05. Disaster

9.7K 978 26
                                    


Pukul 19:45 KST.

Mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu berhenti sempurna di halaman mansion Choi. Gadis berambut blonde tampak keluar dari dalam mobil bersama kakaknya.

Ayah dan ibu mereka telah kembali ke rumah sakit mengantikan mereka menjaga gadis bermata kucing.

Gadis dengan Surai blonde itu sebenarnya tak mau pulang ke mansion, karena dia tak mau meninggalkan kakak keduanya. Tapi karena dipaksa oleh keluarganya, akhirnya gadis itu mau pulang dan disinilah dia sekarang bersama kakaknya.

"Chaeng_"Jisoo menghentikan ucapannya ketika adiknya itu lebih dulu memasuki mansion, meninggalkannya yang kini masih berada di halaman.

Gadis berambut hitam itu menghela nafas kasar. Lalu kembali berjalan masuk ke dalam mansion, dan langsung disambut oleh beberapa maid yang membungkuk padanya.
Gadis berambut hitam itu hanya membalas mereka dengan tersenyum tipis. kemudian berjalan menuju dapur untuk menyuruh maid membuatkan makanan untuknya dan juga adiknya.

Karena mansion itu begitu besar dan luas. gadis berambut hitam itu membutuhkan beberapa menit untuk sampai. Tiba di dapur Hal pertama yang di lihatnya adalah seorang wanita berumur yang tengah sibuk dengan peralatan di dapur.

"Bibi Ahn" panggil Jisoo, yang membuat wanita paruh baya itu membalikkan tubuhnya.

"Nona Jisoo?" ucapnya kaget lalu sedikit membungkuk pada anak sulung majikannya.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya bibi Ahn menatap jisoo.

Wanita paruh baya itu merasa iba, karena anak majikannya, yang terlihat begitu lelah dengan kantung matanya yang terlihat sangat jelas.

"Bibi sedang apa?" Tanya Jisoo

"Ini nona, saya sedang membuatkan makanan untuk nona dan juga nona
Rose, atas perintah Tuan" beritahu bibi Ahn yang membuat Jisoo terdiam.

Hati kecilnya tersenyum melihat begitu banyaknya perubahan ayahnya. Inilah yang diinginkannya sejak dulu, mereka diperhatikan oleh ayahnya. Jisoo benar-benar sangat senang melihat ayahnya yang sekarang. Ayahnya yang lebih mementingkan keluarganya dibandingkan pekerjaannya.

Gadis berambut hitam itu berharap, Jennie akan segera sadar dari komanya dan melihat bagaimana perubahan ayahnya. Air matanya mulai menetes ketika mengingat keadaan adiknya yang sedikitpun belum menunjukan tanda-tanda akan segera sadar.

"Nona, Gwenchana?" Tanya bibi Ahn
khawatir.

Jisoo tersentak lantas langsung mengusap kasar air matanya, kemudian mengangguk dan tersenyum kepada bibi Ahn yang juga tersenyum lirih.

"Hm.. Nona kami juga telah menyiapkan air hangat, untuk nona mandi dan juga nona rose" beritahu bibi Ahn yang membuat Jisoo kembali mengangguk.

"Bibi Ahn lanjut saja memasaknya. aku akan ke kamar dulu, membersihkan tubuh" ucap Jisoo berlalu pergi dari dapur meninggalkan bibi Ahn yang menatapnya lirih.

..........

"Unnie, bagaimana ini?" Tanya gadis bermata sipit pada kakaknya.

"Mana ku tau! ini semua salahmu karena tidak melihat bensinya dulu, sebelum pulang!" ucap irene dengan nada tingginya, Rasanya dia benar-benar ingin menerkam adiknya saat ini juga.

Saat ini mereka berada di jalanan yang begitu sepi, mobil mewah gadis bermata sipit itu terhenti mendadak karena bahan bakarnya habis.

"Unnie tenanglah, sekarang ini bukan waktunya untuk marah-marah" ucap seulgi santai yang malah membuat Irene semakin emosi.

Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang