[28] Merman

31 2 0
                                    

Ha? ヽ(。◕o◕。)ノ.
Kamu belum vote, comment, and follow aku nya? Itu aja belum apa lagi di share ಠ_ʖಠ
Ih~ kok belum sih(っ˘̩╭╮˘̩)っ, aku tunggu nya awas aja sampe belum.
See you next chapter ( ◜‿◝ )♡.

Suara itu berseru di antara hamparan air, rasanya sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara itu berseru di antara hamparan air, rasanya sejuk. Bahkan hanya dengan mendengarkan nya saja sudah membuat mu tenang. Aku melihat ke arah laut biru yang hangat itu, sepertinya ada sesuatu di sana. Aku memutuskan untuk mendekati nya dengan sedikit rasa ragu dan penasaran. "Siapakah gerangan?" Ucap ku, sambil berjalan terus kedalam air itu. Tanpa menyadari hampir setengah badan ku telah tenggelam.

"Ada yang tidak benar!" Fikir ku, setengah sadar. Gadis itu langsung berjalan naik, tapi entah apa itu. Kaki ku terasa ada yang menarik nya menuju lautan yang amat dalam. Dan tubuh ini seperti mau mengikuti nya dengan pasrah. "Apakah kau mahluk sihir?" Ucap Alycia, yang sudah tinggal kepala di atas hamparan biru itu. "Kau mengetahui ku?" Ucap nya sekali lagi. Untung lah perkataan tadi menolong hidup ku. Kaki ku sudah berhenti dan aku masih bisa menghirup oksigen di atas laut.

"Mahluk laut, manusia setengah ikan?" Ucap Alycia. Seketika tubuh ku tertarik sepenuhnya ke dalam air. Aku langsung panik dan mengerahkan semua kekuatan ku untuk keluar. Tapi perlahan dada ku kembali sesak dan mencari mahluk sialan itu. Tak kuasa aku menahan nya lagi, dan memasrahkan hidup ku. Seketika ada sesuatu yang menyentuh bibir ku, entah apa itu. Aku membuka mataku lebar, mahluk itu mencium ku.

Aku langsung mendorongnya keras dan menjauhi nya. "Kau gila nya?!" Teriak ku di dalam air, tanpa sadar aku bisa bernafas di dalam air. Bahkan bisa berbicara, rasanya sama seperti aku di darat. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena di dalam lumayan gelap, tapi aku bisa melihat jelas sirip biru menjuntai itu. Ia menderang di antara kaki ku, cahaya nya memancarkan kemewahan. "Apakah kau menginginkan sesuatu?" Tanya nya padaku.

"Apa maksudmu?" Tanya Alycia, sambil merasa tak percaya. "Kau bisa meminta apapun kepadaku, dan aku akan memberikan nya dengan satu syarat" ucap mahluk itu. "Apakah semua mahluk sihir bisa mengabulkan permintaan seperti jin?" Ucap Alycia, remeh. "Kau harus meminjamkan kaki mu kepadaku" ucap nya. "Bagaimana caranya?" Ucap Alycia, sambil melihat ekor panjang itu. "Aku akan memberikan ekor ku, dan kau akan menjadi seperti ku" ucap nya.

"Kenapa kau menginginkan nya?" Tanya Alycia. "Aku menginginkan kaki mu" ucap nya. "Aku tak menginginkan ekor mu, tapi aku bisa memberikan mu sebuah kaki" ucap Alycia. "Maksud mu?" Tanya nya, bingung. "Bukankah di dunia sihir mempunyai banyak ramuan, aku tau pasti ada ramuan pengubah wujud juga" ucap Alycia. "Aku pernah mendengar nya, bagaimana kau tau?" Tanya mahluk itu.

"Kau mau apa tidak? Antar kan aku ke sana, dan aku akan mengambil nya juga untuk mu" ucap Alycia. "Tapi aku sudah lama tidak kembali, aku tak tau arahnya" ucap mahluk bodoh itu. "Ha? Kau tak tau, tapi itukan kampung halaman mu" ucap Alycia, merasa aneh. Laki-laki itu hanya terdiam, dan aku pun berenang pergi dari sana. "Kau mau kemana?" Tanya mahluk itu. "Aku akan bertanya kepada seseorang, sudah ikuti saja aku" ucap Alycia, menyusuri lautan itu.

Akhirnya gadis itu berjalan menuju tepi pantai, tempat terakhir ia bertemu dengan sea. Ia mencari sesuatu di saku tangan nya, "sepertinya aku menyimpan nya di sini". Alycia mengeluarkan lonceng emas, pemberian sea. "bagaimana cara menggunakannya? Aku lupa" ucap Alycia, sambil menggoyangkannya. Seketika suara lain terdengar tak jauh dari sana, terlihat seseorang berlari ke arah ku.

Dan benar saja itu adalah Sea, sepertinya laki-laki itu benar menunggu kedatangan ku. "santai saja kenapa kau harus berlari segala?" Ucap Alycia, dengan senyum manisnya. "Siapa manusia itu?" Ucap mahluk air itu. "Akhirnya kau datang, aku fikir kau melupakan ku" ucap Sea memeluk ku. Ada apa ini, kemana laki-laki pendiam nan pemalu itu. "Tentu saja aku kembali, kau melupakan perkataan mu" ucap Alycia. "Tentang apa?" Tanya nya bingung.

"Keberadaan desa penyihir" ucap Alycia, agak kesal. "Kau benar-benar ingin pergi ke sana?" Tanya nya sekali lagi. "Tentunya, aku bahkan membawa rekan seperjalanan ku" ucap Alycia menunjuk ke arah laut. "Dimana dia?" Tanya Sea, bingung. Ia tak melihat sesosok apapun di sana, Alycia pun merasa bingung. "Ah? Mungkin saja dia pemalu, beritahukan ku bagaimana aku bisa ke sana?" Tanya Alycia, merengek.

"pergilah ke arah timur kau akan menemukan daerah penyihir carilah laki-laki berna Chengyi dia akan membantu mu" ucap Sea. "Oh? Terimakasih" ucap Alycia, langsung pergi. Tangan itu memegang erat pergelangan ku. "Dia kenalan ku, cukup berikan lonceng ini dia akan membantu mu tapi ia cukup menyebalkan untuk orang baru" ucap nya. "Baiklah aku mengerti, sel-" ucap ku terpotong. "Bagaimana kau bisa kesana? Perlukah aku memberimu sampan kecil" tawar nya pada ku.

"Oh.. tidak apa, aku bersama mahluk air ia akan sangat membantu perjalanan ku" ucap Alycia. "Baiklah, tolong berhati-hati di sana bukan tempat yang baik" ucap Sea. Aku hanya melambaikan tangan dan kembali masuk kedalam air, awalnya ia sedikit kaget. Tapi mengingat mahluk air bisa berbagi bagian tubuhnya membuat nya hanya bisa terdiam. "Aku hanya bisa berharap kau kembali dengan aman" ucap Sea dengan satu tangan menggenggam erat lonceng itu.

Aku melanjutkan perjalanan yang cukup panjang itu. Samudera ku lalui, bahkan aku bisa merasakan kebas di kaki ku. Tubuhku sebenarnya lumayan kedinginan, tapi juga terasa hangat. Karena matahari yang menderang, membuat air laut terasa nyaman. Entah sudah berapa jam aku berusaha menemukan daratan. Akhirnya aku benar-benar kelelahan dan membiarkan tubuh ku mengambang dengan sendirinya.

"Agh! Aku sudah tidak kuat, mau sampai kapan kita berenang?" Ucap gadis itu. "Setahu ku seharusnya kita sudah mau sampai, kita hanya perlu mencari pembatas" ucap nya, yang tak berani menaikkan kepala. "Kenapa kau terus menjawab ku dari dalam air?" Tanya ku, yang kelelahan. "Karena aku tak bisa bernafas jika tidak di dalam air" ucap nya. "Oh baiklah, pembatas apa yang kau maksud? Apakah itu di dalam air?" Tanya ku. "Tidak itu di luar, cahayanya seperti panas api yang membara. Kau mungkin tak bisa melihat pulaunya cukup jelas" ucap laki-laki itu.

Lantas aku pun keluar dari air, dan melihat sekeliling. Tampaknya aku melihat sesuatu yang sesuai dengan perkataan mahluk itu. "Aku menemukan nya!" Teriak ku sambil memukul nya sembarangan. "Ah~ ups!" Ucap laki-laki itu, suaranya sedikit seperti desahan. Tapi entahlah, atau mungkin teriakan. "Ada apa?" Tanya ku, bingung. "Itu daerah sensitif ku tau!" Ucap nya, marah.

 "Itu daerah sensitif ku tau!" Ucap nya, marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang