Kembali ke waktu dimana Alycia baru saja jatuh dari atas tebing sekolah. Kisah nya menyebar cukup cepat, dan banyak yang turut berdukacita atas hal itu. Serta banyak juga yang merasa tak percaya, sosok gadis yang periang, cantik, dan penuh pesona itu pergi dengan cepat. Tapi keluarga kerajaan belum pernah mengadakan pemakaman atas kepergian Alycia.
Ibunda ternyata cukup kaget atas kabar itu, tak lama kesehatan beliau mulai menurun. Alice merasa ini tidak benar, ia masih percaya adik nya masih hidup. Dengan kepintaran Alycia, pasti ia masih bertahan hidup di suatu tempat. Setahun telah berlalu begitu cepat, dan ibunda telah tiada. "Ibunda, Alice masih percaya bahwa Alycia masih hidup" ucap nya, di tengah orang berbaju hitam.
Pemakaman telah usai, terlihat jelas Alice membeku tanpa ekspresi. "Tuan putri, tolong jangan begini kami para pelayan cukup resah" ucap pelayan pribadinya. "Tidak apa, Lina" ucap nya singkat, di pinggir jendela tempat biasa Alycia duduk. Jendela itu mempunyai ruang untuk duduk, tapi karena tempatnya di lantai dua banyak palayan yang melarangnya.
"Putri Alycia, tolong turun anda bisa dalam bahaya" ucap kepala pelayan.
"Ayolah ini hanya lantai dua kenapa kalian amat takut" jawab Alycia.
"Kau bisa duduk disana, tapi jendela jangan terbuka" ucap kepala pelayan.
"Apakah aku harus mencoba jatuh? Mungkin aku masih hidup" ucap Alycia, sambil melihat kebawah.
"Jangan!" Jawab mereka serentak.Gadis itu tertawa melihat muka pucat para pelayan, Alice pun datang untuk mengomeli nya.
"Gadis ini, cepat lah turun! Kau sih tak apa, tapi bagaimana dengan kepala mereka" ucap Alice, sambil menjewer adiknya.
"Au.. nya sudah, berikan saja kepalamu" ucap Alycia, sambil berjalan kembali ke kamarnya.Kisah lama itu teringat kembali, Kai yang tak tega lagi melihat istrinya pun ikut bicara. "Biarkan aku berbincang sebentar" ucap Kai, menyuruh pergi para pelayan. "Yasudah, kami mohon pamit. Bila ada masalah, silakan pangeran panggil" ucap Lina, sambil memberi salam. Dalam beberapa saat tempat itu sangat sunyi, dan kelam. "Jika ia masih disini, pasti tak sesunyi ini" ucap Kai.
"Dia akan kembali jika ia mau" ucap Alice, "Alycia dan ibumu telah pergi, aku turut berdukacita" ucap Kai. "Adik ku masih hidup!" Ucap Alice, tempramental. "Aku membiarkan mu tak menggelar pemakamannya, tapi tidak membuat adik mu tetap hidup Alice, dia telah tiada" ucap Kai. Gadis itu langsung menampar pipi suaminya, dia menatap penuh amarah. "Aku tak mengadakannya, karena aku tau dia masih hidup di suatu tempat" jawab Alice, tegas.
"Oh, benarkah? Lalu kenapa dia tak kembali?" Tanya Kai. "Karena dia tau, tempat ini tak lebih buruk dari kandang burung" ucap Alice. Kai yang marah ingin main tangan, Samuel pun datang melerai. "Kai Kamal Huening, tenang! Jangan main tangan mari bicarakan baik-baik" ucap Samuel, menahan tangan Kai. "Kau juga sama, kau tau kenapa ia jatuh? Bukan karena ia terpeleset tapi karena kebodohan mu" ucap Alice, sambil berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Romance[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...