[21] Perebutan Tahta

27 2 0
                                    

Hari-hari pun berlalu, kehadiran wave lumayan mengganggu mata kedua laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari pun berlalu, kehadiran wave lumayan mengganggu mata kedua laki-laki itu. Dimana ada Alycia, di situlah Wave berada. Tanpa di sadari ternyata ada sebuah pergerakan, dari sebelah sisi. Maksud ku Kai mulai menunjukkan kebijakan nya dalam memperebutkan tahta. Ia mulai melaksanakan tugas-tugas yang tak bisa di lakukan Samuel. Semua itu berawal dari hal-hal kecil dan mulai ke masalah yang lebih besar. Laki-laki itu menyadari nya, ketika di rapat ternyata para menteri mulai memilih KAI lebih bijak dari Samuel.

"Ada apa dengan raut wajah mu? Sepertinya rapat tak berjalan dengan lancar" ucap Alycia. Gadis itu sedang menyeruput teh nya di taman kerajaan. Sebenarnya Alycia tak suka melakukan ini, tapi tadi Alice membuat acara minum teh dengan beberapa wanita bangsawan yang bisa meningkatkan kasta mereka. Mereka juga perlu mendapat kan kesan yang bagus di luar sana, untuk mematikan dan mencegah rumor buruk. Laki-laki itu melihat istrinya minum teh dan makan kue sendirian di tengah taman luas itu.

"Apa yang kau lakukan di sana?" Ucap nya yang malah bertanya balik kepadaku. "Biasa, yang sering wanita lakukan" ucap Alycia, sambil menunjukkan teh nya. "Dimana yang lain? Kenapa kau sendirian?" Ucap laki-laki itu, aku memberikan isyarat agar dia duduk di samping ku. "Sudah pergi, aku hanya sayang dengan kue-kue enak ini" ucap Alycia, gembira. "Dimana pengawal setia mu itu?" Ucap Samuel sambil menarik bangku di samping ku.

"Hm.. tidak tau, lagi pula tadi kan perkumpulan wanita masa iya ada laki-laki itu" ucap Alycia, sambil mengunyah roti kering itu. "Oh.. begitu" ucap nya lemas, seperti sedang dalam situasi yang buruk. "Ada apa? Apakah ada orang yang mencuri darimu?" Tanya Alycia. "Ha? Aku kan seorang pangeran, mana mungkin ada yang berani" ucap Samuel, sambil mengambil beberapa makanan ku. "Ih~ siapa bilang aku membolehkan nya?" Tanya Alycia kesal. Tiba-tiba Alycia langsung memakan roti yang sudah di gigit oleh Samuel.

Alycia mengigit roti yang masih tercantol di mulut Samuel, dan mengambil nya paksa. Gadis itu melahapnya dengan senang hati. Sedangkan Samuel tersipu malu, akibat tindakan Alycia yang terlalu overaktif. "Kau!" Ucap Samuel, ketika ia mulai pergi gadis itu kembali menarik nya duduk. "Kita belum selesai bicara, kau ada apa? Apakah ada masalah dengan tahta mu?" Tanya Alycia penasaran. Gadis itu langsung menaruh kembali makanan nya, sangking ia penasaran.

"Sepertinya,"
"Seharusnya aku tak membahas ini dengan Alycia"

"Kenapa kau diam? Jangan membuat ku penasaran??" Ucap Alycia, sambil merayu Samuel. "Sejak kapan gadis ini jadi seimut ini?" Fikir Samuel, dengan pipi merahnya. "Ada apa dengan raut wajah mu? Apakah kau sakit?" Tanya Alycia, sambil mengecek suhu tubuhnya. Wajahnya makin tak karuan, membuat Samuel pergi tanpa sebab.

"Apakah sidang nya kali ini tak memihaknya?"
"Iyaa, sepertinya Kai terlalu memimpin jauh"
"Agh.. bagaimana jika kai sampai menang?"
"Sepertinya laki-laki itu juga menginginkan tahtah, tapi bukan karena kerajaan"
"Terus apa? Benar juga kata-kata mu, aku tak pernah tau Kai setertarik ini dengan tahta"
"Alycia?"
"Ha?"
"Apa mungkin ia melakukan ini karena mu?"

Aku dan wave terus berbincang sebelum nya, sepertinya yang di bicarakan wave benar. Bagaimana jika ia menang? Apakah aku harus berlari ke arahnya. Tentu saja tidak, aku tak mau menjilati makanan yang sudah ku buang. Aku harus bisa menemukan cara nya, karena pada akhirnya aku yang akan di rugikan.

Gadis itu menemui kakaknya kembali, dengan empat mata. "Alice, kita perlu bicara" ucap Alycia serius, ia bahkan menarik nya ke kamarnya. "Ada apa?" Tanya Alice bingung, "ini tentang Kai, suami mu seperti nya sangat menginginkan tahtah" ucap Alycia, sambil menyilangkan kedua tangannya. "Ha? Bukankah, harusnya Samuel yang menjadi putra mahkota?" Tanya Alice bingung. "Kau juga berpikiran sama kan? Tapi kali ini dia benar-benar gila, ia sampai berkolega dengan para menteri" ucap Alycia.

"Aku tau, Samuel dan Kai bertarung dengan adil tapi bukankah tetap saja Anak pertama adalah Raja dari dahulu" ucap Alice, sambil merasa tidak nyaman. "Alice," ucap ku membuat nya bingung."tidak mungkin sampai terjadi perang persaudaraan kan?" Ucap Alycia, membuat Alice tercengang. "Hei, jangan sampai itu terjadi! Itu sama saja menghancurkan kerajaan" jawab Alice, panik.

"Dan seharusnya kau tak berkata seperti itu, baiklah aku akan membicarakan ini dengan nya" ucap gadis itu lalu pergi. "Oh, baiklah sampai jumpa".

Alycia masih terus memikirkan cara bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah ini. Jika sedikit saja salah, aku takut hal yang tak di inginkan akan terjadi. Tapi jika aku diam saja sudah pasti mimpi ku akan tamat. Wave lagi-lagi datang lewat jendela, bahkan ini di lantai dua. "Kau gila nya?" Ucap Alycia. Gadis itu sedang berbaring dengan kaki di atasnya. "Aku tau kaki mu cantik, jadi turunkan lah aku punya berita menarik" ucap Wave.

"Aku sudah terlalu lama berjalan tadi, makanya kaki ku sakit" ucap Alycia, ia langsung duduk bersila dan menyuruh Wave duduk di pinggir ranjang. "Memang nya nona ku ini pernah jalan berapa jauh sih?" Tanya Wave mengejek ku. "Sudahlah, apa info menarik nya?" Tanya Alycia, girang. "Katanya ada sebuah hantu, di desa Sheen ia juga mengambil perhiasan dan lainnya" ucap Wave. "Bukankah itu seorang pencuri namanya, itu mah cuma motif mereka" ucap Alycia.

"Sepertinya memang begitu, tapi tidak ada yang berhasil menangkapnya sampai detik ini sampai berita nya masuk ke kuping raja" ucapan itu membuat Alycia sedikit kaget. "Bagaimana bisa pencuri biasa sampai kekuping raja? Sedangkan menteri nya yang korupsi saja ia tak tau, ups.. aku bercanda-canda" ucap Alycia sedikit tertawa. "Memang benar sih, siapa sih yang tak tergiur dengan duit banyak" ucap wave. "Eh? Bukan itu point penting nya, mahluk itu cepat dan bentuk nya yang aneh" ucap nya, membuat Alycia sedikit bingung. "Ah.. kasus ini sama sekali tak menarik" ucap Alycia. "Ada satu hal lagi, katanya kota itu juga di landa kematian mendadak" ucap wave baru membuat cerita ini menarik.

"Ini baru seru" ucap Alycia, sambil tersenyum. "Kenapa?" Tanya nya bingung, "untuk apa mereka membunuh? Bukankah mereka hanya perlu menakuti dan lainnya" ucap Alycia. "Yang kau maksud, mereka juga pembunuh nya?" Tanya Wave, di sambut anggukan Alycia. "Aku akan mengambil masalah ini, jika manusia bodoh itu tidak bisa maka harus aku yang maju" ucap Alycia.

 "Aku akan mengambil masalah ini, jika manusia bodoh itu tidak bisa maka harus aku yang maju" ucap Alycia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ.
Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ
Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum.
See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang