[24] Monster Mengerikan

23 2 0
                                    

Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ.
Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ
Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum.
See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.

"Nona hati-hati, mahluk itu berbahaya" ucap Wave, sambil mengeluarkan pedangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona hati-hati, mahluk itu berbahaya" ucap Wave, sambil mengeluarkan pedangnya. Mahluk itu berwarna hijau, dan memiliki tinggi 300 meter, Serta tangan yang amat besar. Sepertinya ia juga membeli sebuah pil perubah wujud. "Berhati-hatilah, mahluk itu hanya bertahan selama 30 menit" ucap Alycia. "Baik, nona" ucap Wave, sambil terus menyerang mahluk itu. Tapi naas pedang Wave patah dan badan laki-laki itu di hempaskan dengan mudah.

Monster itu mengejarnya, Alycia hanya bisa berlari untuk menyelamatkan diri. "Aku tidak bisa terus berlari, jika warga yang menjadi sasaran bahaya" ucap Alycia dan berhenti di sana. "Kenapa? Kau siap menjemput ajal mu" ucap monster itu. "Siapa bilang? Aku akan melawan mu dengan kecerdikan ku" ucap Alycia, sambil berlari ke arahnya. Laki-laki itu siap menangkap nya, Alycia langsung menunduk dan menghindari nya.

Lagi-lagi ia berusaha untuk menumbuk Alycia menjadi tempe penyet. Gadis itu berguling untuk menghindari nya, dan mendapatkan sebuah kayu berujung tajam. "Hahaha kau kira bisa apa dengan kayu itu" ucap nya meremehkan ku. Alycia langsung melompat ke arahnya, dan berhasil mengenai mata nya. "Agh! Mataku, wanita jalang sialan!" Ucap nya asal menyerang. Tubuh ku tak sengaja terhempas olehnya. Terasa jelas tubuh ku seperti, kaca yang sudah pecah berkeping-keping.

Tak sampai di situ, monster itu kembali menghampiri ku. Ia mencekek leher kecil milik gadis itu, bahkan tubuhnya terlihat seperti sebatang kayu rapuh di tangan monster itu. "Alycia!" Ucap wave panik, tapi apa daya tubuh Wave juga terluka parah. "J-jangan.. kemari" ucap Alycia, yang bahkan tak bisa bernafas. Wave tak bisa menahan air matanya, bagaimana bisa ia sama sekali tak bisa menolong gadis tercintanya itu.

"Aku.. yang salah, tolong lepaskan dia" teriak Wave, yang tak bisa menahan rasa sakit ini. "Sudah ku bilang.. diam di sana, aku tak akan mati!" Ucap gadis itu sambil berteriak. Monter itu benar-benar berusaha meremukkan seluruh badan ku, dengan tubuh besarnya. Tangan nya bahkan sebesar tubuh Alycia. "Hahahaha.. mau kah, kau mendengar cerita yang seru" ucap Alycia. "Baiklah, aku akan mendengarkan nya. Lagi pula itu adalah kata-kata terakhir mu" ucap nya remeh.

"Tubuh mu, adalah tumbal selanjutnya" ucap Alycia, sambil memejamkan matanya. Gadis itu menunjuk ke arah leher monster itu, ia memiliki tiga garis putih yang menandakan ia adalah target alam selanjutnya. Tak lama hujan pun turun, membanjiri tempat itu. Hujan nya amat deras, dan terlihat jelas tubuh monster itu seperti tersayat-sayat. "Apa yang terjadi, dasar gadis sialan" ucap monter itu. Ia melemparkan tubuh ku ke sembarang tempat seperti sebuah sampah.

Pipinya tergores lumayan dalam menyebabkan pendarahan. "Alycia" ucap Wave, sambil merangkak ke arah tubuh ku. Wave berhasil meraih tangan sang gadis, ia memegang nya erat. Tak lama laki-laki itu memuntahkan darah, dan tersenyum kepadaku. "K-kau berjanji akan selamat kan" ucap Wave, sambil menangis sejadinya. "Tidak apa-apa, aku kan sudah berjanji" jawab ku. Perlahan tangan ku melemas, dan Wave juga tak sadarkan diri.

Monster itu telah musnah seutuhnya, walaupun para gloof sudah pergi tapi karma nya tetap ada untuk mengakhiri nya. Untung saja setelah meminta tumbal terakhir, semua kembali tentram. Kabar pun sampai ke telinga raja, hati nya tak bisa tenang. Ia mengeluarkan prajurit dan para tabib kerajaan untuk pergi ke desa Sheen. Alice, dan Samuel bingung atas gerombolan penjaga yang lumayan besar pergi meninggalkan kerajaan. "Pasti ada yang terjadi" ucap Alice, cemas. Samuel hanya terdiam dan pergi dari sana.

Kembali ke desa Sheen, sepertinya bala bantuan dari raja berdampak besar akan kesembuhan Alycia, dan Wave. "N-nona? Apakah nona sudah sadar?" Tanya seorang tabib. Wave yang melihat mataku baru saja terbuka, langsung memeluk erat gadis itu. "Aku sudah tak apa" ucap Alycia. "Tapi, karena kau aku jadi cemas setengah mati" ucap Wave kesal, gadis itu hanya tertawa. "Aku yang sekarat, kau yang takut setengah mati.. bagus, kau memang anjing setia ku" ucap Alycia mengatai Wave.

"Hei, aku hanya khawatir" ucap nya, dengan pipi merah itu. "Sepertinya tubuh nona sudah pulih total, tapi" ucap tabib itu. "Bagus, kalau begitu aku harus kembali ke istana secepatnya" ucap gadis itu yang langsung berdiri. "Dimana kaca? Aku harus berdandan dulu sebelum pulang" ucap Alycia, dengan senyum ceria nya. Semua mata menatap ku dengan waja mengasihani.

Para tetua hanya bisa menundukkan kepalanya, merasa amat berdosa. Wave malah memeluk ku, dan menahan tangisnya. "Jika aku memberi tahumu, kau tak akan panik kan?" Tanya Wave. "Aku tak apa, kau seperti Memberi tahuku bahwa wajah ku amat jelek untuk bercermin" ucap Alycia, melepaskan pelukan. "Tidak Alycia! Kau akan menjadi gadis tercantik bagiku selamanya" ucap wave panik. "Iyaa aku tau. Pelayan, mana kaca nya?" Tanya Alycia sekali lagi, dan Wave pun memberikan isyarat. Para pelayan mengambil kan ku kaca, sambil melihat Wave. "Hei, aku tuan kalian kenapa kalian malah mendengarkan perintah Wave" ucap Alycia, sambil mengambil paksa cermin itu.

"Mari kita lihat, wajah can-", gadis itu langsung menjatuhkan kaca itu. "Aku salah liat kan?" Tanya Alycia, dengan wajah tanpa ekspresi. Tak ada satupun yang menjawab pertanyaan ku, bahkan menatap mataku saja tak berani. Gadis itu langsung mengambil kembali serpihan kaca itu, sampai tangan nya berlumuran darah. "Alycia, apa yang kau lakukan?" Ucap wave, panik. Ia langsung memeluk gadis itu, dan menyeretnya menjauh dari serpihan kaca itu.

"Singkirkan kaca itu!" Perintah Wave, "Alycia.. tolong tenang", ia memeluk erat gadis itu. "Tolong.. bilang ini mimpi! Tolong.. bilang ini tak nyata, aku salah liat kan" ucap Alycia yang bahkan tak bisa berdiri. Alycia memeriksa wajah nya, dan merasakan bekas luka yang amat besar di wajahnya. "Enggak! Gimana aku bisa hidup dengan wajah ini" ucap Alycia, sambil memukul-mukul laki-laki itu. "Aku yang salah Alycia, tolong tenang.. aku tak bisa melihat mu seperti ini" ucap Wave, sambil mengelus kepala gadis itu

Alycia terus berteriak, dan Wave memeluk nya. Terlihat para pelayan yang lainnya juga merasakan rasa sakit yang sama. Mereka hanya bisa terdiam dan menundukkan kepala mereka. Bahkan para pelayan wanita, ada yang sampai meneteskan air matanya. "Wave.. bilang ini mimpi, aku salah liat kan" ucap Alycia, merengek ke arah Wave. Wave meregangkan pelukannya dan bilang "kau tetap gadis kecil cantik ku Alycia, aku akan selalu berada di sisi mu".

 Wave meregangkan pelukannya dan bilang "kau tetap gadis kecil cantik ku Alycia, aku akan selalu berada di sisi mu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang