"Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu. memantau kondisi beberapa pasien." ucap perawat ketika sudah sampai di depan ruang rawat Jennie.
"Ah, Nde. Khamsahamidha." gadis berponi membungkuk sedikit membuat perawat itu spontan melakukan hal yang sama. Lalu mulai melangkah pergi meningalkan gadis berponi yang menatap kepergiannya.
Lisa mengalihkan pandangannya. Dia tak langsung masuk. melainkan hanya diam menatap pintu ruang rawat, Jennie. Menghela napas kasar, gadis itu takut jika dia akan diusir oleh keluarga gadis bermata kucing.
Lisa menggeleng cepat. Berusaha mengusir pikiran negatifnya. apapun yang terjadi nanti Lisa akan siap. Yang terpenting adalah tujuan utamanya kesini. Yaitu melihat gadis bermata kucing secara langsung.
Gadis itu memberanikan diri menggeser pintu ruang rawat VVIP itu. Dan dirinya benar-benar seperti terjun ke dalam jurang saat matanya menangkap Jennie kini sedang terbaring di ranjang dengan mata terpejam dengan alat-alat medis yang terpasang pada tubuhnya. Jangan lupakan gips pada kaki kanannya dan lehernya yang dipasangkan cervical collar.
Deg~
Gadis itu spontan menegang. ketika mendengar suara pintu toilet terbuka. bersamaan dengan pria paruh baya yang keluar dari sana. Lisa menjadi gusar. apalagi pria itu sekarang menatap kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maaf, nak. Kau siapa? Mengapa masuk, ruangan ini?"
Tiba-tiba Bibir Lisa menjadi kelu. Dia bingung, harus menjawab apa. Gadis itu tahu pria yang saat ini bertanya padanya adalah ayah dari Jennie. karena wajah itu, sangat mirip dengan foto yang di lihatnya di artikel beberapa hari Lalu. dia sangat ingat nama lelaki itu adalah Choi Hyunbin.
"Kau..... temannya Jennie?" Tanya Hyunbin menebak.
Lisa mengerjab mendengar perkataan Hyunbin. Apakah ini adalah keberuntungannya? Dia tak ingin berbohong, namun itu adalah jawaban dari apa yang harus dilakukannya saat ini.
"Ah, Nde. S-Saya T-Temannya J-Jennie." setelah mengatakan itu, Lisa menunduk takut. memainkan jari jemarinya gusar. merutuki dirinya sendiri karena terlalu gugup.
Sedang Hyunbin melihat itu tersenyum. Menurutnya Lisa adalah gadis yang mengenaskan. Dia sudah berkali-kali bertemu dengan orang yang takut berhadapan dengannya. Tapi dia tidak pernah melihat orang seperti, gadis itu.
apalagi saat ini dia tak menampilkan wajah datarnya berbeda jika dengan yang lainnya. Suaranya pun menurutnya lembut saat berbicara dengannya. Jangan tanya mengapa. Karena Dia sendiri pun tak tau mengapa dia bisa bersikap lembut pada gadis berponi yang baru pertama kali bertemu dengannya.
"Namamu siapa, nak?." Tanya Hyunbin yang memang merasa penasaran dengan nama gadis berponi.
"Annyeonghaseyo. saya Lalisa Lee, tuan. anda bisa memanggil saya Lalisa." Ucap Lisa memperkenalkan dirinya seraya membungkuk berkali-kali kepada Hyunbin.
Hyunbin terkekeh pelan melihat tingkah Lisa, yang menurutnya terlalu berlebihan. Kemudian memilih melangkah mendekati Lisa yang masih menunduk takut diambang pintu.
Lisa tertegun. Gadis itu mendongak menatap Hyunbin yang saat ini mengusak rambut blonde-nya dengan senyum manis. Dan entah kenapa, itu membuat perasaannya menghangat.
"Kalau begitu, masuklah nak. kau
bisa melihatnya. Paman akan keluar sebentar. Jika sesuatu terjadi, kau
bisa menekan tombol di dekat ranjangnya." Lisa mengangguk mengerti, kemudian menyingkir dari ambang pintu memberi jalan kepada Hyunbin untuk keluar.Sebelum benar-benar pergi, Hyunbin kembali mengucak rambut Lisa masih dengan senyum manisnya. Kemudian pergi dari sana meninggalkan gadis berponi yang terdiam menatap kepergiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...