40 - SHY

3.2K 356 94
                                    

“Mi,” panggil Lisa mencekal tangan Fahmi yang akan keluar kelas.

Fahmi berhenti, lalu menoleh ke belakang dan tak lupa pula dia lepaskan secara pelan tangan Lisa yang memegang tangannya membuat gadis itu jadi tersadar.

“Duh, sorry-sorry.

Fahmi mengangguk. “Kenapa?” tanyanya.

“Kita mau nanya,” sahut Levi yang memang ada di belakang Lisa bersama Renifa dan Jejes.

Fahmi hanya menaikkan sebelah alisnya tanda merespon sekaligus bertanya.

Levi yang akan kembali bersuara langsung terhenti karena datangnya rombongan Althaf.

Punten, jangan ngehalangin pintu. Aing beserta bestie aing mau lewat,” ujar Fadhil yang tiba-tiba sudah ada di dekat mereka.

Dengan gerakan spontan Lisa menarik tangan Fahmi dan membawanya mundur di dekat papan tulis.

“Silakan,” balas Lisa dan tak sadar dia masih memegang tangan Fahmi.

Fadhil mendengkus. “Mau gue patahin apa tuh tangan?” ujarnya membatin.

“Sana, ngapain masih di sini?”

Fadhil lantas berjalan keluar kelas meninggalkan keempat sahabatnya dengan mencak-mencak. “Nggak peka banget, njir. Gue jealous, very-very jealous,” gumamnya kesal.

“Ada yang cemburu, tapi belum jadian.” Gavin menatap punggung Fadhil yang sudah tampak menghilang di pandangannya dengan pandangan sendu, sok sedih. Kemudian Gavin menatap Althaf yang membuat pemuda yang ditatap jadi menaikkan kedua alisnya pertanya bertanya.

“Ada yang naksir, tapi nggak berani ngedeketin.” Gavin mencebik tanda mengejek.

Fuck,” umpat Althaf menatap Gavin kesal.

Gavin tak peduli dengan itu, lalu dia menatap Arjuna dan Levi secara bergantian.

“Apa lo liat-liat?” Levi berkacak pinggang menatap Gavin tajam.

“Ada yang baper, tapi nggak ditembak-tembak.”

Levi langsung saja mengacungkan jari tengahnya pada Gavin yang kini beralih menatap Fahmi yang sedari tadi sudah ingin keluar kelas, tapi selalu ditahan oleh Lisa.

“Ada yang baru kenal, tapi udah kayak orang pacaran.”

Fahmi mengerutkan dahinya bingung. “Gue?” Dia menunjuk dirinya sendiri.

“Iyalah, siapa lagi?” Althaf angkat bicara dengan nada sewotnya.

Gavin terkekeh, lalu beralih menatap miris Arga dan Jejes secara bergantian. “Ada yang pacaran, tapi beda keyakinan.”

“Mulut lo kayak tai,” ujar Arjuna, lalu dia berjalan keluar kelas setelah menabok bahu Gavin.

Bukannya kesal, justru Gavin malah tertawa. “Emang gue doang yang paling bener,” ujarnya sembari menepuk dadanya merasa bangga.

“Ih, aku juga orang yang paling bener tuh diantara mereka.” Renifa mengangkat sedikit dagunya, songong.

Gavin jadi menatap Renifa dengan wajah pura-pura kagetnya. “Lho, bukannya lo sama aja, ya? Udah tau punya hubungan toxic, tapi masih aja dipertahanin.”

Renifa mengerjap. “K-kok kamu tau?”

“Apa, sih, yang nggak Gavin tau?” Gavin malah bertanya balik. Althaf dan Arga yang sudah tak tahan langsung saja menarik kerah baju belakang Gavin untuk mengikuti mereka keluar kelas.

Sequoia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang