Vote vote voteee jangan lupa oke
Happy reading~Author POV
Mentari pagi mulai memancarkan sinar nya, membuat Lea yang kemarin kehilangan kesadaran nya kini perlahan membuka mata cantik nya.
Ia terdiam dan mulai mengumpulkan kesadarannya, ia sedang terbaring di ruangan serba putih dan berbau obat-obatan. Ia merasakan sakit bercampur perih di bagian perut nya.
Dan saat menolehkan kepalanya ia melihat seseorang disampingnya yang sedang terlelap sambil menggenggam tangannya.
Devano? Benarkah itu? Haruskah ia berterimakasih atau takut sekarang?
Lea hanya terdiam melihat Devano, sebenarnya Lea masih sangat syok dengan kejadian yang menimpanya kemarin.
Untuk yang kedua kalinya ia diculik, Lea semakin merasakan bahwa sekarang hidupnya menjadi tidak aman.
Bayangkan saja, saat Devano menculiknya Lea hampir kehilangan keperawanannya dan yang kedua saat Sean menculiknya Lea hampir kehilangan nyawanya.
Lea terisak dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Devano,
Merasa ada pergerakan di tangannya, Devano mulai membuka matanya. Yang ia lihat adalah wanita cantiknya dengan mata sembab sedang menatapnya.
Mereka berada pandang, dan ketika menyadari hal itu. Lea mengalihkan pandangan nya, entah mengapa sesak rasanya melihat seseorang yang mengacaukan pikiran nya.
"Hei kau sudah bangun hm. Apa masih sakit? Mengapa kau menangis?" Tanya Devano dengan lembut.
Lea hanya menganggukkan kepalanya dan tak menjawab.
"Bagian mana?" Tanya Devano sabar, bahkan Lea tak mengalihkan pandangannya atau menjawab pertanyaan nya.
"Hei sweety, jawablah pertanyaan ku. Aku akan mengobati mu jika masih terasa sakit hm. Katakan bagian mana yang masih sakit".
Lalu Lea mengarahkan tangannya pada perutnya.
Devano kemudian bersiap mengangkat baju yang dikenakan Lea,
Namun Lea menahan lengannya."Tak apa sweety, aku hanya akan memeriksa lukanya. Aku janji tak akan macam-macam hm"
Dan Lea pun melepaskannya, dengan telaten Devano memeriksa Lea. Ia bahkan belum mengganti baju yang ia pakai kemarin, masih ada noda darah disana.
"Kau tak perlu khawatir sweety, rasa sakit ini hanya sementara saja. Aku akan mengganti plester nya dan mengoleskan obat agar kau tak merasa sakit lagi oke"
Lalu Devano menekan tombol intercom dan memerintahkan perawat untuk membawakan beberapa obat, sarapan dan baju ganti untuk Lea.
Tak lama perawat pun datang dan memberikan semua yang Devano minta tadi.
"Biar saya yang menggantikan perban nya, kau boleh kembali nanti untuk menggantikan baju Lea. Atau kau mau aku juga yang menggantikan bajumu sweety?" Goda Devano.
Lea hanya mendengus dan memutar bola matanya.
Mau tak mau perawat itu pun ikut tertawa melihat tingkah keduanya,
"Baik Dok, kalau begitu saya permisi dulu"
Devano hanya mengangguk mengiyakan.
"Oke, sekarang aku akan mengganti perban dan mengobati luka mu, setelah itu kau sarapan ya"
Lea hanya mengangguk, Devano mulai membuka perlahan perban itu dan mengobati nya sepenuh hati.
"Aw.. perih" cicit Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OBSESSION (DALAM TAHAP REVISI)
ChickLit" I WANT LEAVE HIM!!!! PLEASEE!! PLEASEE!!! HELP ME!! " Teriak Lea. Devano mengepalkan tangannya, ia menghampiri Lea. Ia balikan tubuh Lea kearah nya dan mendorong tubuhnya ke dinding. Lalu ia memegang kuat tengkuk Lea dan memukul tembok itu dengan...