Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!
Pagi pun tiba, aku sudah berbaring di kasur kayu itu. Bentuk kamar nya tak jauh beda dengan kamar si kembar waktu itu. Hanya saja luas dan bentukannya lebih layak bahkan beda jauh. Sepertinya dia cukup kaya disini, apakah ia juga jelek seperti ku? Kenapa Sea menyuruhku bertemu dengan nya?
Aku berjalan sambil sedikit mengantuk, dengan diri yang masih meregangkan tubuh. Aku berjalan sambil memejamkan mata, tak sengaja menabrak meja. Aku meraba jalan sambil tangan satunya memegang lutut yang sedikit sakit. Seketika aku menyentuh sesuatu yang lembut. Bentuk nya kotak, dan di balut kain seperti roti.
"Apakah kau akan terus kebawah?" Tanya Chengyi, sambil menarik tangan ku. "Sa-sakit, maaf aku masih ngantuk" ucap Alycia. "Sepertinya kau akan memulai pagi yang panas jika terus melanjutkannya" ucap nya menggoda ku. Perlahan ia mendekati ku, dan memojokkan ku. "A-aku bisa jelaskan" ucap ku terbata-bata, dengan satu tangan yang berusaha menjelaskan. Kedua tangan ku di tarik ke atas tiba-tiba.
"Aku tidak tau, kau gadis bodoh yang mesum" ucap Chengyi menggoda gadis itu, dengan berpura-pura mau mencium nya. Alycia sedikit teralihkan dengan bau daging di tubuhnya. Sepertinya bau rempah ini menggugah selera makannya. Perlahan Alycia mendekati leher Chengyi untuk memastikan bau enak itu, sebenarnya ia merasakan sedikit geli dari nafas sang gadis. Mata nya memejam, berharap bibir empuk itu mendarat di lehernya. Tubuh seperti pasrah, atau mungkin memohon akibat kehangatan nafas itu. Serta Kuping itu memerah tanpa sebab.
"Daging? Apakah kau memasak sesuatu yang enak?" Tanya Alycia, dengan polos nya. Chengyi hanya tersenyum melihat tingkah polos Alycia. "Iyaa, aku sudah membuat nya untuk mu" ucap nya, yang langsung melangkah pergi. "Apakah jumlahnya banyak? Aku sangat lapar hari ini" ucap gadis itu, riang.
Singkat cerita, Chengyi pergi berburu untuk makan malam. Gadis itu sendirian di rumah, tanpa basa basi Alycia langsung mencari ramuan. Dia tau kenapa Sea menyuruh nya mencari Chengyi, karena dia lah sang penyihir yang terkenal. Aku mendengarnya dari orang-orang yang berlalu lalang kemarin. Banyak ramuan yang telah ia buat, entah bagaimana aku bisa menebak ada ruang rahasia di balik rak buku itu. Seperti kisah klise lainnya, membosankan.
Terlalu banyak botol dengan warna yang berbeda-beda. Sepertinya aku juga mendengar tentang botol pengubah bentuk itu. "Bentuknya cair, dan berwarna kuning kehijauan" kata-kata itu terngiang di benaknya. Terdapat botol berwarna yang sama, cuma yang satu berwarna lebih pekat. Gadis itu berfikir bahwa kedua ramuan itu sama hanya saja warna nya sedikit berbeda di dalam botol yang berbeda.
"Baiklah aku akan mengambil keduanya saja" ucap gadis itu. Ia berlari menuju tepi pantai mencari tempat pertemuan nya dengan si merman. Tempat nya di depan goa dan sedikit sepi untuk saat ini. "Apakah kau membawakan nya?" Tanya nya dari dalam air. "Iyaa! tapi aku bingung botol yang mana?" Tanya Alycia, sambil bergumam. "Apa! Aku tak mendengar nya" ucap Merman. Yasudah lah lempar yang mana saja, palingan kemungkinan paling buruk dia yang mati duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alycia In A Fairy Tale
Roman d'amour[End]𝐴𝑙𝑦𝑐𝑖𝑎 𝐾𝑖𝑛𝑔𝑠𝑙𝑒𝑖𝑔ℎ, 𝑎𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑛𝑔𝑒𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎? 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘. 𝐿𝑒𝑙𝑎𝑘𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛, 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘, 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑤𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 �...