CRAZY OBSESSION (DALAM TAHAP REVISI)

59. Childish

Malem Minggu bareng doi ❎
Malem Minggu ngebucin di Crazy Obsession ☑️

Jangan lupa vote sebelum baca!! Target yg vote setengahnya dari yg baca oke! :)

Author POV

Los Angeles, California

Jam dinding masih menunjukkan pukul satu siang waktu setempat. Tapi Lea mendengar deru mesin mobil mengubah kesunyian tepat di halaman utama Mansion mewah nya.

" Tumben sekali Dev sudah pulang " Gumam Lea.

Lea merasa tidak seperti biasanya saat-saat jam makan siang Dev telah kembali.

Bukan sekedar rasa yakin dan bahagia saat Lea menyingkap tirai jendela kamarnya.

Dan nyata Dev sedang bersandar di badan mobil dengan wajah lelahnya,

"Daddy sudah pulang sayang, kita turun sekarang yuk!" Lea meraih tubuh mungil dengan pipi bulat itu untuk menyambut kehadiran Dev.

Setiap anak tangga tidak menjadi halangan untuk Lea berlari kecil sembari menggendong tubuh Zean.

"Daddy sudah pulang?" Lea melambaikan tangan Zean kearah Dev berdiri.

Tentu tatapan mata biru itu adalah salah satu semangat Devano saat kakinya beranjak dari kegiatan yang melelahkan.

Bahkan tangan kecil Zean terutama senyum cantik istrinya mengobarkan rasa gembira di hati Dev,

See? Sikapnya berubah lagi

"Hey jagoan Daddy, kenapa tidak tidur siang sayang?" Dev menyambut tangan mungil yang bergerak-gerak saat melihat sesuatu di depannya.

Dev membungkuk agar tatapan Zean hanya menyambut sapaannya,

"Mau main sama Daddy ya hm?" Tubuh mungil itu menggeliat saat sinar matahari menerpa wajahnya. Dev menangkap gelengan kepala Zean seolah mencari perlindungan.

Akhirnya Dev memutuskan untuk menggendong bayi mungilnya itu, Lea tersenyum karena Dev sudah menguasai cara untuk menggendong bayinya.

Ia membelai rambut cokelat itu dan tak berhenti mengecupi pipi gembul bayinya. Ia beranjak kedalam menuju pintu masuk.

Lea dengan senang hati mengikuti langkah Dev menuju pintu masuk.

Mungkin ini waktu yang telah diberikan Tuhan pada Lea untuk mendengarkan suara tawa Dev dan membicarakan semuanya.

"Aku siapkan makan siang ya?"  Tiba-tiba Lea mengundang perhatian Dev saat memainkan jemari tangan Zean.

Hanya tatapan dan bahasa tubuh di dalam tubuh yang mampu membuat Lea ragu untuk berkata sesuatu yang lebih dalam,

"Tak usah! Biar Maid saja, kamu duduk di sini"Dev menepuk sisi sofa di sebelahnya.

Meski Dev terlihat hangat dan menyenangkan tapi Lea berdiri enggan mengerti maksud atau tujuan Dev, selah mengubah sikapnya untuk mengulas kekejamannya lagi.

Lalu Dev hanya bisa  melepas rasa lelah dan amarah,

"Kenapa tetap diam disitu?"  Tanya Dev menekan lamunan Lea. 

Meski terkejut dan merasa heran atas perubahan sikap Dev tiga bulan terakhir ini, Lea tetap melangkah menuju tempat duduk Dev.

Lea bersabar menanti ucapan bahkan perlakuan yang masih menjadi tanda-tanda tanyanya.