8. Strategy

45.7K 1.6K 7
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca!!

Happy reading~

Author POV

Entah sudah berapa lama Lea berendam didalam bathup, bahkan kulitnya sudah memucat dan bibirnya membiru karena terlalu lama berendam didalam air.

Lea terus menerus menggosok kulitnya dengan kasar menggunakan spons, ia ingin menghapus jejak Devano dari tubuhnya. Namun semua itu sia-sia, karena bercak merah itu tak kunjung hilang.

Harga dirinya hancur sebagai seorang wanita, tubuhnya sudah dijamah oleh pria bahkan sebelum ia menikah. Walaupun Devano tidak mengambil mahkotanya, tapi tetap saja ia telah menjamah tubuh Lea.

Jalang! Jalang! Jalang! Lea terus merutuki dirinya seperti itu.

Pikirannya berkecamuk, bagaimana jika suatu saat Devano meninggalkan nya karena telah mendapatkan apa yang ia mau.

Habis manis sepah dibuang, itu yang ada dipikirannya.

Aku harus bagaimana sekarang Tuhan? Akankah aku sangat hina, karena tidak bisa menjaga kehormataku. Dan aku telah mengecewakan kedua orangtua ku, bagaimana jika mereka tahu bahwa putrinya yang sangat mereka banggakan kini seperti seorang jalang.

Kata-kata itu terus berputar di otaknya, haruskah aku mau menjadi tunangan nya? Atau aku harus kembali kabur dari hidupnya.

Kali ini mungkin ia masih selamat, dan berikutnya? Apa mungkin masih bisa. Lalu bagaimana dengan nasib keluarga nya? Ia tak ingin keluarga nya hancur.

Lea menghela nafas berat, ia mengumpulkan keberaniannya dan membulatkan tekadnya. Ia akan berusaha seolah menerima Devano, ia akan membuat Devano bertekuk lutut padanya.

Setelah Devano luluh,maka ia akan meninggalkan nya. Mudah bukan? Dengan begitu rasa sakit hatinya akan terbalas kan.

Kemudian Lea menyeringai,ia beranjak dari bathup dan bergegas membersihkan tubuhnya.

Begitu ia keluar dari kamar mandi, ada beberapa paper bag besar dengan tulisan Chanel diatas kasurnya. Ia bisa menebak pasti dalam nya berupa baju untuk ia kenakan.

Benar saja, saat ia membuka paper bag tersebut tak hanya pakaian yang ia temukan. Ada satu set dalaman, lingerie, sepatu dan makeup.

"Shit! bagaimana ia tahu ukuran dalamanku. Dan Apa ini Lingerie? Dasar pria kurang ajar" maki Lea.

Tak ingin membuang waktu Lea menggunakan semuanya, kecuali lingerie tentunya. Dan ia bergegas untuk menemui Devano di ruang kerjanya.

Ceklek

Lea membuka pintu dan melihat Devano yang tengah menatap tajam kearah nya.

"Kenapa lama sekali huh?kau sedang mencari cara untuk kabur lagi dariku?" Tanya Devano dengan nada dinginnya.

"..."

"Ku kira kau akan memakai lingerie itu sayang, hey Mengapa kau diam saja baby? Kemarilah!" Ucapnya sembari menepuk tangan ke arah pahanya. Ia ingin Lea duduk dipangkuan nya.

Lea hanya diam, Devano geram dan langsung menarik lengan Lea. Dan Lea pun terjatuh tepat dipangkuannya.

"Aku ingin pulang,kumohon" Lea kembali terisak.

"Berhentilah menangis, karena aku sangat membenci air mata".

"Kalau begitu biarkan aku pulang Dev" mohonnya

"Pulang? Tidak! Ini rumahmu, rumah kita sayang" ucap Devano dengan santainya dan memeluk erat tubuh Lea.

"Hiks ti-dak! a-ku ingin kembali ke rumah ku. Biarkan aku kembali bekerja dan melakukan semua kegiatan ku, aku bukan peliharaan mu!!"

"Ck aku sedang tidak ingin bertengkar baby, cukup menurut dan Jangan membangkang maka kau akan bahagia bersama ku. Dan kau akan tahu sebesar apa aku mencintaimu" ucap Devano dengan tulus.

"Cinta? Kau mencintaiku? Tidak! Kau hanya terobsesi padaku Devano! Tidak kah kau merasakan? Jika kau memang mencintaiku, maka kau akan membuatku bahagia dan bukannya menyekap dan memperlakukan ku seperti ini! Inikah cinta yang kau maksud huh?"

"Persetan dengan itu! Yang jelas kau milikku dan seterusnya akan begitu" ucap nya dengan tegas.

"..."

Lea hanya diam seribu bahasa setelah mendengar penuturannya.

"Lusa kau boleh pulang dan menjalankan semua aktivitas mu, tapi bukan berarti aku membebaskan mu. Aku tetap memantaumu, dan jika kau berani macam-macam. Maka bersiaplah untuk menyambut hukuman mu!". Senyumnya dengan penuh kemenangan.

"B-baiklah"

Kemudian Devano kembali menuntun Lea Kembali ke kamarnya dan mulai mengobati semua memar yang ada ditubuhnya.

Karena kelelahan mungkin seharian ia menangis,Lea pun kembali tertidur didada bidang Devano.

Devano yang melihat nya hanya bisa tersenyum manis melihat tingkah gadisnya. Ia mengelus kepala Lea agar nyaman.

Dirasa lea sudah pulas, dengan perlahan ia membaringkan Lea dan memakaikan selimut padanya.

Kemudian Devano mengecup kening,kedua mata dan yang terakhir bibir Lea. Devano mengecup nya dengan sayang.

"Tidurlah baby, aku menyayangimu" ucap Devano sebelum ia pergi meninggalkan kamarnya.

Tes tes

Air mata Lea kembali turun, ternyata sedari tadi Lea belum tertidur sepenuhnya. Dan ia pun mendengar dengan jelas ucapan Devano tadi.

"Mengapa sesulit ini, apa benar ia tulus mencintaiku? Tapi mengapa ia memperlakukan ku dengan buruk. Haruskah aku tetap dengan rencana ku? Atau harus berusaha menerima nya? Ntahlah biar waktu yang menjawab semuanya" Tangisnya.



TBC~

Thanks for reading, don't forget to vote and comment!

See u in the next chapter 👋👋

CRAZY OBSESSION (DALAM TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang