01 - ECHA'S ROOM

15K 1.1K 291
                                    

Di sebuah kamar yang didominasi berwarna biru laut terdapat seorang gadis yang tak lain adalah Alvia Decha Arzukna, tengah tertidur pulas menikmati hari minggu paginya, tapi terlihat sedikit terganggu dengan suara bising dari arah luar kamarnya yang berasal dari suara keempat sahabatnya.

Karena terlalu malas membuka mata, Echa tak menghiraukan itu dan tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dengan diiringi suara yang memanggil nama dirinya.

“Echa.”

Itu suara panggilan yang keluar dari mulut salah satu sahabat Echa, Bastian Adi Pamungkas namanya, atau pemuda yang biasa dipanggil dengan sebutan Babas oleh Echa. Si tampan dengan mata sipit dan pipi bulatnya yang seperti mochi. Memiliki postur tubuh paling pendek dari ketiga sahabat laki-lakinya, tapi lebih unggul sepuluh senti meter tingginya dari Echa.

Si pemuda yang memiliki kebiasaan selalu menutupi wajahnya dan memukul gemas orang yang berada di sebelahnya saat sedang merasa malu. Pemuda yang memiliki eye smile. Eye smile sendiri merupakan istilah bagi orang yang memiliki mata seolah ikut tersenyum saat sang pemilik sedang tersenyum atau pun tertawa.

Pemuda bermata sipit itu tak sendirian, karena ada tiga pemuda lagi yang berdiri di sebelah kanan-kirinya.

“Cha, ayo main.”

Kalau suara ajakan itu keluar dari mulut Arqian Fathur Adhitama. Pemuda yang dipanggil Arqi, tapi Echa dan ketiga sahabat laki-lakinya memanggil dirinya dengan sebutan Iyan.

Pemuda yang memiliki suara tawa renyah. Tidak jarang suara tawa pemuda yang jago masak ini menular dan membuat orang yang mendengarnya akan ikutan tertawa bersamanya.

Last but not least, jika biasanya seseorang akan terlihat menyeramkan saat marah, hal ini justru berbanding terbalik dengan sosok pemuda ini. Arqian justru malah akan terlihat lucu dan menggemaskan, ditambah dia juga akan mengeluarkan omelan yang sangat cepat seperti layaknya seorang rapper saat sedang marah.

Assalamu'alaikum, ada orang kagak?”

Lanjut, suara salam itu keluar dari mulut Rayden Erlangga Putra. Orang lain memanggil dirinya Ayden, tapi orang yang benar-benar dekat dengan pemuda bergigi kelinci ini memanggilnya dengan sebutan Deden.

Pemuda penyuka segala jenis jajanan ringan rasa keju ini memiliki sisi menggemaskan yang kerap kali membuat orang-orang gemas dibuatnya. Memiliki bermacam kebiasaan aneh tapi juga lucu, contohnya membuka sedikit mulut saat sedang menyaksikan sesuatu, memajukan bibir secara spontan, gemar mengernyitkan hidungnya saat tersenyum atau pun tertawa, dan terakhir, pemuda satu ini sering kali terlihat duduk berlutut dengan kaki yang terlipat di bawahnya.

“Ribet bener, tinggal masuk apa susahnya.”

Terakhir, suara barusan itu keluar dari mulut Ravindra Panji Adijaya. Orang lain memanggilnya Panji, tapi tidak dengan para sahabatnya yang memanggil dirinya dengan sebutan Aji.

Dia pemuda yang memiliki sifat random, suka berubah-ubah. Kadang cuek, kadang juga bisa jadi orang yang cerewet. Pemuda yang memiliki kebiasaan buruk suka mengigiti kuku. Dan juga, dia pemuda yang tak akan bisa tertidur kalau tidak ada bantal atau sesuatu untuk dipeluk. Bahkan, dia menggunakan tiga bantal saat tidur, satu untuk di kepala, satu di kaki, dan satu lagi untuk dia peluk.

Mereka berempat merupakan sahabat Echa dari sejak bayi. Rumah mereka satu komplek, mereka bertetanggaan, selalu bersama-sama, dan juga didukung oleh fakta orang tua mereka yang memang sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA.

“Kagak sopan kalo maen masuk aja, Ji, apalagi ini kamar cewek,” jelas Arqian dengan wajah sok seriusnya yang mendapat anggukkan setuju dari Rayden dan juga Bastian.

Sequoia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang