Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■). See you In the next chapter!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasananya tiba-tiba saja membeku, dan tangan Alycia bergetar tanpa sebab. "Apakah itu orang yang ku kenal?" Ucap nya berusaha tenang. "Tentu saja, Nona Alycia" ucap Eulan, gadis itu merasa bingung dan sedikit Takut. Sepertinya dia sudah menebak nya, tapi tak kuat untuk menerimanya. "Si-siapakah itu?" Tanya Alycia, berusaha tersenyum.
"Ibumu" ucap nya dengan tersenyum, gelas itu terjatuh seketika. Suaranya entah kenapa sangat keras, bahkan terdengar oleh para lelaki di depan. "Ada apa?" Tanya mereka serentak. "Berhenti mengucap hal aneh, ku fikir bukan hanya tubuh mu yang aneh ternyata otak mu juga" ucap Alycia, sambil berjalan pergi.
"Kau tak mau mendengar kelanjutan ceritanya? Yang ku dengar beliau mati karena dirimu" ucap gadis itu dengan mengintimidasi. "Eulan! Apa yang sedang kalian bicarakan?" Ucap Wave, marah. "Aku hanya menceritakan tentang kematian ibunya, kenapa kau marah?" Tanya gadis itu, dengan wajah remehnya. "Dia hanya gila kan? Aku tau itu" ucap Alycia, di depan pintu.
"Kenapa kau tak melihatnya sendiri? Bukankah kau seharusnya bahagia sekarang, wajah cantik mu kembali tanpa memperdulikan ibu sendiri" ucap Eulan, sambil mempermainkan cangkirnya. "Sudah cukup, kau berlebihan" ucap Sea, memegang tangan ku. "Kenapa kalian semua menyalahkan ku? Bukankah dia wanita jalang yang meninggalkan keluarganya demi kecantikan" ucap Eulan, semakin memojokkan ku.
Alycia terdiam dan merasakan air mata yang ingin mengalir, dan dada yang mulai sesak. Tapi ia mendongak kan kepalanya, menahan air mata. "Tapi aku lebih merasa kasian padamu, karena kau iri dengan wanita jalang ini" ucap Alycia, sambil tertawa meninggal kan nya. "Apa kau bilang?!" Ucap nya, ikut membanting gelas.
Akhirnya lelaki itu telah sampai di desa penghubung. Ia pergi menghampiri laki-laki lain yang telah menunggunya, yaitu Sea. "Hai kakek tua, telah lama kita tak berjumpa" ucap nya sambil melambaikan tangan. "Aku masih terlihat segar bugar, kenapa kau bilang aku kakek-kakek?" Ucap nya dengan nada sinis.
"Kenapa kau kemari?" Tanya nya sambil berjalan menuju desa. "Harus nya aku yang mengeluh terlebih dahulu, kenapa kau asal mengirimkan seorang gadis ke rumah ku?" Ucap Chengyi mengintimidasi. "Ayolah, aku kasian padanya" ucap Sea, sambil merangkul pundaknya. "Kedatangan ku kemari bukan untuk mu" ucap nya to the points. "Terus?" Jawab Sea dengan kebingungan, "Dimana gadis itu?" Tanya nya.
"Siapa yang kau maksud? Banyak gadis di desa kami" ucap nya, sambil menunjuk ke segala arah. "Kau tau siapa yang ku tanya, kan?" Ucap Chengyi, sambil melihat jalan. Laki-laki itu tersenyum atas tingkah bodoh sea dalam mengalihkan topik. "Maksud mu, Alycia?" Tanya nya, sambil mengikuti langkah Chengyi. "Iyaa, bahkan dia telah mengangkat kutukan ku" ucap Chengyi.
Gadis bernama Eulan itu baru saja keluar dari gubuknya. Ia melihat sosok lelaki yang amat ia kenali. "Chengyi!" Teriak wanita itu, yang langsung berlari ke arahnya. Eulan adalah salah satu wanita yang mencintai Chengyi, tapi entah kekuatan apa yang ia punya ketika kutukan itu berusaha membunuhnya tak pernah berhasil.
"Sejak kapan kau disini?" Ucap nya sambil menepuk laki-laki itu. "Baru saja" ucap Chengyi, menghindar. "Maaf... Hehehe, tapi aku sudah lama menunggu mu! Kenapa kau kemari?" Ucap nya dengan tingkah sok lembut. "Aku mencari seseorang" ucap Chengyi. "Oh? Apakah itu aku! Hahaha" Ucap gadis itu dengan frontal nya. Chengyi hanya menghembuskan nafas kasar nya. Melihat tingkah gadis itu, tapi ia kembali tersenyum dengan paksa.
"Kau.. jika ingin menggoda lelaki jadilah lebih lembut bukan bertingkah kasar seperti lelaki" ucap Sea. "Siapa bilang gadis ku tak seperti perempuan?" Ucap seseorang berbadan besar nan botak. Ia adalah salah satu bawahan Wave, yaitu Lando. "Kau, menjauh lah! entar Chengyi cemburu pula" ucap Eulan sambil mendorong jauh lando. "Ayolah kisah cinta macam apa ini?" Ucap wave, yang datang entah dari mana.
"Tuanku, ada yang ingin merebut wanita ku" ucap Lando, yang lebih pendek dari Wave. "Siapa wanita mu? Pendek, jelek, gendut, botak lagi.. kau kira mata ku buta!" Ucap Eulan, jijik. "Sudah-sudah dia tamuku, mari bicara" ucap Wave, mengajak sea dan Chengyi. Sudah tertata kan teh buatan Chloe, yang sudah di bawakan Charlotte sang adik.
"Sudah lama sejak kita minun teh seperti ini, kekek tua" ucap Wave, sambil mengangkat gelasnya. "Kalian.. aku masih terlihat segar dan bugar, bahkan para wanita lebih tertarik pada ku" ucap Chengyi, sambil tersenyum. "Tapi tak membuat umur mu tak bertambah kakek tua" ucap Sea, sambil memberikan gelas nya. "Ayolah, umur hanya angka tapi aku tak tua" ucap Chengyi.
Di sisi lain Alycia telah keluar dari sumur itu. Ia bahkan tak sengaja menabrak engsel pintu, dan melukai kaki nya. "Kenapa aku terlalu sering terluka sih?" Ucap nya memaksa berdiri, dengan tangis di pipinya. Tak lama terdengar suara hentakan kaki membuat Alycia berhenti menangis dan berusaha mengintip. "Siapa disana?" Ucap nya dengan pedang, di samping leher ku.
"Ha... Hks.. hks.. aku sudah terluka tidak mungkin mati kan" ucap Alycia, memejamkan mata. Laki-laki itu kaget melihat gadis yang terduduk di sana. Ia melemparkan pedangnya. "Kau? Alycia kan! Kenapa kau bisa disini" ucap nya sambil mengecek wajah ku. "Sudah cukup kau memegang wajah cantik ku! Iyaa aku Alycia" ucap nya sambil perlahan membuka mata. Wajah itu terlihat asing, dan gadis itu menatap bingung sambil memiringkan kepalanya.
"Aku Linyi! Ketua kesiswaan, walaupun dulu sih" ucap nya padaku. "Ah.. tak tau, aku tak mengurus perangkat sekolah bahkan aku jarang hadir bagaimana aku tau wajah nya" ucap Alycia dengan bergumam di akhir. "Kaki mu kenapa?" Tanya nya sekali lagi. "Dari pada bertanya mending bawa aku, keruang perawatan sekolah" ucap Alycia.
"Baiklah" laki-laki itu berdiri tanpa memberikan pertolongan. "Kaki ku tak dapat berdiri, gendong aku" ucap Alycia. "Bukankah itu tidak baik, lagi pula kau istri pangeran" ucap Linyi. "Akan ku penggal kepalamu jika tidak menolong ku sekarang" ucap Alycia. Entah kekuatan dari mana, ia langsung mengangkat ku dan berlari ke arah ruang perawatan. Walaupun hampir jatuh sih, tapi ia seperti mengorbankan tubuhnya agar tak melukai ku.
"Akhirnya, kau cukup berat" ucap Linyi, dengan terengah-engah. "Tutup mulutmu sebelum ku potong lidah itu" ucap Alycia, sambil di rawat seorang perawat. "Nona ini luar biasa sekali, setiap masuk pasti di gendong lelaki tampan" ucap seorang perawat. "Apakah tugas perawat sekarang bergosip?" Ucap Alycia, dengan wajah marah nya. "Ah.. maaf nona" jawabnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sosok misterius, wajahnya tampan kenapa aku tak mengenalinya? _Alycia Kingsleigh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.