35 - BUBU & BABE

3K 322 70
                                    

“Heh, jangan tidur,” tegur Echa menepuk pelan punggung Arjuna saat tak mendengar suara apapun lagi dari pemuda itu.

“Aku nggak tidur.”

Echa memutar bola matanya malas. “Masuk aja, ayo. Dingin cuacanya, kayaknya mau ujan,” ajaknya.

“Nggak mau, masih mau peluk,” tolak Arjuna lirih, semakin mengeratkan pelukannya.

“Di dalem aja. Tuhkan ujan beneran,” ujar Echa saat rintik hujan mulai turun dengan perlahan membasahi rumput hijau di halaman rumahnya.

Arjuna mau tak mau menurut, dia melepas pelukan itu dengan rasa tak rela. Echa yang melihat wajah memelas pemuda itu jadi tertawa geli.

“Ayo.”

Arjuna mengangguk, dia berjalan mengekor di belakang Echa.

Saat sudah masuk ke dalam rumah, mereka berdua melihat Ravindra, Arqian, Rayden, dan Bastian yang sudah tiduran di ambal yang ada di ruang keluarga.

Echa duduk di sofa dan Arjuna juga duduk di sebelahnya. Gadis itu menatap keempat sahabatnya yang sedang bermain game online, tidak menatapnya sama sekali.

“Ngambek?” Echa bertanya sembari mengambil remot, dan mulai menyalakan televisi.

“Nggak,” balas mereka yang kebetulan bersamaan, tanpa mengalihkan pandangan.

“Oh. Bonyok gue ke mana?” Tangan Echa kembali bergerak mengambil cemilan yang ada di atas meja.

“Kamar.” Ini Ravindra yang menyahut.

Echa tiba-tiba saja merasakan bahu sebelah kanannya terasa berat, dia menoleh ke samping dan mendapatkan Arjuna yang menyandar di bahu kanannya dengan mata dan tangan yang kini sudah fokus bermain handphone.

Echa sama sekali tak keberatan akan hal itu. “Mau?” tanyanya menawarkan cemilan yang akan dia makan, Chitato.

Arjuna mengangguk dengan mulut terbuka, bermaksud untuk minta disuapi oleh Echa.

Echa berdecak kesal, tapi tak urung juga dia menyuapi Arjuna. “Manja, biasanya juga dingin kayak es batu,” cibir gadis itu.

“Aku manjanya juga sama kamu doang,” balas Arjuna tak terima.

Arjuna
Gue g ke mrkas, hujan.

Itulah chat yang Arjuna kirimkan ke Althaf, bermaksud izin tak bisa bermalam di markas karena hujan yang kini semakin deras.

“Tadinya mau ke markas?” tanya Echa saat melihat apa yang Arjuna ketik.

Arjuna hanya mengangguk.

“Kenapa nggak langsung ke markas aja? Kenapa langsung ke sini? Ke rumah guekan bisa kapan aja.”

Arjuna berdecak. “Ke markas juga bisa kapan aja, aku ke sini karena kangen sama kamu.”

Mereka berdua tak sadar bahwa sedari tadi diperhatikan secara diam-diam oleh Ravindra, Arqian, Rayden, dan Bastian.

“Iki ki sini kirini kingin simi kimi, halah tai,” cibir Bastian pelan.

* * *

Malam semakin larut ditambah hujan yang turun dengan derasnya itu membuat siapa saja jadi mengantuk dan ingin rasanya tertidur.

Buktinya saja Ravindra, Arqian, Rayden, dan Bastian yang kini sudah tertidur di ambal itu, tanpa bantal dan selimut yang membuat mereka jadi merasa kedinginan.

Sequoia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang