[7] Hari Berkuda

36 2 0
                                    

"Alycia bangun! Ini hari senin" ucap Alice mengganggu ku, "agh!! Kenapa hari senin cepat sekali!" Ucap ku kesal di dalam selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alycia bangun! Ini hari senin" ucap Alice mengganggu ku, "agh!! Kenapa hari senin cepat sekali!" Ucap ku kesal di dalam selimut.

Setibanya aku di sana aku langsung di sambut dengan banyak pertanyaan oleh kedua gadis itu.

"Bagaimana makan malamnya?"
"Apakah pangeran juga ada?"
"Apakah keluarga kerajaan tampan-tampan?"
"Ceritakan pada kami!"

Mereka benar-benar memojokkan ku dengan semua pertanyaan itu. "Kelas apa hari ini?" Ucap ku bingung, karena terlalu banyak kuda dan lapangan menjadi arena berkuda. "Oh hari ini pelajaran spesial, biasanya terjadi tanpa jadwal dan sering" ucap Aracelli, "kata nya seharian kita akan belajar berkuda" lanjut Aurora. Aku sedikit kaget dengan pelajaran nya, karena kami anak sekolah biasa hanya belajar dan bukan praktek. "Bukankah di sekolah biasa juga?" Tanya Aurora, "Sekolah ku bahkan jarang masuk gurunya, biasalah" jawab ku malas.

"Bukankah bagus, melihat para pangeran kita belajar berkuda" ucap Aracelli. "Hm.. pasti banyak laki-laki tampan lainnya" lanjut Aurora. "Apakah hanya aku yang belum bisa berkuda?" Ucap ku, "ha? Bukankah setiap anak belajar dari kecil?" Ucap Aurora. "Di sekolah biasa tak pernah mempelajari nya, tapi kan Alice juga dari sekolah biasa" ucap Aracelli. "Kau maksud Alice kakakku? Jangan Tanya, jika anak kecil belajar jalan 2 tahun dia bahkan bisa jalan di dalam kandungan" ucap Alycia membuat perumpamaan.

Kami pun langsung berganti pakaian, bahkan ruang gantinya bisa muat sepuluh orang hanya untuk ganti baju dengan kamar mandi terpisah. Seketika mata ku langsung di sambut hebatnya Alice bermain kuda, dangan Samuel yang mengejarnya. "Benar-benar pamer kemesraan" gumamku, sambil berjalan ke arah arena.

"Siapa yang masih belum bisa? Silakan kepondok" ucap seseorang yang seperti nya pengajar. "Aku duluan" ucap ku meninggal kan mereka, ku fikir kedua nona itu bisa ternyata ia mengikuti ku. "Kenapa kalian di sini?" Tanya ku, "hehehe kami belum bisa" ucap mereka bersamaan. "Baiklah kalian bisa belajar dengan hewan ini" ucap pelatih itu menunjukkan kuda kecil yang seperti keledai. "Bukankah itu kedelai? Dan bukan nya kuda" Ucap ku salah pengucapan, "kedeleai hahaha, keledai maksud mu" jawab Aurora.

"Ini tak bisa, bagaimana caranya aku menggoda Prince samuel jika aku menaiki hewan ini"

"Kenapa kau tak memberi kami kuda?" Tanya Aracelli. "Bukan kah kalian masih belajar, sudah pakai saja ini" Ucap nya remeh. "Hei, bukan kah kau pelatih? Kau seharusnya di bayar untuk melatih kami" ucap ku kasar. "Sopan sekali nona ini, saya tau kau istri pangeran yang dari desa itu kan" ucap nya remeh pada ku. "Berani sekali kau!" Ucap Aracelli membela, "ayolah, kau sama saja.. dasar anak angkat Arlette" ucap nya menghina Aracelli di depan ku. "Hai! Kau mulut tak tau malu, tanpa keluarga ku kau tak akan di sini" ucap Aurora, yang malah di remehkan nya juga.

"Itu kuda mu kan?" Ucap ku tersenyum, "kau mau apa?" Ucap nya sambil memegang erat kuda nya. "Aurora Aracelli, tau kan cara main ku" ucap ku yang menyuruh mereka memegangi sang pelatih, "hai kalian mau apa?!" Ucap nya bingung. "Aku tau ini buruk, tapi lebih baik dari pada di hina" ucap Aurora. Aku langsung menaiki kuda itu dan menghentakkannya. "Kau tau kan apa yang akan terjadi jika seseorang seperti ku terluka karena ulah mu" ucap ku sambil membawa kuda itu dengan gila.

"Alycia! Kau kan tak bisa bawa kuda" ucap Aracelli yang kaget nya terlambat. Semua orang menatap ku yang membawa kuda gila itu. "Ayolah pak kuda, lebih kencang!" Ucap ku yang malah menghentakkannya lagi. "Alycia?" Ucap Samuel yang baru saja melihat gadis itu melintas. " Pangeran, Alycia tidak bisa bawa kuda" ucap Alice yang ikut panik, tapi sepertinya kuda nya kelelahan. "Biar kami yang kejar" ucap Samuel mengajak Kai.

"Oh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh.. mau kemana kau pak kuda" ucap Alycia yang agak bingung. Kecepatan nya lumayan membuat gadis ini berguncang, dan nampak nya ia tak bisa turun. "Berhentikan Alycia! Di depan jurang" ucap Samuel yang berteriak. "Kenapa baru bilang sekarang! Tolong!" Ucap ku berteriak dan berusaha mengendalikan nya dengan menarik ikatannya. Kuda itu seperti melawan, tapi tak berhenti.

"Kita tidak bisa seperti ini" ucap Samuel yang berhenti, dan naik kekuda KAI. "Kau mau apa?" Tanya nya, "aku akan loncat kekuda nya, cepat!" Ucap Samuel. "Alycia! Buat kuda nya tenang" ucap nya yang agak jauh. "Bagaimana caranya? Aku tak bisa bawa kuda" ucap kami yang masih kejar-kejaran. "Terus kenapa kau berani membawa kuda itu?!" Ucap nya marah. "Pak kuda yang baik! Maaf kan kenakalan nona ini, aku tak sengaja walaupun niat" ucap ku terus memohon.

Seketika seseorang memeluk ku dari belakang kuda, "tenang, jika penunggang nya juga panik bagaimana dengan kuda nya" ucap laki-laki itu. Tangan ku gemetar melepaskan pedal, agar laki-laki itu yang memegang alih. Satu tangan memegang pedal, sedangkan yang satunya memeluk ku. Aku memegang erat-erat tangannya. Sampai akhirnya kuda itu berhenti.

Laki-laki itu turun duluan, lalu memberikan tangannya padaku. Aku turun, dengan masih rasa takutku. Akhirnya tak sengaja jatuh di atas pundaknya, adegan berpelukkan pun kembali terjadi. "Aku baru tau, bahwa aku sangat pendek" ucap ku yang masih di peluk nya. "Alycia, kau tak apa?" Tanya Kai menghampiri kami, "tidak apa" ucap ku sambil melepaskan pegangan itu tapi malah oleng dan kembali di tangkap Samuel.

"Kenapa?" Tanya Samuel cemas, "tidak, aku bisa sendiri" ucapku memaksakan berjalan sendiri. Laki-laki itu langsung menggendong ku dan membawaku pergi dari sana. "Kai, bawakan kudanya" ucap Samuel memerintah, "baiklah" ucap nya kesal. Laki-laki itu berjalan di tengah orang ramai, sambil menggendong ku. "Hei, turun kan aku.. ini memalukan tau" ucap ku pada nya. "Aku baru tau, seorang Alycia punya malu" ucap nya padaku. "Agh.. aku serius, Samuel" ucap ku memukul punggung nya. "Kau bisa memelukku, dan menyembunyikan wajah mu di pundak ku" ucap nya yang hanya membuat ku merengek, dan akhirnya melakukan hal itu.

"Yaps! Misi berhasil"

"Hei itu bukan kah Alycia?"
"Wah.. sepertinya sudah di tentukan siapa ratunya?"
"Gadis licik, aku tau itu cuma akal-akalan nya saja"

Semua mata membicarakan ku, termasuk Alice yang langsung memberikan helm berkuda nya pada Aracelli. "Demi apapun, aku tak habis fikir dengan gadis itu" ucap Aurora. "Biarkanlah, yang penting misi nya berhasil" ucap Aracelli sambil menatap pak pelatih itu. "Oh iya aku sampai lupa, siap-siap di pecat pak" ucap Aurora sambil melangkah pergi. "Selamat tinggal pak korupsi" ucap Aracelli sambil melambaikan tangan, mengikuti Aurora.

 "Selamat tinggal pak korupsi" ucap Aracelli sambil melambaikan tangan, mengikuti Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ.
Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ
Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum.
See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang