Echa sekarang sudah berada di kamarnya bersama Arjuna. Pemuda itu tadi tiba-tiba saja merasa ngantuk dan ingin menumpang tidur di kamarnya. Terlihatlah sekarang Arjuna tengah berbaring dengan memeluk pinggang Echa yang duduk menyandar di sandaran kasur.
“Kenapa belum tidur? Tadi bilangnya ngantuk.” Echa bertanya.
“Elus-elus dulu,” pinta Arjuna menatap Echa yang kini menunduk juga tengah menatapnya.
“Iya, nih, dielus-elus.” Echa mengelus kepala Arjuna, sesekali juga menyisir rambut tebal itu dengan jari-jari tangannya. “Merem,” lanjut gadis itu.
“Kamu cantik,” ungkap Arjuna, lalu dia mulai memejamkan matanya menikmati elusan lembut di kepalanya.
“Udah tau, makasih,” balas Echa cuek.
Tak berselang lama, bunyi dengkuran halus pun mulai terdengar yang menandakan bahwa pemuda itu sudah tertidur. Bersamaan itu juga asisten rumah tangga Echa yang baru pulang dari kampung halamannya memasuki kamar gadis itu.
“Permisi, Non Echa. Itu di bawah ada temen-temennya,” ujar bik Ningsih memberitahu.
“Eh, iya nanti Echa turun. Makasih ya, Bik. Mau minta tolong sekalian buat bikinin minuman sama cemilan.”
“Udah Bibi kasih barusan, Non.”
"Oalah, makasih sekali lagi, ya, Bik.”
“Sama-sama, Non. Kalo gitu Bibi permisi,” pamit bik Ningsih, kemudian berlalu pergi.
Echa hanya mengangguk saja. Kemudian dia turun dari atas kasur dengan perlahan, takut mengganggu tidur Bubunya itu. Setelahnya dia mengambil guling dan menaruhnya di dekat Arjuna. Lalu dia berjalan keluar kamarnya menuju lantai satu yang kini pasti sudah ramai oleh rombongan sahabatnya.
Saat Echa sudah sampai di lantai bawah, atau lebih tepatnya di ruang keluarga. Echa melihat sudah ada Althaf, Arga, Fadhil, Gavin, Renifa, Lisa, Levi, Jejes, dan Fahmi di sana.
“Halo, everyone!” sapa Echa antusias.
“HALOHA!” sapa balik Renifa berteriak dengan suara cemprengnya.
Lisa yang sedang memangku cemilan, langsung menabok lengan Nifa. “Nggak usah teriak juga, dongo.”
Renifa mengapit kepala Lisa di ketiaknya, lalu menjitak kepala itu pelan. “Terserah akulah,” balasnya.
“Lepas, ketek lo bau,” ujar Lisa memberontak.
“Dih, wangi gini dibilang bau.”
“Bau minyak telon, gue nggak suka.”
"Anjir, lo masih pake minyak telon, Pa?” Gavin bertanya seraya tertawa geli.
“Iya, kenapa? Nggak suka, hah?” Renifa nyolot.
Gavin mengedipkan mata jahil. “Suka, suka banget malah.” Renifa diam tak menjawab, dia hanya melototi Gavin kesal.
“By, Iky sama Rendy mana?” tanya Echa saat dia mengambil tempat duduk di sebelah Fahmi.
“Mereka nggak mau ikut.”
“Nggak mau ikut apa emang gak lo ajak?”
Fahmi cengengesan menatap Echa. “Nggak gue ajak,” balasnya jujur dengan wajah tanpa dosa.
Echa mendengkus. “Jahat banget, sahabat sendiri nggak diajak.”
“Al, Arjun nggak ikut?” tanya Levi tiba-tiba.
“Cie, ngapa lo nanya-nanya?” Fadhil memicingkan mata curiga.
“Nanya doang, heboh bener,” balas Levi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequoia ✔
Teenfikceೃ⁀➷ ••• Menceritakan kehidupan seorang gadis yang bernama Alvia Decha Arzukna. Gadis yang biasanya dipanggil Echa oleh orang terdekatnya. Dia gadis cantik kelebihan imut, manja, terkadang polos sedikit bego, berpipi tembam menggemaskan, tapi juga b...