[46] It's Me

28 2 0
                                    

Kembali ke waktu hari pertama gadis itu pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ke waktu hari pertama gadis itu pulang. Tepat nya setelah pertengkaran itu, mereka di suruh bubar dan yang lainnya di lepaskan. Masalah di desa Sheen menjadi masalah bagi Samuel yang hanya tertunda. Alice menarik ku untuk bicara empat mata, dia menatapku aneh dan dengan rasa intimidasi. "Apa maksudmu tadi?" Tanya Alice.

Alycia hanya tersenyum dan duduk di pinggir jendela itu. "Bukan apa-apa hanya sedikit balas dendam" ucap Alycia, sambil melihat lemari cantik nya. "Kau tau masalah ini tak semudah itu, dan pasti bukan Samuel pelakunya" ucap Alice, tegas. "Kenapa kau yakin?" Ucap Alycia, sambil melakukan hal lain.

"Ayolah Alycia, sebenci ya keluarga kerajaan tak mungkin berani menyakiti kita, keluarga Kingsleigh yang terpandang" ucap Alice. "Aku tau, yang kau maksud, tapi kenapa kau tak yakin dengan ku?" Ucap Alycia, kesal. "Apa maksudmu?" Ucap Alice bingung dan Mulai duduk di atas tempat tidur ku. Alycia menghembuskan nafas kesalnya, dan menatap Alice. "Wahai kakak ku yang cantik nan pintar, apakah kau tak merasa aneh sedikit pun?" Tanya Alycia.

"Aneh?" Gadis itu terdiam sesaat, menelaah kejadian tadi. Dia baru mengerti apa maksud perkataan adik nya. "Panah? Bagaimana dia bisa tau tentang panah?" Ucap Alice. "Binggo! Asal kau tau kak, bagaimana bisa dia berada di tempat kuda terbengkalai di hari libur begini.. tak semua orang tau tempat itu" ucap Alycia. "Bukankah hanya ada satu, dan itu juga baru saja di perbaiki" ucap Alice, merasa bingung. "Kau saja tak tau kan" ucap Alycia, percaya diri.

"Iyaa, tapi kan dia seorang pengurus kesiswaan bukankah wajar jika mengetahui struktur sekolah?" Ucap Alice. "Di denah sekolah saja tidak ada, bahkan tukang bersih-bersih tua itu saja belum tentu tau" ucap Alycia, menegaskan. "Baiklah anggap itu benar, lalu bagaimana kau yakin? Dan malah menuduh Samuel" ucap Alice, kembali berputar di antara topik itu.

"Kak, apakah kau tau Kerajaan Thuania? Ku harap kau tau akan rumor nya" ucap Alycia, dengan kesal. "Bukankah itu hanya kerajaan yang telah lama runtuh" Ucap Alice, dan di sambut anggukan ku. "Kau tau akan rumor nya? Aku bahkan telah mendengar nya saat di perjalanan" ucap Alycia. "Iyaa, itu cukup menyebar tapi itu hanya rumor masyarakat biasa dan bahkan belum ada tanda-tanda sama sekali" ucap Alice.

"Kau bilang tak ada? Apakah semua manusia di kerajaan ini bodoh?" Ucap Alycia kesal. Wanita ini ingin menangis karena kapasitas otak kakaknya telah menurun drastis. "Maksudmu? linyi adalah salah seorang dari kerajaan itu, serta terkait dengan kasus desa Sheen, begitu?" Ucap Alice, yang akhirnya mengerti. "Iyaa, dengan semuanya. Gloof, monster, pelayan pembunuh" ucap Alycia.

"Ada satu lagi, kelinci hitam! Kau pernah menceritakan nya aku mencari mu dengan dia, lalu dia mengajakku bertemu tapi aku tak dapat menemui nya" ucap Alice. "Bisa jadi, tapi jika itu kelinci hitam orang yang paling mencurigakan adalah Sea" ucap Alycia, menjadi bingung. "Dia yang menjadi pengantar, apakah ini ada kaitannya dengan Wave dan Sea?" Ucap Alice.

Kedua gadis itu kembali berfikir, dan merasakan kepala yang mau pecah. "Tugasku menikah, tapi kenapa jadi seperti ini" ucap Alycia, sambil mengacak rambutnya. "Ini adalah salah satu tanggung jawab kita juga" ucap Alice. "Emang susah hidup sebagai gadis bangsawan cantik nan pintar" ucap Alycia, memuji dirinya sendiri. "Jadi apa rencana mu?" Tanya Alice. "Aku tak tau, aku hanya menunggu permainan nya dan mengikuti alur" ucap Alycia. "Kau akan diam saja?" Ucap Alice, yang hampir saja mengocehiku.

"Tenang dulu dong!" Ucap Alycia dengan senyum nya. "Bukankah kita juga harus mengambil langkah besar, agar mudah" ucap Alice. Gadis itu tersenyum dan, merapihkan pakaiannya. "Bukankah aku bisa menjadi Ratu Utama" ucap Alycia. Gadis itu memakai Mahkota Mutiara, sebagai ganti Mahkota resmi. "Kau gila?" Ucap Alice, yang langsung berdiri tiba-tiba.

"Bukankah sudah jelas? seseorang sedang mendukung ku untuk menjadi pemimpin dimasa depan.. mari kita ikuti saja cara mainnya" ucap Alycia. "Apa maksudmu? Menjadi Ratu Utama itu tidaklah mudah, Hanya Ibunda ratu kedua yang berhasil melakukan nya" ucap Alice. "Nah itu bisa, kenapa aku tidak?" Ucap Alycia, sambil mempermainkan kakaknya. "Itu juga karena ketidak ada nya pangeran putra mahkota, selama 5 tahun dan menunggu dewasa sang putra mahkota" ucap Alice.

"Kan ada yang mendukung ku" ucap Alycia. "Tapi Alycia, itu jelas tidak mungkin! Dan sangat berbahaya" ucap Alice, menentang adik nya. "Kita hanya diam saja itu lebih berbahaya kak, kan kau sendiri yang bilang harus mengambil langkah besar" ucap Alycia, berdebat dengan kakaknya. "Aku akan membantumu" ucap seseorang, yang tiba-tiba muncul dari jendela.

"Wha! Kau gila nya, mengagetkanku" ucap kedua saudari itu bersamaan, mereka bahkan sampai berpelukan. "Siapa sih bajingan ini? Kenapa dia seperti hantu" ucap Alice, sambil menghempaskan roknya. "Kau lupa? Aku bajingan kecil yang hampir dimakan harimau putih adikmu" ucap Wave. "ah, aku mengingat nya! Kau tak pernah berubah nya" ucap Alice, dengan senyum kesal nya. "Siapa? Sejak kapan aku memelihara hewan peliharaan, bukankah ibu melarang ku sejak kecil" ucap Alycia, merasa bingung.

Hanya ada satu alasan kenapa gadis itu gak boleh memelihara hewan, karena semua hewan yang dia bawa berbahaya. "Kau lupa? Rubah Merah, Kodok Beracun, ular hijau, dan masih banyak lainnya.. itu yang ingin kau pelihara" ucap Alice, dengan berusaha tenang. Terlihat jelas wajah Wave sedikit tercengang, dan tertekan. "Bukankah hewan itu imut?" Ucap Alycia, dengan polosnya. "Imut? Kau bilang imut? Wave! Cepat panggil tabib kerajaan untuk memutilasi wanita ini, siapa tau otaknya mengalami kesalahan gen" ucap Alice, yang berusaha tenang.

"Ayolah, kenapa tak sekalian kau memelihara Citah?" Ucap Wave, asal bicara. "Sudah pernah! Di umur 7 tahun" ucap Alice, tertekan. Wave hampir saja pingsan mendengar nya, dan Alycia hanya tersenyum mendengarnya. "Ayolah, lagipula waktu itu aku hanya anak kecil yang tak tau apa-apa mana mungkin sekarang aku memelihara hewan aneh seperti itu" ucap Alycia, berbicara dengan cepat.

Seketika terdapat Elang Laut Afrika yang datang entah darimana. Suaranya cukup berisik, dan langsung terbang ke arah ku. "Bayiku, aku tak melihat mu cukup lama kau sudah sebesar ini" ucap Alycia, memeluknya. Alice, dan Wave yang sudah takut setengah mati hanya tercengang melihat tingkah gadis itu. "Elang gak bahaya kok, serius" ucap Alycia, dengan tawa canggung nya. Saat itulah pertengkaran tanpa arti dimulai, dan perbincangan penting terlupakan.

Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang