Jangan lupa vote sebelum baca!!
Warning!!! Part ini mengandung bawang, so jgn lupa siapin tissue :))
Author POV
2 bulan kemudian
Los Angeles, California
Keringat dingin mulai mengalir membasahi kening Lea, matanya memejam tak kuasanya membendung air mata yang perlahan mulai mengalir.
Lea sudah tidak kuat menahan rasa sakit yang ia rasakan, perutnya seakan diobrak-abrik. Tulang-tulang tubuhnya seakan dipatahkan secara bersamaan.
Sambil mencengkram kuat selimut yang menutupi tubuhnya, Lea meringis dan mengerang. Berharap ada seseorang yang bisa membantunya.
Disaat genting seperti ini, tak ada satu orangpun yang menemaninya. Kemana perginya semua penghuninya mansion? Kemana perginya Devano?
Lea berusaha bangkit dan berjalan keluar kamar, tapi rasa sakitnya semakin menjadi-jadi
"Arghhhh ya Tuhan sakit sekali, kumohon siapapun bantulah aku hiks hiks hiks" dengan sisa tenaga yang tersisa Lea mencoba berteriak meminta bantuan
"Dev.. kau dimana?? arghhh kumohon hiks hiks, aku tidak bisa menahannya lagi Dev.. Tolong!!!!!"
Namun tidak ada satupun jawaban yang didengar Lea
"Arghhh!!!! Sakit!! Sakit!!! Ini sangat sakit kumohon hiks hiks hiks.. Yatuhan aku sudah tidak kuatt"
Lea melihat kearah kakinya, Tangis nya semakin menjadi-jadi ketika melihat ada air yang mengalir dari sela pahanya
"Yatuhan air ketubanku pecah, hiks hiks Dev, Ibu, Mama, Ayah tolong Lea hiks hiks.. aku harus bagaimana"
Dengan mengikuti instingnya, Lea mencoba melebarkan kedua pahanya dan membuka apapun yang menutupi tubuhnya.
Ia sudah tidak tahan, bayinya sudah tidak sabar untuk keluar. Dengan nafas yang tersengal-sengal Lea mencoba menarik nafas panjang dan mulai mengejan.
"Arghhhhhhhhhhh"
Mendengar Lea yang berteriak, Devano dengan sigap memeluk tubuh Lea dan mencoba menyadarkan nya
"Baby hey are you okay? Wake up please" Ucap seorang pria yang tak lain adalah Devano sembari menepuk pelan pipi Lea.
Merasa belum mendapatkan respon dari Lea, Devano kembali mencoba membangunkan Lea dengan mengguncangkan tubuhnya.
"Lea bangun sayang, Lea heyy"
Akhirnya Lea terbangun, ia langsung melihat kearah Devano dan memeluknya erat.
"Hiks hiks Dev bayiku, bayiku" dengan nafas tersenggal dan keringat yang membasahi seluruh wajahnya Lea terisak.
"Ssttt its okay baby, its okay. Bayi kita baik-baik saja okay, itu hanya mimpi" Sebisa mungkin Devano menenangkan Lea.
"Hiks hiks tapi tadi aku melahirkannya Dev, Bagaimana ini hiks hiks"
"Hey baby kita masih tertidur disini sayang, lihatlah" ucap Devano sembari mengelus lembut perut buncit Lea yang nampak sangat besar.
Dengan wajah yang berlinang air mata Lea melihat kearah perutnya
"Hiks hiks jadi baby ku masih ada Dev? Aku tidak kehilangan nya kan hiks hiks"
Sambil mengecup keningnya, Dev mengeratkan pelukannya
"Tidak Baby, kau hanya mimpi. Semuanya baik-baik saja"
"Tapi tadi aku bermimpi aku melahirkan dan tidak ada seorangpun yang membantuku hiks hiks, semua orang meninggalkan ku Dev"
"Shttt itu tak akan mungkin sayang, aku akan selalu menemanimu dan tidak akan pernah meninggalkan mu sendiri".
"Benarkah? Apa kau janji?"
"Ya I promise"
Setelah dirasa Lea sedikit tenang, Dev mengambil air disamping nakas dan memberikannya untuk Lea.
"Minumlah agar kau lebih tenang"
Tanpa ba-bi-bu Lea mengambilnya gelas itu dan menenggak habis cairan didalamnya.
Ya, semenjak kandungannya menginjak bulan ke-9, Lea selalu dihampiri oleh mimpi buruk.
Ia selalu bermimpi melahirkan seorang diri, dan tak ada satu orang pun yang menemaninya.
"Sudah cukup minumnya?"
Lea mengangguk
"Yasudah lebih baik sekarang kau tidur lagi ya, ini masih tengah malam. Kau harus banyak istirahat untuk persiapan persalinan besok"
Lea kembali mengangguk
"Uhmm Dev.." Lea menggantung ucapannya
"Iya?"
"Besok adalah hari persalinan ku, a-pa aku akan baik-baik saja?"
"Pertanyaan macam apa itu baby, tentu saja kau akan baik-baik saja. Aku akan menyuruh dokter kandungan terbaik LA untuk membantumu".
"B-bagaimana jika Tuhan berkehendak lain? Apa kau siap untuk membesarkan putra kita tanpaku?"
Dev menatap tajam Lea, hatinya seakan mencelos saat mendengar ucapan nya.
"Aku tidak suka kau berkata seperti itu Lea, kau akan selamat dan kita akan membesarkan putra kita bersama!"
Lea tersenyum manis
"Ntahlah terkadang hal buruk yang sama sekali tidak pernah kita fikirkan mungkin terjadi, tapi tak apa jika memang terjadi sesuatu padaku saat persalinan nanti setidaknya aku sudah sangat bahagia bisa menjadi ibu dari bayimu". Setelah mengatakan itu air mata Lea mulai mengalir.
"Ada apa sebenarnya dengan mu Baby? Apa karena mimpi-mimpi buruk yang datang menghampiri mu?"
"Tidak Dev, tapi ntahlah firasat ku mengatakan jika aku harus bisa menerima apapun yang akan terjadi nanti"
"Apa yang kau fikirkan belum tentu akan terjadi!"
"Iya aku mengerti, maafkan aku. Tapi setidaknya biarkan aku berterimakasih pada mu, karena telah menjadikan ku sebagai wanita paling berharga dalam hidup mu"
"Sudah cukup! Aku tidak suka kau berkata seakan kau akan pergi!"
"Aku janji aku akan selalu menemanimu hingga akhir waktuku Dev, tapi jika ternyata Tuhan tidak mengabulkan permohonan ku...
Tes tes
Air mata Lea perlahan mengalir
Maka cintaku lah yang akan selalu menemanimu, meski tidak dengan ragaku. Berjanjilah untuk selalu bahagia dan jadilah Daddy yang baik untuk Baby kita. Maukah kau berjanji padaku Dev?"
"Ya aku janji, dan Jika kau berjanji akan selalu menemaniku, maka berjanjilah juga untuk selalu ada disisiku".
"Aku akan berusaha semampuku Dev, semoga Tuhan memberkati usahaku. Maaf kalau aku terlampau sering menyusahkanmu. Tapi jauh dari itu semua aku ingin berterima kasih karena kau telah berdiri memapahku yang tidak bisa apa-apa".
Perlahan Devano menyeka air mata yang mengalir dari mata Lea dan mengecup keningnya. Lalu perlahan ia menarik Lea kedalam pelukannya.
Cup
"Jangan terlalu larut memikirkan hal yang mungkin terjadi, berfikirlah positif. Aku yakin kau akan baik-baik saja"
Lea tersenyum
"I love you Dev"
Untuk pertama kalinya hati Dev merasa sangat tersayat saat mendengar ucapan cinta dari Lea, biasanya ia akan bahagia tapi kini ia merasa ada yang berbeda saat mendengar nya.
Tak disangka air mata Dev perlahan mengalir
Terimakasih Tuhan, karena Kau telah mengirimkan satu malaikat mu untuk menjadi pelengkap hidupku
•
•
•
•
•~TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OBSESSION (DALAM TAHAP REVISI)
ChickLit" I WANT LEAVE HIM!!!! PLEASEE!! PLEASEE!!! HELP ME!! " Teriak Lea. Devano mengepalkan tangannya, ia menghampiri Lea. Ia balikan tubuh Lea kearah nya dan mendorong tubuhnya ke dinding. Lalu ia memegang kuat tengkuk Lea dan memukul tembok itu dengan...