Siapa nih yang kangen Devano??
Jangan lupa vote sebelum baca ya!
Happy Reading~
Author POV
Los Angeles, California
Kelopak mata Lea bergerak terbuka, hembusan nafas menyapu tengkuknya.
Tidurnya terganggu karena isakan seseorang disampingnya, Devano sedang mengigau rupanya.
Keringat dingin bercucuran didahi nya, mulutnya terus menerus meracau dan gelisah.
"Kumohon jangan pergi Lea! Jangan tinggalkan aku! Kumohon bertahanlah kumohon" erangnya
Lea tersenyum lirih,
Apa ia tau aku akan meninggalkan nya saat ini?
Mengingat ini adalah saatnya untuk Lea menjalankan rencananya untuk kabur dari Devano.
Satu hari berlalu semenjak Marianne datang mengunjungi Lea di mansion Devano dan memberitahukan mengenai rencananya untuk Lea.
Sekarang pukul tiga dini hari, itu tandanya tidak lama lagi Lea akan menjalankan rencananya.
Lea perlahan menyingkirkan lengan Devano yang mendekapnya, melihat wajah itu sejenak dan mengecupnya lama dan menenangkannya.
Lea mengelus punggungnya,
Air mata turun membasahi pipinya,
ada sedikit perasaan sedih saat akan meninggalkan Devano, walau bagaimanapun Lea tetap mencintai Devano.Katakanlah Lea itu bodoh, ia selalu disakiti tapi ,ntahlah kita tidak bisa memprediksi bukan kemana hati kita akan berlabuh.
Lea melepaskan kecupannya
"Maafkan aku Dev, sebenernya aku sangat mencintaimu. Tapi perlakuan mu yang membuat ku harus membencimu dan.."
Lea menarik nafas panjang
"Mungkin lebih baik jika aku pergi dari mu, kuharap kau bisa lebih bahagia tanpa adanya aku disisi mu"
Lea menyeka air matanya, dengan berat hati ia melepaskan cincin berlian pemberian Devano dan kalung liontin cantik pemberian Marianne.
"Selamat tinggal My Monster"
Cup
Kali ini kecupan itu mendarat di bibir Devano, untuk pertama kalinya Lea mencium bibir Devano lebih dulu.
Mungkinkah ini akan menjadi ciuman yang pertama dan terakhir yang Lea berikan untuk Devano?
Setelah meletakkan cincin dan kalung liontin itu, Lea segera pergi meninggalkan kamar Devano dan bergegas menuju ke taman belakang mansion.
Ada pintu kecil disana, dan Marianne mengatakan sudah ada mobil yang menunggunya disana.
Dengan perlahan Lea menutup pintu kamar itu, dan berjalan mengendap-endap untuk mengindari bodyguard dan cctv yang tersebar di seluruh penjuru Mansion megah Devano.
Akhirnya Lea sampai dipintu taman belakang mansion Devano dengan selamat, tapi ia tidak melihat tanda-tanda mobil yang akan menjemputnya.
Dengan perasaan was-was ia memutuskan untuk menunggu
Tuhan kumohon bantulah aku
Sementara disisi lain,
Devano menggeliat ditidurnya, ia mulai terbangun dan mengumpulkan kesadarannya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang membasahi wajahnya dan merasakan benda kenyal yang tadi sempat menyentuh bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OBSESSION (DALAM TAHAP REVISI)
Literatura Feminina" I WANT LEAVE HIM!!!! PLEASEE!! PLEASEE!!! HELP ME!! " Teriak Lea. Devano mengepalkan tangannya, ia menghampiri Lea. Ia balikan tubuh Lea kearah nya dan mendorong tubuhnya ke dinding. Lalu ia memegang kuat tengkuk Lea dan memukul tembok itu dengan...