34 - LIVE STREAMING

2.9K 315 85
                                    

Sekarang Echa dan keempat sahabatnya sudah duduk bersantai sembari memakan cemilan di Gazebo samping rumahnya.

“Pinjem, Yan,” kata Ravindra pada Arqian yang kini sedang memainkan gitarnya.

Arqian jadi menoleh menatap pemuda yang barusan memanggilnya dengan menaikkan alis tak paham.

“Pinjem gitar, Arqian.” Ravindra tampak berdecak kesal dan langsung merebut gitar itu secara paksa.

Annyeong, yeorobun, kangen aku nggak?” Pertanyaan itu terlontar dari mulut Bastian yang sekarang sedang mengadakan siaran langsung di aplikasi Instagram untuk menyapa para followers-nya.

“Nggak,” sahut Rayden tanpa mengalihkan pandangan dari layar handphone-nya sendiri.

“Nyaut aja lo,” cibir Bastian menatap Rayden sekilas, lalu kembali fokus pada handphone-nya. Dia terus menjawab apa yang para followers-nya itu tanyakan.

Lagi ngumpul ya, Kak? gumam Bastian, lalu dia mengangguk. “Iya nih, lagi malem mingguan bareng doi.” Kemudian sepasang netranya melirik sekilas apa yang saat ini Echa lakukan.

* * *

Sedangkan diwaktu yang sama, tapi di tempat yang berbeda, ada segerombolan anak geng Warrior yang kini tengah berkumpul seperti biasa. Ada yang bermain catur, main billiard, fokus handphone, main game online, nge-ghibah, buka sosmed, dan masih banyak lagi yang mereka lakukan lainnya.


bastianpamungkas_ memulai siaran langsung.

Notifikasi itu muncul di layar handphone Gavin yang kini sedang membuka aplikasi Instagram.

“Bastian teh saha?” gumam Gavin pelan sembari mengingat dan mulai bergabung dalam siaran langsung itu untuk mencari jawaban.

Lah, temennya Pia,lanjutnya dalam hati.

“Ada Pia juga.” Pemuda itu tampak antusias saat dia melihat bahwa ada Echa juga di sana.

“Pia Alvia? Mana?” tanya Fadhil yang sekarang sudah duduk merapat di dekat Gavin.

“Liat dong.” Fadhil merebut handphone Gavin.

“Apa, sih, ah?” Gavin jadi kesal sendiri. “Siniin hp gue.” Dia mencoba merebut handphone-nya kembali.

“Nggak.” Fadhil menghindari Gavin. Kini dia pindah duduk di sebelah Althaf yang tengah bermain game online.

“Ih, balikin hp gue.” Gavin mencoba untuk mengambil handphone-nya dari tangan Fadhil, tapi pemuda itu selalu saja menghindarinya.

“Nggak usah berisik, bisa?” sentak Althaf, namun tak dihiraukan oleh kedua pemuda yang masih asik dengan dunia mereka sendiri itu.

“Balikin, gue mau lihat Pia.”

“Ya gue juga mau lihat Pia.”

“Pake hp lo sendirikan bisa.”

“Kalo gue maunya pake hp lo, gimana dong?”

Althaf yang geram karena mereka tak kunjung diam yang menyebabkan dia jadi tak fokus bermain game pun langsung merebut handphone Gavin itu.

Seketika Fadhil dan Gavin terdiam, spontan menatap Althaf yang kini sudah menatap mereka berdua tajam.

“Apa yang lo berdua rebutin, hah?” Althaf melihat isi handphone Gavin yang menampilkan wajah Echa dan sahabat gadis itu yang sekarang tengah bernyanyi bersama.

Sequoia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang