36 - JOGGING

3K 310 146
                                    

Arjuna menatap Echa sekilas yang kini sudah terlelap dalam tidurnya.

Suara nada dering yang berasal dari handphone miliknya tiba-tiba berbunyi seketika mengganggu ketenangan dan tertera nama Arga di sana, lalu dia segera menggeser ikon berwarna hijau ke samping.

Assalamu'alaikum.

Sebelum membuka suara, Arjuna menghela nafas terlebih dahulu. “Wa'alaikumussalam, kenapa?” tanyanya to the point.

Lo di mana?Ini yang bertanya masih suara Arga.

“Di rumah.” Arjuna benar bukan? Dia sekarang berada di rumah, di rumah Echa maksudnya.

Di rumah Alvia?”

Arjuna berdehem menanggapinya.

Lo ngapain, anjir? Sampe nggak pulang, terus kenapa tiba-tiba ke rumah dia?” Arga greget sendiri.

“Main.”

Terdengar suara grasak-grusuk di seberang sana. Main apaan gue tanya sampe jam segini? Lo jangan bikin kita-kita jadi nethink ya, Jun.” Ini Fadhil yang mengambil alih handphone Arga.

“Buru angkat vc gue, ngab.”

Arjuna berdecak kesal, tapi tetap dia mengangkat video call dari Arga itu. Dan saat sudah diangkat, bukannya memperlihatkan wajah Arga, justru malah wajah Gavin yang muncul di layar itu.

“Parah lo, mah, Bang. Liat noh, dia galau gara-gara lo ke rumah Piaku, heh.” Gavin mengarahkan kamera belakang pada Althaf yang duduk tidak jauh darinya sedang melamun.

“Terus?” sahut Arjuna malas.

Y-ya, terus? Lo pernah mikir nggak? Lo tuh, heh, LO MIKIRLAH, ANYING. KALO LO PUNYA HUBUNGAN SAMA PIAKU LANGSUNG TUDEP AJA BIAR BOS NGGAK DALEM-DALEM BANGET SUKA SAMA PIAKU. IH, GREGET, KESEL BANGET.” Gavin berteriak yang membuat Arjuna refleks menjauhkan handphone itu dari telinganya.

Saat mengalihkan pandangan, netra Arjuna tak sengaja melihat Echa yang hampir terjatuh dari sofa kalau saja dia tidak segera menghampiri dan menahan badan gadis itu. Bahkan handphone-nya saja dia lemparkan asal ke atas meja dengan panggilan video yang masih terhubung ke handphone Arga di seberang sana.

Halo? Bang? Lo nggak jadi budekkan gue teriakkin tadi? Sorry, gue kelepasan.”

Lah, ngapa jadi item?

“Bang Jun? Wait, masih nyambung, orangnya ke mana?”

Arjuna yang saat ini duduk berlutut di lantai sedang membenarkan posisi tidur Echa tiba-tiba merasakan kalau ada suara orang yang berjalan dan saat dia melihat ke belakang, dia menemukan Alena yang kini jadi menghampirinya. “Kok belum tidur, sayang?” Alena sebenarnya akan pergi ke dapur untuk mengambil air minum karena air persiapan dirinya di kamar sudah habis, dan mau tak mau dia harus mengambilnya lagi di dapur.

“Belum ngantuk, Ma,” balas Arjuna sembari tangannya membenarkan selimut Echa yang hampir terjatuh.

“Tidur sana, Bang. Udah hampir jam satu, mau jadi kelelawar kamu?”

Arjuna jadi tertawa pelan. “Mau jadi menantu Mama aja, boleh?” Tangan Arjuna bergerak mengambil handphone-nya di atas meja, dan langsung saja dia matikan panggilan video itu.

Dia takut kalau nanti para sahabatnya akan mendengar percakapan antara dirinya dan Alena, tapi sayangnya Fadhil dan Gavin sudah terlebih dulu mendengarnya.

Sequoia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang