Saat ini Althaf, Arjuna, Arga, Levi, dan Jejes baru saja tiba di parkiran. Kelimanya melihat masih ada Fadhil, Gavin, Renifa, dan Lisa yang duduk anteng di atas motor masing-masing. Kebetulan sekali motor keempat gadis tersebut terparkir tidak jauh dari segerombolan motor anak geng sekolah mereka berada.
Levi dan Jejes segera menghampiri kedua sahabatnya yang asik menundukkan kepala menatap handphone di tangan masing-masing.
“WOY.” Levi berteriak tiba-tiba yang berhasil mengagetkan Renifa dan Lisa yang spontan menjerit latah.
Levi tertawa terbahak-bahak saat melihat ekspresi mereka yang terkejut dan sekarang berubah menjadi ekspresi kesal menatap dirinya.
“Levi sialan,” umpat Lisa kesal menatap Levi yang sekarang sudah menaiki motor vespa matic warna merah milik gadis itu sendiri.
Teriakkan itu membuat segerombolan siswa dan siswi yang mendengar langsung memusatkan pandangan ke arah mereka. Tapi setelah tau suara itu berasal dari keempat gadis tersebut, lantas segerombolan siswa dan siswi itu langsung melengos malas, kembali ke kegiatan masing-masing.
“Di mana sudah ada Nifa, Lisa, Levi, dan Jejes berkumpul, di situlah keributan akan terjadi.” Itu kata mereka yang sudah hafal betul dengan tingkah keempat serangkai itu.
Levi masih saja terus tertawa sembari tangannya memakai helm yang berwarna senada dengan warna motornya.
“Kok belum pulang?” tanya gadis itu menatap ketiga sahabatnya.
“Kita nungguin lo berdua asal lo tau,” balas Lisa dengan nada ketus.
“Kalo kita nggak setia kawan, udah dari tadi kita tinggal,” lanjut Renifa mendengkus malas.
“Baperan, cie.” Levi mengejek. “Jes, ayo. Diem-diem baek, ti-ati kesambet.” Levi menegur Jejes yang sedari tadi hanya diam menatap ke arah gerbang sekolah.
Jejes tersentak pelan. “Eh, iya.”
Ketiga sahabatnya mengerutkan dahi merasa heran dan bingung melihat tingkah gadis itu. Lantas Renifa, Lisa, dan Levi mengikuti arah pandang Jejes.
Damn. Lisa seketika membulatkan mata dengan mulut terbuka kala sudah tau apa yang menjadi alasan Jejes sampai terbengong tadi. “COGAN WOANJAY.” Lisa berteriak tanpa sadar.
“Pantes dari tadi diem baek, tau-taunya lagi ngelihatan cogan,” sindir Renifa.
“Apaan? Gue nggak lihatin yang itu,” elak Jejes.
“Amosoo, terus ngeliatin apa?” tanya Renifa menatap Jejes dengan mengedipkan matanya menggoda.
“Gue aduin Arga, ah.” Lisa mengerling jahil dengan pandangan mencari sang empunya nama. “ARGA.” Berteriak memanggil nama kekasih sahabatnya itu.
Arga lantas menoleh ke arah Lisa dan menaikkan alis seolah berkata, 'apa?'.
“JEJES UDAH MULAI NA—” Belum selesai Lisa berbicara, oh atau lebih tepatnya berteriak. Mulutnya sudah dibekap duluan oleh Jejes.
“Apa, sih, Lis.” Jejes melototkan matanya kesal.
Lisa tak menjawab, dia terus memberontak. Jejes yang paham segera melepaskan tangannya dari mulut Lisa. Sedikit menjauh dengan cengengesan kala melihat tatapan tajam gadis itu mengarah ke arahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252695392-288-k300836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia ✔
Teen Fictionೃ⁀➷ ••• Menceritakan kehidupan seorang gadis yang bernama Alvia Decha Arzukna. Gadis yang biasanya dipanggil Echa oleh orang terdekatnya. Dia gadis cantik kelebihan imut, manja, terkadang polos sedikit bego, berpipi tembam menggemaskan, tapi juga b...