Ini sudah memasuki hari ketiga gadis bermata kucing itu kritis. Selama itu pula tak satupun keluarganya yang berniat meninggalkan rumah sakit. Hyunbin, Yejin, Jisoo, Rose serta kakek neneknya. Mereka masih setia berada disana.
Bahkan membersihkan tubuh pun mereka lakukan disana. Selama tiga hari ini tak pernah sekalipun mereka tidur dengan nyenyak, dikarenakan kondisi Jennie yang masih sama saja, tidak ada kemajuan.
Dari mereka berenam hanya Rose, yang belum melihat keadaan Jennie. Alasanya karena dia belum siap melihat keadaan kakak keduanya yang mengenaskan.
Tetapi hari ini ia telah memutuskan untuk melihat kondisi kakaknya, walaupun gadis berambut blonde itu masih belum yakin dengan keputusannya.
"Khamsahamnida"
gadis blonde itu membungkuk sedikit. Setelah perawat Membantunya memasang baju pengunjung ruang ICU. Ia terpaksa dibantu oleh perawat karena tangannya yang gemetaran.
Rose mulai melangkah menuju ruangan dimana kakak keduanya berada. Kakinya terasa begitu berat, seperti ada yang menahannya untuk tidak melihat kakaknya.
Satu langkah memasuki ruangan Jennie, hal pertama yang mendominasi diruangan itu adalah udara yang begitu dingin, rose bertanya-tanya apakah kakaknya itu tak kedinginan?
Memasuki ruangan itu lebih dalam, tak hanya udara dingin yang gadis berambut blonde itu rasakan. Namun juga rasa sesak karena ruangan itu hanya dipenuhi dengan suara napas berat kakaknya dan juga suara alat-alat medis yang begitu menakutkan.
Rose hampir saja terjatuh ke lantai ketika matanya sudah melihat dengan sangat jelas bagaimana keadaan kakaknya saat ini. Rose mulai meneteskan air matanya, Menangis adalah satu-satunya hal yang dia lakukan.
"Ya tuhan" rose mulai terisak ketika sudah menggenggam tangan kakaknya yang
pucat.Mengusap air matanya kasar. Gadis blonde itu mulai mendekatkan wajahnya tepat di telinga Jennie.
"Unnie, chaeyoung datang" sapa rose lirih. Ia sangat berharap kakaknya ini bangun karena mendengar suaranya.Namun setelah beberapa detik, kakaknya itu tetap diam. Hanya terdengar suara tarikan nafas berat kakaknya yang terdengar begitu menyakitkan.
"Bangunlah unnie. apa yang kita harapkan selama ini telah terkabul, Appa sudah berubah unnie, itu semua berkat perkataan unnie.. Maka dari itu....." Rose menghentikan ucapannya ketika suara tangis mendesak ingin keluar.
"Maka dari itu bangunlah unnie"
Rose menjauhkan wajahnya dari telinga Jennie. Tangisnya benar-benar sulit untuk dikendalikannya. Gadis berambut blonde itu menundukkan tubuhnya dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
Dalam hidupnya tak pernah sekalipun rose membayangkan keluarganya maupun dirinya akan berada di dalam ruangan yang sangat menakutkan ini.
...........
"Jisoo-ya bagaimana keadaan Jennie?" Tanya yeoja yang baru saja sampai
didepan ruang ICU Jennie berada.Jisoo menoleh kaget pada sumber
suara itu, pasalnya gadis yang berdiri dihadapannya ini, tak seharusnya disini, karena setahunya, sepupunya ini sedang berlibur diluar negri sehari sebelum Jennie kecelakaan."Kau... kenapa disini?" Pertanyaan Jisoo membuat yeoja itu mengerutkan keningnya binggung.
"Apa aku tidak boleh berada disini?" Tanyanya menatap Jisoo
Dia tak mengerti mengapa Jisoo bertanya seperti itu padanya. tentu saja dia kesini untuk melihat bagaimana kondisi Jennie.
"Aniya.. bukan itu maksudku rene-ah, aku hanya kaget saja melihatmu disini, karena setahuku, kau sedang berlibur di Swiss" Jelas Jisoo. Yeoja itupun mendudukkan dirinya disamping Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...