Hanya dengan sebuah lamaran saja seperti sebuah dosa besar. Lagipula gadis kecil ini juga tak memikirkan hal itu, mereka bertingkah seperti aku yang menggoda nya. Jika tau umur asli pria itu mungkin kakek dari kakek buyut mereka juga mengenal nya. Lagi pula bukan itu tujuan hidupnya sekarang. Ada hal yang lebih penting dari pernikahan. Dia harus menyelesaikan misi, untuk memenangkan permainan.
Kakaknya pun menarik gadis itu kembali, mereka berbicara di tempat khusus. Hanya Ratu Utama dan orang-orang yang mempunyai izin lah yang bisa masuk. "Ada apa lagi sih, kak?" Ucap Alycia, kesal. Perlahan kakaknya memeriksa di depan pintu, dan jendela agar tak ada yang menguping. "Kenapa kau menolaknya sih?" Ucap Alice, bertingkah aneh.
"Apa maksudmu? Aku di suruh menikah dengan seorang kakek buyut, yang terlihat muda" ucap Alycia, sambil menghentakkan kaki. "Katanya mau memanfaatkan lelaki itu, gimana sih?" Ucap Alice, sambil mundar-mandir. Gadis itu memegang kepalanya yang pusing, melihat adiknya yang terlalu terbawa emosi.
Di meja belajar kerajaan, mempersiapkan segala pekerjaan pengganti raja. "Laki-laki itu sudah mempersiapkan nya?" Tanya ku pada Alice. "Iyaa, aku sudah menemukan beberapa prajurit penyelundup" ucap Alice, sambil memberikan beberapa foto. "kita hanya tinggal tunggu tanggal mainnya, biarkan aku melakukan sesuatu" ucap Alycia. "Maksudmu? Kau mau mengorbankan siapa?" Tanya nya. "Chengyi" ucap Alycia, menatap Alice dengan senyuman.
"Oh iya, jika bukan suami mu dan komplotannya yang merendahkan ku! aku tak akan lupa" ucap Alycia, sambil duduk di salah satu kursi emas itu. "Iyaa sih, perkataan mereka juga keterlaluan" jawab Alice, menghawatirkan adiknya. "Jadi kita harus bagaimana?" Tanya Alycia, sambil melipat kedua tangannya. Kedua gadis itu kembali terdiam.
"Sepertinya kita harus berbicara kepada raja sekali lagi" jawab Alice. Gadis itu masih terdiam, antara kakaknya yang bodoh atau kurang di bentak. "Kau gila nya? Tak lihat, muka nya seperti seseorang yang marah sampai ingin membunuh lawannya" ucap Alycia, sambil menunjukkan wajah kaget nya. "Kan tidak ada cara lain, emangnya kamu punya saran?" Ucap Alice, yang duduk di samping ku.
"Aku juga tidak tau, nya kali aku hamil di luar nikah biar direstui" ucap Alycia, tanpa sebab. Gadis itu hanya asal bicara, sambil mengambil sepotong roti. Seketika Alice berdiri mengagetkan ku, dan membuat roti itu terbang dari tangan ku. "Roti ku.." ucap nya dengan wajah sedih, "Alice Kingsleigh! Apakah kau sudah benar-benar gila, hah?!" Ucap Alycia berteriak.
Kakaknya hanya tertawa, dan memegang pundak ku dengan percaya diri. "Itu adalah saran yang bagus! Dengan begini, kita bisa mengajak nya berkerja sama" ucap Alice, yang semakin membuatku tercengang. "T-tunggu dulu!" Ucap Alycia, mendorong kakaknya. "Aku tak mau hamil, kau tak tau seseram apa itu! Aku belum siap tau" ucap Alycia, berjalan mundur. "Aku tak bilang kau harus hamil beneran bodoh! Ini hanya skenario, kau kan pintar dalam berbohong kan" jawab Alice. Disambut umpatan adik nya.
"Hei, aku gadis bangsawan mana mungkin berbohong sama s-sekali tak punya etika" ucap Alycia, dengan tangan gemetar. "Aku tau setiap kau berbohong, tangan mu akan bergetar. Kau lupa waktu umur 7 tahun hampir mematahkan tangan teman mu karena dia mencuri boneka mu?" Ucap Alice. "Sejak kapan??" Ucap Alycia, kaget.
"Kau berbohong waktu itu, dan bilang dia terjatuh ketika kuda lewat padahal kau yang mendorongnya" ucap Alice. "Yang penting kan semua percaya perkataan ku" jawab Alycia. "Nah itu maksudku, aku membutuhkan akting mu nona besar" ucap Alice. Gadis itu mulai paham akan konsep Alice, dan menyusun rencana.
Terlalu banyak misteri di balik mereka berdua, dari Alycia kembali sampai sekarang. Sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan, sampai melakukan semua hal ini. Mengingat kembali perkataan Alycia, ketika ia baru saja sampai disini.
"Kak aku mendapatkan ide, bagaimana jika kita benar-benar memecah belah kerajaan?" Ucap Alycia, membuat lutut Alice lemah. "Apa kau bilang? Kau gila, itu bisa memicu perang" ucap Alice, sambil memegang kepalanya. "Shut! Kecilkan suaramu, bagaimana jika yang lain mendengar" ucap Alycia, sambil menutup mulut kakaknya. "Baiklah, bagaimana rencananya?" Ucap Alice, dan di sambut anggukan Alycia dengan percaya dirinya.
"Siapa dulu adikmu? Aku bukan penentu takdir, tapi masa depan di tentukan masa sekarang" ucap Alycia.
Sebenarnya apa yang ingin mereka lakukan, dan permainan macam apa yang sedang mereka mainkan. Misi apa yang harus mereka lakukan untuk memenangkan permainan gila ini. Banyak mata yang sudah mulai curiga dengan kedua gadis itu, tapi mereka memilih diam. Dengan Alycia yang hanya gadis desa bisa menempati posisi permaisuri itu saja sudah luar biasa, apa lagi Ratu Utama. Sudah pasti dia bukan gadis biasa.
Perlahan banyak tetua yang mau berkerjasama dengan nya. Serta kepemimpinan Samuel yang mulai terlupakan. Sepertinya sudah banyak rakyat yang percaya dengan kepemimpinan nya. Karena banyak kasus besar yang ia lakukan sendiri. Contohnya kekeringan di desa sebelah baru-baru ini, dia mengutus langsung Wave bersama para prajurit dan menghentikan ada nya korupsi di sebelum dan sepanjang pengiriman.
Wave juga cukup membantu ku dalam memimpin kerajaan Lunais. Entah apa yang dia inginkan, tapi aku tau dia cukup berkerja keras dalam membantu ku. Suatu hari Alycia memanggilnya, dan mengajukan beberapa pertanyaan. "Ratu Utama, pelayan pribadi anda datang" ucap salah satu penasihat. "Suruh masuk, dan kau keluar ada yang ingin ku bicara kan dengan nya" ucap Alycia, dengan kertas-kertas itu. Dia masih mengisi dan memilih data mana yang akan di setujui nya.
Perlahan suara sepatu itu terdengar jelas, dan lelaki itu tersenyum kepadaku. "Kau tak tidur siang lagi nya" ucap nya remeh. "Kau tak masuk ke kamar ku lewat jendela lagi nya" ucap Alycia, sambil menandatangani kertas-kertas itu. "Kau terlihat sibuk kenapa memanggil ku?" Ucap nya. Dia duduk, dan melihat kertas-kertas itu.
Aku melepaskan kacamata ku, dan berbicara serius pada nya. "Apakah kau tak menginginkan sesuatu?" Tanya ku. "maksudmu?" Jawab nya dengan wajah bingung. "Iya, seperti sesuatu yang kau inginkan atau mungkin jabatan? Aku bisa memberinya jika kau mau" ucap Alycia, dengan berwibawa. "Bahkan cara bicaramu terasa berbeda" gumam nya. "Apa? Aku tak mendengar jelas" ucap Alycia. Perlahan aku berjalan menuju jendela, dan membukanya sambil menunggu jawaban lelaki itu.
Gadis itu meregangkan tubuhnya, dan memperlihatkan jelas lekuk tubuh itu. "Aku hanya menginginkan mu, tapi sepertinya kau tak cukup mengerti" gumam nya sekali lagi.
Aku hanya menginginkan mu, gadis kecil..
Apakah kau masih kurang mengerti?
_Wave BlazeWarning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Romance[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...