[31] Chengyi's life story

23 2 0
                                    

Mari kita menceritakan kisah Chengyi terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita menceritakan kisah Chengyi terlebih dahulu. Laki-laki berumur ratusan tahun ini, telah hidup dalam kesendirian. Tanpa seorang pun istri, keluarga, atau pun teman. Warga desa apa lagi para wanita menjauhi nya jika tidak mau berumur pendek. Walaupun Memang Penyihir memiliki umur yang panjang biasanya tapi bukan itu alasannya. Terdapat kisah kelam di balik umur panjangnya. Bahkan topeng pembawa umur panjang itu yang melekat di wajahnya.

Dia sudah mencoba segala cara tapi tak pernah bisa melepaskan topeng itu. Terdapat pertaruhan nyawa di balik topengnya, jika ia tak mencintai wanita yang tulus kepadanya. Wanita itu akan mati, dan Chengyi akan terus hidup dengan mengambil kehidupan para wanita itu. Ia juga tak menginginkan nya, tapi apa daya namanya juga kutukan.

Dan jika topeng itu berhasil terlepas, berarti Chengyi yang tulus kepadanya. Caranya mudah untuk mengetahui siapa yang ia cintai dengan tulus. Jika ia meninggal, sang wanita akan muntah darah. Yang berarti darahnya yang telah melepaskan keabadiannya dengan sang wanita yang tetap hidup. Tapi sampai sekarang sepertinya tidak ada.

Dahulu kala, ketika ibunya masih hidup dan masih seorang laki-laki berumur 16 tahun. Ia memiliki ibu yang kurang sehat, tapi tetap berjualan ramuan. Demi menghidupi anak nya. Ayahnya meninggal terlebih dahulu, ketika masih berburu. Ia adalah keluarga yang sangat sederhana.

Suatu ketika terdapat sanak dari keluarga saudagar. Paras nya amat cantik jelita, dan memiliki harta yang berlimpah. Tak ada pemuda yang tak mau dengan nya. Tapi karena Chengyi tak tertarik padanya ia menolak pertunangan itu.

"Apa?! Laki-laki rakyat jelata seperti mu menolak putri ku satu-satunya!" Ucap laki-laki tua itu. "Maaf tuan, aku tak tertarik dengan putri anda biarkan pemuda lain yang meminangnya" ucap Chengyi, sesopan mungkin. "Dasar laki-laki tak tahu malu" ucap gadis itu, sambil menampar Chengyi. "Sudah tuan, kita pergi saja dari sini laki-laki ini tak tau terimakasih" ucap seorang pelayan.

Mereka pun pergi, sang ibu yang sudah tak bisa bangun hanya bisa terdiam di atas kasur. "Kenapa kau menolaknya anak ku?" Tanya sang ibunda. "Aku tak mencintai nya, bu" ucap nya. Sang ibu hanya mengelus pipi sang anak sambil tersenyum. "Ibu percaya suatu saat akan ada seorang wanita yang kau cintai dengan tulus" ucap ibu.

Putri saudagar tadi masih menguping di balik jendela, geribik itu. "Beraninya dia menolak ku dan ingin menikahi gadis lain" ucap nya kesal. Tak habis fikir ia mencari penyihir terkuat disana. Ia ingin mengutuk manusia yang telah menghina nya itu. Ia ingin dia hidup selamanya tanpa seorang pun wanita di sisinya.

Penyihir itu pun menyanggupi nya, dan memberikan gadis itu sebuah topeng keabadian. Dengan topeng itu ia akan hidup panjang, tapi tak akan bisa bersama wanita lain. Tanpa menjelaskan bahwa wanita itu juga akan mati. Entah apa siasat sang penyihir itu, ia juga ingin menghukum keduanya.

Rumah Chengyi di bantai oleh orang-orang si saudagar itu. Di bakar semua nya, dan menyeret ibu Chengyi dengan paksa. Dia yang baru saja dari pasar langsung di seret juga dengan kasar untuk melihat semua kekacauan ini. "I-ibu.. apa yang sedang kalian lakukan?!" Ucap Chengyi, marah. Satu tendangan keras dari si tua Bangka itu mengenai perut Chengyi. "Ini balasan nya jika mahluk menjijikkan seperti mu, menolak putri ku" ucap si tua Bangka.

"Apakah kau mempunyai kata-kata terakhir, nek?" Ucap gadis itu. Sambil menjambak keras kepala wanita paruh baya itu. Gadis ini melakukan nya tanpa rasa kasian. Tangis Chengyi tak bisa tertahankan, melihat sang ibu di perlakukan kasar seperti ini, tapi apa boleh buat. "Ibu sangat menyayangi mu nak, tetap jadi anak baik nya ibu nya" ucap sang ibunda dengan senyum di pipinya. Senyuman itu benar-benar tulus, sampai menyayat hati sang anak.

"Pasti-pasti bu, jadi ibu tenang aj-" ucap nya. Seketika pedang itu menusuk jantung ibu nya dari belakang. Tanpa segan Gadis itu melakukan nya dengan tangan sendiri. Seketika Chengyi langsung meronta kasar dan berlari ke arah ibunya. Para penjaga itu siap melawannya, tapi "Jangan lukai dia! Aku masih menginginkan nya" Ucap gadis itu. Gadis itu mengeluarkan topeng si penyihir. Chengyi hanya peduli dengan ibunya, bahkan sang ibunda meninggal dengan senyum di pipinya.

Gadis itu mengangkat kepalanya dengan paksa. "Bunuh saja aku!" Teriak sang lelaki, "aku mencintaimu kenapa kau tak mengerti juga?" Tanya sang gadis. "Ini namanya bukan cinta, tapi gila!" Teriak laki-laki itu, sambil mendorongnya. Gadis itu kembali bangun dan menjambak nya. Satu tamparan tepat di pipi laki-laki itu. "jikalau kau meminta maaf padaku sekarang, mungkin kau tak akan menyesal" ucap nya tersenyum, gadis gila itu masih tersenyum.

"Menyesal? /Meludah/ aku akan menyesal jika tidak membunuh mu!" Teriaknya. Gadis itu kepalang kesal dan memaksa nya memakai topeng itu. Chengyi pun tak dapat mengelak, seketika topeng itu melekat di tubuhnya. "Akhirnya-" seketika gadis itu merasakan tubuhnya terasa tercekik, dan hancur dari dalam. "A-ayah.. agh" ucap nya seketika jatuh di sana. Gadis itu mati di tempat, Chengyi yang tak menyadari situasi terdiam.

Entah apa yang terjadi api itu mengelilingi mereka. Bukan membunuh tapi menyelamatkan ibu dan anak itu. Melahap habis si tua Bangka dan putri nya tak luput dengan orang-orang itu juga. Terkecuali Chengyi, dan ibu yang ia peluk. Sepertinya api itu menolak mendekati nya. Karena penyihir itu hanya ingin membunuh mereka saja, terkecuali Chengyi.

"Aku hanya ingin menghukum para manusia serakah itu, sebagai gantinya aku akan memberimu keabadian setiap wanita yang mencintaimu akan mati dan umurnya akan di berikan kepadamu" suara itu menggema di antara api. Tak terlihat ada sosok lain selain dirinya, perlahan api itu padam dan dari sinilah kisah hidup kesendiriannya dimulai.

Perlahan keuangannya membaik, tanpa seseorang yang di urus. Seketika datang seekor kucing, dengan pesan. "Hewan ini yang akan menemani mu" entah dari siapa gerangan. Ia hanya melihat kucing kecil yang sedari awal bisa bicara. Sebenarnya hewan tak bisa bicara bahasa manusia, tapi manusia yang mengerti bahasa hewan. Dan kali ini berbeda, laki-laki itu pun bingung.

Sampai suatu ketika, suara itu kembali terdengar. "Aku memberikanmu pilihan kedua, kau bisa melepaskan keabadian mu tapi mungkin ini akan sangat menyakitkan" ucap nya. "Tak apa aku menginginkan nya" jawab Chengyi. Tanpa tau bahwa laki-laki itu akan sangat menyesalinya.

Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Alycia In A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang