Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ.
Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ
Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum.
See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.Di istana, Alice mencari keberadaan raja. "kau tau kan apa yang terjadi kepada adik ku!" Ucap Alice, marah besar. "Maaf kan aku, aku hanya mengetahui bahwa ia terluka parah" ucap sang Raja. "apa maksud kalian?" Tanya Kai, yang tak sengaja menguping. "Alycia pergi menyelesaikan kasus dengan pengawal nya, demi mendapatkan tahta tuk Samuel" ucap sang raja. Mendengar perkataan itu Alice marah besar, dan menampar Kai. "Karena kau! Adik ku dalam bahaya! Karena kau.. adik ku sekarat, bahkan aku yang kakak nya tak tau harus bagaimana" ucap Alice sambil berteriak, dengan isak tangis nya.
Laki-laki itu hanya terdiam, di pukuli istri nya. Kai tak bisa menahan air matanya juga, ia merasa amat bersalah. Karena ia Alycia terluka entah dimana keberadaan nya. "Tunggulah beberapa hari, kudengar ia sudah dalam keadaan sehat" ucap sang raja.
Sesuai ucapan sang raja Alycia tengah dalam perjalanan, dan wajah yang di tutupi toping rubah. Terlihat sang gadis tak dapat tersenyum, saat di perjalanan dengan tangan terbalut perban. "Bukankah sebaiknya kita pulang sesudah tangan mu membaik saja" ucap Wave. Gadis itu tak menjawab nya, dan hanya menghembuskan nafas. Sambil menyenderkan kepalanya, di pundak Wave lagi.
"Sepertinya anak itu, sudah tak mau jadi raja lagi"
"Iyaa, terlihat jelas dari daya kerjanya"
"Ku dengar, Alice berdebat dengannya"
"Mungkin karena itu, ia tak menginginkan nya lagi"
"Hm.. wanita memang aneh"
"Sudahlah ayo pergi"Ucap para tetua setelah rapat, Samuel tak sengaja mendengar nya. Laki-laki itu tersenyum dan lekas mencari pujaan hatinya itu. Tapi karena malu ia hanya bisa berdiam diri, di depan kamar Alice. Tak lama, Alice pun keluar dari sana.
"Ada apa pangeran datang kemari?" Tanya Alice. "terimakasih, karena kau sudah berbicara dengan kai.. tanpa mu kai pasti tak akan mundur" ucap Samuel. Alice mengingat kejadian kemarin, "oh bukan apa-apa". Gadis itu lantas berjalan pergi, tapi kembali di hadang. "Sebentar," ucap nya sambil menggandeng tangan Alice. "Terimakasih" ucap Samuel yang tiba-tiba memeluk Alice.
Gadis itu langsung mendorong Samuel, tapi kekuatan nya kalah jauh. Alycia yang melihat nya dari tadi langsung tertawa keras. "Wah.. bisa-bisanya saat aku kembali kau berselingkuh dengan kakak ku sendiri?" Ucap Alycia, gamblang. "Ha?! Apa maksudmu?" Ucap Samuel, "ini tak seperti dugaan mu, Alycia" ucap Alice. "Udah aku bilang, jangan bertingkah seperti kakak yang baik!" Ucap Alycia, mendorong Alice.
"Alycia, kau keterlaluan!" Ucap Samuel membela nya. "Aku? Keterlaluan katamu! Lalu bagaimana dengan kau, yang berselingkuh di depan mataku" ucap Alycia, menampar Samuel. "Alycia, aku tidak berselingkuh dari mu! Dan aku berterima kasih dengan Alice karena membantu ku mempertahankan tahta ku! Tak seperti seseorang yang malah liburan dengan pangawal pribadinya, apa kata orang yang mendengarnya" ucapan itu sangat menyayat hati sang gadis.
"Itu tak seperti yang kau fikir kan, samuel" ucap Kai datang entah dari mana. "Cukup! Aku sudah muak dengan semua perdebatan ini, aku ingin istirahat" ucap Alycia pergi dari sana. Tapi lagi-lagi Samuel menghentikan ku, dan meremas luka di tangan ku yang bahkan belum kering. Gadis itu menahan rasa sakit nya tanpa berbalik. "Kenapa Kau meminta semua tabib, dan penjaga.. karena hanya ingin membuat ku cemas kan? Sebegitu nya kau menginginkan ku, tapi kenapa kau tak bisa membantu ku? Jangan hanya menyusahkan raja dengan semua ke inginan bodoh mu itu! Dewasa lah Alycia!" Ucap laki-laki itu.
"Samuel, cukup" ucap Alice, "biar aku mengajari nya terlebih dahulu alice, dia terlalu kekanak-kanakan untuk menjadi seorang ratu, bahkan sebagai istri ku" ucap Samuel. Alycia berbalik dan menundukkan wajahnya, menginjak keras kaki itu. Alycia mengambil pedang dari sarung Wave. "Jangan ada yang berani maju!" Ucap Alycia tegas. "K-kau mau apa?" Tanya Samuel, tak ada satupun yang bergerak dan berucap.
Gadis itu menaruhnya tepat di samping leher Samuel. "Apa nya tadi kau bilang? Aku sedikit lupa, ha.. iya istri? Apakah kau pernah melakukan kewajiban mu sebagai suami? Bahkan kau tak mau seranjang dengan ku, bahkan kau menyukai wanita lain di hadapan ku? Bahkan orang itu adalah alice, kakak ku sendiri. Jadi siapa yang jahat disini?" Ucap Alycia sambil memainkan pedang nya. "Alycia, kau mau apa" ucap samuel, yang ku ancam dengan pedang tajam itu.
"Lihat sekarang, apakah ada yang berani maju dengan ucapan ku? Kau hanya seorang pangeran, bukan putra mahkota! Jadi jangan berlagak di hadapan ku" ucap Alycia, yang langsung menendang keras wajah itu. "Bilang pada raja, aku ingin kamar baru! Aku tak mau tidur dengan binatang ini" ucap Alycia kasar, sambil melempar pedang ke arah Wave. "Kau mau kemana? Kau baru sembuh" bisik nya.
Terlihat jelas bibir Samuel berdarah, tapi tak ada satupun orang yang membantu nya untuk berdiri. Termasuk para pelayan dan penjaga bawaan Alycia. "Kau! Dasar wanita jahat" ucapan itu keluar lagi dari mulut Samuel. Alycia memberhentikan jalan nya tanpa berbalik badan ia berucap, "kau terlalu naif Samuel, jika kau mencari orang baik yang sebenarnya sama saja seperti mencari jarum di tumpukan jerami".
Sore pun tiba, seorang pelayan memanggil ku dari atas balkon. Ia sudah menyiapkan air panas untuk ku berendam. Wave pun juga menghampiri wanita yang sedari tadi berdiri diam mematung melihat awan. "Kau tak apa?" Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa di sengaja. "Kenapa? Lagi pula hidup ku memang sudah pait dari awal" ucap gadis itu dengan senyum nya. Tapi kali ini terasa berbeda, senyuman nya yang ceria yang bisa membuat takut seseorang atau membuat nya menjadi hangat. Seketika terasa hampa dan dingin, tanpa perasaan apapun.
"Jika kau ingin menangis, aku selalu di sampingmu" ucapan itu keluar dari mulut Wave, tapi sebenarnya kata-kata itu ia inginkan keluar dari mulut orang lain. "Gapapa" ucap nya yang langsung melangkah pergi. Ditengah acara mandi bunga serta suasana yang menenangkan ini. Alycia membuka topengnya, dengan semua pelayan di suruh keluar.
"Kata nya gadis desa itu menendang wajah Samuel sampai bibir nya berdarah"
"Astaga, benarkah? Berani sekali ia melukai wajah pangeran tampan ku"
"Benar, gadis desa tak tau malu"
"Apasih yang ia fikirkan? Dikiranya dia siapa?"Ucapan itu terus terdengar di depan sana. "Aku tak mau mendengarkan nya lagi, aku harus apa" fikiran itu terus terlintas, tanpa fikir panjang. Gadis itu menyelamkan seluruh tubuhnya di dalam air. Tanpa menyisakan area untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Romance[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...