan. Sesuai dengan hadiah ulangtahun Alycia, setahun yang lalu. Laki-laki itu yang memberinya.

"Kenapa sepatunya berada disini?" Ucap Chengyi, bingung. Kucing itu berhasil menemukan sebelah nya, tak jauh dari sana. Ia menggigit sepatu itu dan membawa kembali kepada tuan nya. "Sepertinya benar, gadis itu telah mengarungi samudera kembali" ucap si kucing. Mereka berdua menatap dalam lautan.

"Tapi tuan, kenapa para manusia itu bisa sampai kemari?" Tanya si kucing. "Aku juga bingung" jawab nya, sambil meratapi kepergian ku. "Tuan.. bukankah, kau memerlukan cinta nya, Nona Alycia" ucap kucing itu, cemas. Perlahan ia berjalan kembali dengan ratapan kesedihan. Seperti tak akan bisa bertemu pujaan hatinya kembali.

Dia mulai mengingat kisah awal pertemuan mereka. Alycia hanya kucing kelaparan yang mencari seorang tuan. Serta alasan Sea bisa mengenal Alycia, yang membawa nya sampai kemari. Mungkin tanpa Sea, dia tak akan pernah bertemu dengan cinta yang mengakhiri kutukan ini. Bahkan sahabat terbaik nya Sea tak tau tentang kutukan ini.

Senyum Alycia, yang hangat itu tak bisa ia lupakan. Kisah lucu, dan jail nya juga membuat Chengyi khawatir. "Ia amat ceroboh akan kah ia tak apa pergi sendirian?" Ucap nya bicara sendiri. Bahkan diperjalanan ia melihat beberapa ranting berdarah. Dari sana ia mengerti bahwa Alycia berjalan dengan susah payah untuk melarikan diri.

Akankah kisah Romance nya berakhir disini dan berubah menjadi melodrama. "Jika waktu bisa di undur, aku akan memilih kutukan ini gw tetap terjadi untuk bertemu denganmu kembali, Nona Alycia" ucap Chengyi, sambil menunduk. Si kucing hanya meratapi majikannya dengan rasa aneh, tingkah tuannya berlebihan sekali. "Bagaimana jika kau mencoba mencarinya?" Ucap si kucing. Chengyi hanya menatapnya tanpa ekspresi.

 Chengyi hanya menatapnya tanpa ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang