[45] Wave's life story

23 2 0
                                    

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Terjadi kehancuran besar di kerajaan sebelah, yaitu Thuania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terjadi kehancuran besar di kerajaan sebelah, yaitu Thuania. Banyak kerusakan yang terjadi, karena kekalahan mereka. Pihak lain sama sekali tak kenal ampun, semua keluarga kerajaan dibantai habis. Serta tak tersisa seorang pun pelayan. Terdapat dua orang pangeran yang berhasil selamat dari sana. Di waktu yang singkat itu mereka tak sengaja bertemu gua yang terbengkalai.

Yang membuat mereka berhasil kabur dari kejaran para penjaga. Malam pun tiba, kekacauan yang riuk mereda. Sepertinya sudah tidak ada orang di luar sana, kakaknya memutuskan untuk pergi melihat keluar. Sang adik telah melarangnya, tapi beliau tak mendengarkan nya. Pada detik itulah pertemuan terakhir mereka.

Entah berapa lama dia sudah bertahan di dalam sana. Akhirnya Wave yang sekarat pun pergi mencari makanan. Di sepanjang perjalanan pun dia belajar banyak hal untuk bertahan hidup. Pada saat dia sudah tak dapat makanan kembali, dan terkapar lemah ditengah hutan rindang. Terdapat seorang gadis kecil yang tersesat dengan sekeranjang penuh makanan.

"Aku tak mengerti, kenapa mereka suka tinggal di dalam hutan?" Ucap gadis, dengan pakaian mewah nya. Dia menatap seseorang tengah terbaring di sana. Gadis itu fikir bocah lelaki itu sedang tidur di atas rerumputan. Lalu dia memutuskan untuk tidur di sampingnya juga. "Apakah tidur di sini enak?" Ucap nya, sambil menatap wajah itu. Lelaki itu dengan sigap langsung menghindari ku, dan dengan batu tajam di tangan nya.

"Apakah kau fikir bisa membunuh ku dengan benda tak berguna itu?" Ucap Alycia, dengan memberikan sekeranjang makanan. Lelaki itu tak menjawab nya sama sekali, dan langsung memeriksa nya. "Ah, ternyata kau lelaki bisu" ucap Alycia, dengan remeh. Dia melihat baju koyak itu, dan memberikan jubah panjang nya. "Kau terlalu menjijikkan untuk diliat, ini untuk mu" ucap nya sambil melemparkan nya.

Gadis itu mendekati nya, dan menyiram lelaki itu tampa sebab. "Diamlah! Aku sedang membersihkan wajahmu" ucap Alycia, sambil mengelapnya dengan sapu tangan itu. "Astaga, kau jorok sekali! Ini buat kau saja" ucap Alycia, melempar sapu tangan yang sudah berubah warna itu. "Alycia! Kau dimana?" Teriak gadis kecil lain. "Iyaa, aku akan datang! Jangan kamari, a-aku sedang buang air besar" ucap Alycia, sambil berlari kembali. Lalu dia kembali lagi, dan berbicara dengan tergesa-gesa. "Kau coba ke arah sana, yang ada tembok batu itu kulihat ada segerombolan orang disana. Jika mereka menjahatimu lawan saja!" Ucap nya, sambil mengambil sepotong roti.

Ternyata Wave, mengikutinya dengan bersembunyi. "Kau tak memberi makan hewan buas lagikan?" Ucap gadis yang lebih tinggi darinya. "T-tidak kok, sudah lah cepat kembali!" Ucap Alycia, sambil mendorong kakaknya. "Hei, Dimana keranjangnya?" Tanya Alice, dengan kebingungan. "Sudah dimakan harimau!" Ucap Alycia, dengan berteriak. Tanpa aba-aba Alice langsung berlari, dan menarik adiknya. "Gadis gila, sudah kubilang jangan! masih melakukannya" ucap Alice, panik.

Bocah lelaki itu mengikuti saran nya, dan berjalan ke arah yang ia tunjuk. Terdapat segerombolan orang yang ia lihat, tapi seketika ia di serang anak kecil dengan jubah hitamnya. Tanpa segan dia langsung menghindar, dan melawannya. Seperti yang di katakan gadis tadi, batu runcing itu tak bisa melakukan apapun. Dengan sigap dia berusaha merebut pedang itu, dan hampir saja terbunuh. Tak lama kilas balik, wajah gadis iru terlintas jelas.

Lelaki itu langsung menendang keras lawan nya, dan mengambil pedang itu. "Sea! Kau Dimana?" Ucap seorang laki-laki paruh baya. Dia melihat Sea yang sudah berada di bawah pedang Wave. "Ayah, aku menginginkan teman baru" ucap bocah itu. Begitulah awal mula pertemuan mereka, di luar desa penghubung.

Hampir setengah tahun setelah hari itu. Wave masih menunggu kedatangan nya, dengan berbaring di atas rerumputan. Tapi tak kunjung datang, dan bahkan hampir di makan seekor harimau putih. "Sudah kubilang, dia memakannya!" Teriak seseorang. "Mana ada seekor harimau putih makan cemilan mu Alycia" ucap Alice dengan rasa tak percaya.

Suara itu keluar dari sebelah sana, Wave langsung bersembunyi di atas pepohonan. "Miaw.." ucap Alycia, seperti memanggil seekor kucing. "Sudah kubilang, itu Harimau Alycia.. bukan kucing" ucap Alice, memegang erat tangan adik nya. Seketika hewan itu keluar di antara semak-semak, itu adalah anakan dari Harimau Putih. Alice langsung ketakutan, dan berusaha menarik adiknya pulang.

"Ugh.. katanya mau menemaniku, Kucing putih ku sini!" Ucapku sambil menyambut nya dengan pelukan. Harimau itupun tak tampak takut, atau ingin memangsanya. Dia memberikan sepotong roti yang di dalamnya terdapat daging. Dia benar-benar memakan nya dengan lahap, Alice yang masih tak percaya hanya duduk di pohon sebelahnya yang lumayan jauh.

Sesudah makanan nya habis total, Alycia memeluknya kembali dan sedikit bermain. Tapi perlahan wajah hewan itu seperti waspada akan sesuatu. "Ada apa?" Ucap Alycia, yang terus melihat hewan kesayangan nya itu. Hewan kecil itu terus menatap Alice, sepertinya gadis itu mengerti. "Alycia, dia tak mungkin masih lapar kan, atau memangsaku?" Tanya Alice, merasa was-was. "Aku tak tau, apakah kau masih lapar? Biasanya dia tak seperti ini" ucap Alycia.

Seketika harimau itu berlari pesat ke arah Alice, gadis itu pun tak sempat menghindar dan hanya terdiam disana. Terlihat seseorang terjatuh dari atas sana, dan menyebabkan luka cakar di dada. Alice langsung berlari ke arah ku, melihat kejadian itu. "Pusy! Itu bukan makanan, noh!" Ucap Alycia, menghentikan nya. Seketika dia menggeram ke arah manusia itu.

"Apakah dia sudah memperhatikan kita cukup lama?" Ucap Alice. "Sepertinya begitu, coba ku periksa" ucap Alycia, tapi di tahan kakaknya. "Hei, bagaimana jika dia orang jahat?" Tanya kakak ku. Alycia menghembuskan nafas dan mendekati Lelaki itu tanpa rasa takut. "Jika aku membiarkan nya, yang ada dia dimakan peliharaan ku" ucap Alycia. Sebenarnya aku agak sedikit takut sih.

"Wha!" Teriaknya, mengagetkan ku. Aku langsung terjatuh dan berjalan mundur. Ternyata peliharaan ku juga kaget, dan melompat ke arah ku. "Peliharaan mu cukup berbahaya" ucapnya, sambil membuka sedikit bajunya. "Kak, ambil kan obat di rumah" ucap ku, yang langsung memeriksa lukanya. "Iya, sebentar" ucap Alice, yang langsung berlari.

Setelah gadis itu mengobati nya. "Jika kau lemah, dan tak memiliki apapun tak akan ada yang mau menikah dengan mu" ucap Alycia, yang langsung pergi karena takut di cari ibunda. Setelah kejadian itu dengan cepat Wave belajar pedang dan cara bertarung. Bahkan dia berhasil menaklukkan bandit kelas atas di umur muda nya, dan menjadi pemimpin di antara para bandit.

 Bahkan dia berhasil menaklukkan bandit kelas atas di umur muda nya, dan menjadi pemimpin di antara para bandit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang