Di koridor itu semuanya masih berdiri mematung dengan nafas mereka yang tertahan. Tak pernah sekalipun menyangka bahwa Seoojin akan sejauh ini hingga membuat gadis malang itu tergeletak tak sadarkan diri dilantai.
Semua pasang mata itu kini tertuju kepada Rosé yang perlahan melangkah tertatih kearah gadis berponi. Dia menahan isak tangisannya. Memandangi Lisa yang berada di lantai sana.
Sementara itu, disana Seoojin terlihat mematung tak percaya akan apa yang telah dilakukannya. Bahkan gadis itu melangkah mundur dengan tubuhnya yang bergetar berharap semua itu bukanlah sebabnya.
Di saat yang sama, kini seorang gadis bergerak membangunkannya. Namun hanya keheningan yang ada. Sama sekali tak mendapat respon apapun darinya.
Sehingga karena itu tubuhnya bergetar. Dia menopang kepala gadis itu dan terus berupaya membangunkannya pelan.
"Y-ya ada apa denganmu? B-bangunlah."Dia bahkan melupakan rasa sakit pada tubuhnya karena gadis itu. Dia tak menyangka semuanya berakhir seperti itu. Tetapi dalam hitungan detik, dia menegang seketika ketika merasakan kepala gadis itu basah.
Perlahan, dengan dadanya yang berpacu lebih cepat itu dia mengangkat tangannya. Dan,
Deg~
Sama sepertinya semuanya membeku ditempat mereka. Tak sedikit menutup mulut melihatnya. Gadis berponi itu terdiam tak bergeming. Darah hampir menutupi seluruh telapak tangannya. Dia menggeleng pelan. Berharap semua itu hanyalah ilusi semata. Namun justru itulah kebenarannya.
"T-tidak. Bukalah matamu." Dia kembali membangunkan gadis itu dengan tubuhnya yang semakin bergetar.
Dia tak pernah menginginkan ini. Apalagi itu terjadi karena gadis itu menolongnya. Namun tetap saja gadis itu hanya diam tak sedikitpun meresponnya.
"Aku bilang bangun sialan!" Lisa mulai kehilangan kendalinya. Berteriak dan menepuk pelan pipi kanan, Wendy.
Sedangkan disana, Sana dan Jihyo tak sedikitpun bergerak dari tempat mereka. Tak pernah menduga semua itu terjadi setelah bagaimana Wendy berlari dan melindungi gadis berponi dari Seoojin. Sehingga sekarang dialah yang menanggungnya.
"Kau tuli? Buka matamu bodoh. Mengapa kau melakukan ini, huh? Mengapa kau melindungiku? Bangunlah sialan!"
Menyaksikan Lisa, Rosé tak lagi bisa menahan tangisannya. Bergerak ingin mengusap bahu Lisa untuk menenangkannya, namun adiknya itu justru menepis kasar tangannya dan mulai berdiri.
Gadis berponi itu berjalan cepat kearah Seoojin yang tersandar pada didinding disana. Lisa langsung memegangi kuat kerahnya. Amarah itu kini menguasainya.
"Lihatlah apa yang terjadi karena perbuatanmu!"
Lisa berteriak dengan amarah yang begitu besar dimatanya. Sekarang tak ada yang tau apa yang mungkin gadis berponi itu lakukan pada Seoojin setelah perbuatan gilanya.
Seoojin memejamkan matanya. Dia juga tak percaya akan apa yang terjadi akibat perbuatannya. Awalnya ya, dia memang ingin memukuli Lisa. Tapi tujuannya bukan kepalanya namun justru seseorang itu datang melindungi Lisa dan berakhir tongkat bisbol itu menghantam kuat kepalanya.
"Itu bukan salahku." Ujarnya ikut membalas tatapan tajam Lisa.
Meskipun begitu, Seoojin sebenarnya begitu takut. Karena itu dia berusaha mengelak dan menutupi bagaimana ketakutannya saat ini. Lagipula, dia tak salah bukan? menurutnya gadis itulah yang salah karena masuk diantara perselisihan mereka.
"Mwo?"
Lisa menatapnya tak percaya. Rahang gadis itu mengeras seketika. Seoojin benar-benar semakin mengundang amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...